Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 10 Oktober 2013

Bisakah Khilafah mengatasi problem ekonomi modern

Bisakah Khilafah mengatasi problem ekonomi modern




Ekonomi

Sistem ekonomi Islam berfokus pada bagaimana mendistribusikan kekayaan bukannya pada cara bagaimana kekayaan diproduksi. Islam memandang produksi sebagai perkara sains yaitu melalui penelitian dan eksperimen maka produksi bisa ditingkatkan.

Sasaran sistem ekonomi Islam adalah memastikan kebutuhan dasar semua warga terpenuhi; Islam menjadikan sasaran ini sebagai perkara utama dalam sistem ekonomi. Sasaran ekonomi digariskan oleh Nabi Muhammad Saw.: "Anak Adam tidak punya hak lebih baik dari memiliki sebuah rumah di mana dia tinggal dan sepotong pakaian di mana dia menutupi telanjangnya dan sepotong roti dan air."

54. Apa perbedaan antara sistem ekonomi Khilafah dan sistem Kapitalis?

Dalam Kapitalisme Kebebasan kepemilikan mendorong orang mengejar aktivitas ekonomi demi kepentingan pribadi. Pasar bebas berdasarkan kebebasan kepemilikan menentukan produksi dan konsumsi barang dan jasa. Dalam Islam kepemilikan pribadi dan publik menentukan produksi. Harga dan upah menjadi insentif untuk produksi dan konsumsi. Redistribusi dan sirkulasi kekayaan adalah kunci untuk mengentaskan kemiskinan.

55. Bisakah Khilafah mengatasi perkara ekonomi modern yang dihadapi dunia?

Pengentasan kemiskinan, penciptaan kekayaan, pertumbuhan langgeng dan distribusi kekayaan yang adil adalah beberapa tantangan utama perekonomian global hari ini. Realitasnya adalah manusia ingin memiliki barang dalam rangka hidup - Islam menjelaskan apa yang bisa dimanfaatkan dan apa yang tidak, ketentuan demikian ini banyak yang bisa diterapkan melalui analogi dan menjadi solusi bagi realitas baru. Kepemilikan benda-benda terus berjalan dinamis, maka perlu ada transaksi dan kontrak baru, Islam menjelaskan mana yang dibolehkan untuk meningkatkan kekayaan, dan cara-cara itu bisa digunakan selamanya. Inilah yang membuat Islam bisa diterapkan hari ini dan berposisi mengatasi masalah modern. (Lebih lanjut lihat "Islam in the 21st Century," Khilafah.com)

56. Apa pandangan Khilafah terhadap perkembangan teknologi dan sains modern?

Islam memandang teknologi, industri dan peralatan sebagai perkara universal yaitu adalah sesuatu yang umum bagi semua orang dan tidak berubah mengikuti keyakinan, tempat atau waktu. Islam memandang semua peralatan, teknik dan penemuan sebagai sesuatu yang bisa diadopsi karena itu bukan hasil pemikiran asing tapi hanyalah hasil kemajuan. Karena alasan ini Islam tidak hanya membolehkan pengejaran sains dan teknologi, Islam mendorong untuk itu.

Islam memandang semua material yang termasuk sains, teknologi dan industri, hanyalah studi mengenai realitas dan studi bagaimana benda bisa dimanipulasi untuk meningkatkan standar dan kondisi hidup manusia. Inilah pandangan Islam terhadap sains dan semua cabangnya.

Dalam zaman modern, teknologi memungkinkan efisiensi bagi masyarakat dan meningkatkan pola hidup. Hal ini lalu memungkinkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, yang kemudian mendorong perkembangan lebih lanjut. Kebijakan Khilafah adalah mendayagunakan dan mengintegrasikan sebanyak mungkin teknologi untuk meningkatkan kualitas kehidupan para warganya. (Lebih rinci lihat "The Quest for progress, an Islamic economic blueprint for Pakistan," Hizb ut-Tahrir Britain)

57. Bukankah kapitalisme memonopoli kemajuan?

Sebagian besar pemikir, ilmuwan dan filosof mengklaim Islam tidak punya tempat di dunia hari ini, sebuah pandangan yang dibangun atas dasar bahwa tidak ada negeri Muslim menghasilkan apapun dalam hal penelitian sains atau penemuan teknologi. Barat mengklaim bahwa kemajuan dalam sains dan teknologi terjadi di Barat ketika Barat menyingkirkan otoritas Gereja dan memisahkan agama dari kehidupan. Bagi mereka gereja menghambat perkembangan sains dan nalar karena agama dibangun berdasarkan keyakinan dan mistik, hanya dengan dihapuskannya itu semua dari ranah publik maka Barat bisa melancarkan revolusi industri dan subur dalam Sains. Hari ini bagi para liberalis, merekalah yang menemukan Sains yang kita jumpai; mereka mengklaim merekalah yang meletakkan pondasi dan menciptakan bermacam cabang.
Cerita semacam itu mengabaikan sejumlah perkembangan sejarah di luar Barat dan menunjukkan bagaimana Barat terus memandang sejarahnya sebagai sejarahnya dunia. Cerita semacam itu juga dengan seenaknya mengabaikan apa yang Barat ambil dari peradaban yang maju lebih dahulu dan khususnya dari peradaban Islam. Sejarahnya semua peradaban dikarakterisasi dengan suatu bentuk perkembangan teknologi dan sains, Barat telah mendokumentasikan kontribusi kaum Romawi pada iptek sementara dunia Islam di abad ke-8 hingga ke-10 telah menerjemahkan karya-karya iptek kaum Yunani.

Sains sejatinya adalah studi, penelitian dan eksperimen terhadap bagian yang teramati dari alam semesta. Perkembangan mobil adalah karena perkembangan mesin berbahan bakar; inilah di mana pembakaran bahan bakar dalam sebuah mesin menggerakkan piston dan bagian lain, lalu menggerakkan mobil. Hal ini dimungkinkan sejak Kerajaan Inggris yang awalnya menggunakan mesin uap lalu batubara untuk menggerakkan piston dan kemudian menghasilkan perputaran (gerakan) untuk menggerakkan mesin. Perkembangan semacam itu didasari karya Al-Jazari di abad ke-12 di mana dia menciptakan tuas berbusur, dan menciptakan garak rotor melalui penggunaan batang dan silinder. Dialah yang pertama menggunakannya sebagai mesin.

Contoh di atas dan sejumlah contoh lain menunjukkan bahwa tidak ada peradaban yang bisa mengklaim bahwa sains sejak awal ada hanya pada mereka, sebaliknya semua peradaban memiliki kontribusi atas perkara universal ini. Fakta bahwa atom dan molekul bergerak teratur mengikuti hukum alam yang bisa dimanipulasi adalah fakta yang tetap bagi seorang Muslim, Christen, atau Liberalis; ini adalah sesuatu yang universal dan tidak dipengaruhi oleh keimanan seseorang. Debat sebenarnya adalah peredaban yang mana yang membuat kontribusi signifikan pada sains dan apa sesungguhnya yang mendorong mereka untuk maju dalam iptek.

Para pemikir, ilmuwan, insinyur dan ahli dari kaum Muslim membuat kontribusi signifikan pada sains dan juga banyak bidang lain. Banyak dari kontribusi itu lalu digunakan Barat untuk membuat kontribusi lebih lanjut. Sifat dasar sains sebagai perkara universal artinya tidak satupun peradaban bisa mengklaim sebagai penemu sains melainkan semua peradaban telah mendokumentasikan kontribusi mereka sepanjang sejarah yang menjadi landasan bagi peradaban selanjutnya yang mengembangkannya. Sebelum kemunculan Islam di Timur Tengah, penduduknya tidak berkontribusi pada Sains, ketika kaum yang sama itu menerima Islam mereka membuat kontribusi yang digunakan generasi setelahnya untuk menemukan benda-benda baru yang hari ini masih kita temui. Islam bukannya menjadi penghalang sains, ia adalah pengarah yang mendorong kontribusi Muslim pada sains.
Bisakah Khilafah mengatasi problem ekonomi modern

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam