Apakah Khilafah menasionalisasi industri penting
58. Apakah
pengadopsian Ekonomi Kapitalis bukan jalan kemajuan bagi dunia Muslim?
Realitasnya pendapat ini hanyalah propaganda dari Barat. Kapitalisme
mungkin dominan di era ketika perekonomian global bernilai $60 trillion, namun
kita harus mengakui capaiannya yang lain. Perekonomian dunia mungkin
menghasilkan kekayaan fantastis dengan didorong demokrasi liberal, tapi separuh
populasi dunia tidak punya cukup makanan hari ini karena mereka berpenghasilan
kurang dari $2 per hari, 95% penduduk dunia hidup dengan kurang dari $10.
(World Bank Development Indicators 2008) Kemiskinan dunia mengalami percepatan
di dalam dominasi Kapitalisme.
Kesuksesan kapitalisme berikutnya adalah menciptakan kegagalan terbesar
kesejahteraan dalam sejarah. Sementara mayoritas orang di dunia kelimpungan
bertahan hidup dengan beberapa dollar, AS punya milyuner terbanyak, dalam
perekonomian dunia yang paling timpang. Di 2006 World Institute for
Development Economics Research PBB mengeluarkan kesimpulan sebuah
penelitian global. Sejumlah temuannya sangat mencengangkan. Dengan mengumpulkan
penelitian dari berbagai negara sekeliling dunia, penelitian itu menyimpulkan
bahwa 1% terkaya di dunia memiliki 40% kekayaan planet ini dan hanya 10%
populasi dunia memiliki 85% aset dunia. (www.iariw.org/papers/2006/davies.pdf) Richard Robbins dalam bukunya yang menang penghargaan, 'Global
Problems and the Culture of Capitalism' mengkonfirmasi hal ini ketika dia
berkata: 'Munculnya Kapitalisme mewakili sebuah budaya yang dalam banyak
aspek adalah yang paling sukses yang pernah diterapkan dalam hal mengakomodasi
banyak individu dalam kenyamanan dan kemewahan relatif dan absolut. Namun, ia
tidak sesukses itu dalam mengintegrasikan semua dalam timbangan yang sama, dan
kegagalannya ini tetap salah satu problem terbesarnya.'
Kapitalisme telah gagal dalam mendistribusikan kekayaan secara adil,
perlunya untuk terus tumbuh (pertumbuhan ekonomi perpetual) menghasilkan
'Gelembung dan Kempes' dan pasar-pasar finansial telah menciptakan kekacauan
karena berpikir jangka pendek. Ekonomi kapitalis menyebabkan keserakahan dan
eksploitasi dan Mata Uang Kertas (Fiat) menyebabkan fluktuasi harga. (Lebih
lanjut lihat 'Geopolitical myths,' Khilafah.com)
59. Adakah sektor
swasta dalam Khilafah?
Karena sebagian besar penguasa di tanah-tanah Muslim gagal menyediakan
pelayanan memadai bagi rakyat, hal ini telah memberi sektor swasta kondisi
untuk tumbuh dalam perekonomian yang punya sedikit batasan mengenai apa yang
boleh dimiliki. Ini telah mengakibatkan banyak perusahaan asing menyediakan
layanan dasar bagi rakyat dan banyak industrialis dan pebisnis yang dekat
dengan penguasa juga ikut meramaikan.
Islam tidaklah melawan kepemilikan dan sektor swasta. Namun Islam telah
mengatur beberapa komoditas tertentu sebagai kepemilikan rakyat yang tidak
dibolehkan untuk dimiliki secara pribadi. Dalam Khilafah, sektor publik
bersasaran menyediakan layanan dasar yang dibutuhkan tiap orang untuk hidup
secara pantas, seperti pendidikan dan kesehatan, sehingga tidak ada orang, kaya
maupun miskin, dibiarkan dalam kondisi kekurangan. Sektor swasta memiliki peran
penting untuk dijalankan, namun ia melengkapi sektor publik dan dibangun di
atasnya, bukan berfungsi sebagai pengganti sektor publik. Perusahaan swasta
akan didorong dan sistem zakat yang jelas dan tidak membebani diterapkan
sehingga memungkinkan bisnis tumbuh subur. (Lebih rinci rujuk "Economic
system of Islam" Hizb ut-Tahrir)
60. Apakah
Khilafah menasionalisasi industri penting?
Konsep nasionalisasi tidak ada dalam Islam. Ini adalah sebuah konsep
yang dikembangkan oleh negara-negara kapitalis ketika sifat eksploitatif
kebebasan kepemilikan terlihat jelas. Dalam rangka mengatasi hal ini sebuah
cara dikembangkan - nasionalisasi, di mana aset berpindah dari tangan swasta ke
sektor publik karena kepentingan nasional.
Dalam Islam kepemilikan kekayaan, aset dsb. telah jelas diatur. Aturan
Islam dalam perkara itu didasarkan pada kegunaan dan sifat dasarnya. Islam
menentukan semua fasilitas yang mendasar adalah milik rakyat. Islam menetapkan
fasilitas apapun yang dianggap tak terpisahkan bagi komunitas, yang tanpa itu
mereka kesulitan untuk hidup sebagai komunitas, merupakan kepemilikan rakyat.
Fasilitas seperti itu dimiliki publik dan diurus oleh negara untuk kemanfaatan
semua warga. Ini digali dari hadits Nabi Saw.
"Manusia berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput, dan api."
Hadits ini menyebutkan tiga hal namun kita bisa melakukan analogi dan
mendapatkan hukum atas semua fasilitas komunitas yang mutlak harus ada. Maka
sumber air, hutan, ladang minyak dan sejenisnya semua adalah milik rakyat
sebagaimana juga masjid, sekolah negara, rumah sakit negara, ladang batubara,
pembangkit listrik, jalan raya, sungai, laut, danau, selokan umum, teluk,
selat, bendungan dsb. Tentu Islam membolehkan kepemilikan jika perkaranya bukan
yang mendasar bagi komunitas. Solusi ini memiliki efek yang unik bagi
masyarakat, karena ia memastikan semua orang mendapatkan berbagai keperluan
dasar hidup dan bukan di tangan monopoli korporat ataupun harganya tak
terjangkau. (Lebih rinci rujuk "Economic system of Islam" Hizb
ut-Tahrir)
Apakah Khilafah
menasionalisasi industri penting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar