Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 12 Juli 2013

Konspirasi Global Terorisme

Konspirasi Global Terorisme




Konspirasi Global

Mereka yang mengerti akan sejarah pasti bisa melihat jelas bahwasanya pada awal abad hijriyah atau abad ke tujuh masehi, umat Islam begitu disiplin menjalankan hukum Islam yang begitu mulia. Kemuliaan yang mencakup segala lini kehidupan. Itu terjadi di saat bangsa-bangsa lain tenggelam dalam keegoisan mereka, yang hanya mementingkan keuntungan-keuntungan materi dan kesesatan belaka.

Dari sini, bangsa-bangsa lain selalu berusaha menipu dan menghancurkan umat Islam. Usaha mereka tergantung dengan keadaan. Kalau umat Islam sedang kuat dan berjaya, mereka berusaha secara samar-samar. Tapi apabila umat Islam sedang lemah, mereka melakukan usahanya ini dengan terang-terangan. Inilah lagu lama yang terajadi dalam setiap sejarah manusia.
Kaum Yahudi dan Nasrani bersekongkol melawan umat Islam. Mereka memunculkan opini-opini yang merusak.

Sementara itu, untuk memecah belah dan membuat lemah kekuatan daulah Islam, orang-orang ini membantu mendirikan berbagai aliran sesat. Mereka selalu menyulut api peperangan diantara aliran-aliran ini. Bahkan ada yang dengan terang-terangan mengumumkan perang terhadap suatu aliran. Sebenarnya, tujuan mereka hanya satu, yaitu menyelewengkan umat Islam dari disiplin menjalankan syariah dari Allah Swt. dalam semua aspek kehidupan. Persekongkolan seperti ini sangat banyak dijumpai dan bermacam bentuknya. Di antaranya seperti berikut;

1. Dari Zaid bin Aslam, ia berkata,
Syas bin Qais, seorang kakek yang sudah begitu tua, sangat kufur, begitu benci dan iri terhadap umat Islam melewati sekelompok sahabat Rasul Saw. dari suku Aus dan Khazraj yang sedang berkumpul dan saling berbincang. Melihat rasa kasih sayang dan kebersamaan yang ada pada dua suku ini, ia menjadi tidak suka, marah serta iri hati. Ia tidak suka melihat dua suku ini dapat berdamai dalam naungan Islam setelah sebelumnya, pada masa jahiliyah, kedua suku ini saling bermusuhan. Maka ia berkata, “Keluarga bani Qailah sudah berkumpul di negeri ini. Demi tuhan, kami tidak akan setuju saat mereka mengambil keputusan bersama.” [Qailah adalah kekek dari Aus dan Khazraj. Kakek Yahudi ini sengaja menyebut dengan memakai nama kakek mereka untuk menghina]

Setelah itu, kakek ini menyuruh seorang pemuda Yahudi yang dahulu pernah bersahabat dengan mereka. Ia lalu berkata, “Datangi dan berkumpul-lah dengan mereka. Ingatkan mereka perihal hari Bu’ats dan pertentangan-pertentangan antar mereka sebelumnya. Nyanyikan lagu-lagu kebanggaan kedua suku itu.” [Buats adalah nama sebuah pertempuran yang terjadi antara suku Aus dan Khazraj. Peperangan ini terjadi setahun sebelum hijrah Nabi]

Lalu pemuda itu pergi dan melakukan segala apa yang diperintahkan kakek tersebut. Terjadilah perbincangan seru yang menjurus pada percekcokan. Kedua suku saling membanggakan kebaikan masing-masing. Sampai ada dua orang yang sudah melompat ke punggung kudanya. Dua orang ini adalah Aus bin Qaida, anak Haritsah bin Harits dari suku ‘Aus, dan seorang lagi bernama Jabbar ibn Sakhr, anak Salmah dari suku Khazraj. Keduanya saling beradu mulut. Kemudian salah satu dari mereka berkata kepada teman-temannya, “Jika kalian berkehendak, kita bisa saja mengumumkan perang besar terhadap suku ini. Maka marahlah dua suku tersebut dan berkata, “Waktunya untuk angkat senjata!”

Kabar ini pun sampai di telinga Rasul Saw. Nabi lekas mendatangi orang-orang itu bersama para sahabat muhajirin dan berkata, “Wahai umat Islam. Ingatlah Allah. Ingatlah Allah. Apakah kalian hendak menuruti ajakan jahiliyah sementara aku ada di antara kalian? Apakah kalian hendak menuruti ajakan jahiliyah setelah Allah memberi petunjuk Islam, memuliakan kalian semua dengan agama ini, memutuskan segala pertikaian di zaman jahiliah, menyelamatkan kalian dari kufur dan menumbuhkan rasa kasih sayang di antara kalian?" Mendengar ini, sadarlah mereka bahwa semua itu hanyalah hasutan setan dan tipu daya musuh. Akhirnya, mereka terharu, menangis dan saling berpelukan. Damailah suku Aus dan Khazraj. Mereka lalu meninggalkan tempat itu bersama-sama Rasul Saw. dengan penuh taat.

Allah telah mematikan tipu daya musuh-Nya, Syas bin Qais. Kelakuan Syas bin Qais inilah yang menyebabkan turunnya ayat berikut;
“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan. Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan". Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imraan[3]:98-99)

Adapun mengenai sikap Aus bin Qaidi dan Jabbar bin Sakhr beserta orang-orang yang terhasut oleh Syas bin Qais, turunlah ayat berikut ini;
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. Bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu. Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (QS. Ali Imraan[3]:100-105) [Cerita ini terdapat dalam Sirah Ibnu Hisyam 1/555. Juga dalam  Tafsir at Thabari mengenai ayat 100-105 surat Ali Imraan]

Begitulah. Orang Yahudi merasa jengkel dan iri hati melihat keakraban umat Islam, bersatu dengan ukhuwah Islam, bersatu dengan ideologi Islam (akidah dan syariah Islam) semata. Mereka lalu bersekongkol untuk menanam benih perpecahan dengan paham kufur tribalisme/sukuisme (termasuk kebangsaan/nasionalisme). Makar mereka  sudah tercipta. Tapi Rasul Saw. cukup menumbangkannya dengan mengingatkan umat Islam terhadap ikatan wajib bagi umat yaitu ideologi Islam serta melarang ikatan-ikatan lain.

2. Orang Yahudi memang pandai melakukan intrik. Kali ini mereka mempergunakan orang-orang munafik untuk mencapai tujuan. Di antara kelicikan mereka, ada yang bersepakat untuk pura-pura masuk Islam beberapa jam dan setelah itu murtad dan kembali memeluk agama Yahudi. Hal ini mereka lakukan untuk menimbulkan kesan bahwa sebenarnya agama Yahudi lebih baik. Maka turunlah ayat Al Quran yang mengungkap kelicikan mereka ini. Allah Swt. berfirman,
“Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu'min) kembali (kepada kekafiran). (QS. Ali Imraan[3]:72)

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Abbas berkata, "Segolongan Yahudi berkata, “Jika kamu bertemu dengan sahabat-sahabat Muhammad pada permulaan siang maka berimanlah kalian. Kemudian jika sudah pada akhir siang maka beribadahlah sesuai cara beribadah kalian dalam agama Yahudi. Siapa tahu mereka akan berkata, “Itu adalah para ahul kitab. Mereka lebih tahu dari kita.” Siapa tahu para sahabat Muhammad akan berpindah agamanya.” [Tafsir At Thabari 3/312]

Begitulah persekongkolan kaum Yahudi terhadap Islam. Dari sini tampak jelas betapa bencinya mereka terhadap Islam dan kebenaran.

3. Suatu ketika terjadilah konflik antara khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abu Sufyan yang waktu itu menjabat wali di Syam. Kaisar Romawi ingin mempengaruhi Muawiyah. Penguasa Romawi itu menggerakkan pasukannya mendekati daerah-daerah perbatasan negara Islam. Ia ingin menguasai wilayah Islam. Melihat gelagat seperti ini, Muawiyah segera menulis surat kepada kaisar tersebut yang berbunyi, “Demi tuhan, wahai orang terkutuk, jika perbuatanmu ini tidak segera kamu sudahi dan engkau kembali ke negaramu, aku dan anak pamanku akan bersepakat mengusirmu dari seluruh wilayah yang kamu kuasai dan menghimpit bumi yang dulunya menyambutmu dengan penuh hormat." Seketika takutlah kaisar Romawi mendengar ancaman ini. Ia kapok dan meminta perdamaian.

Kasus seperti ini menjelaskan betapa besarnya keinginan Romawi yang beragama Nasrani untuk merusak kekhalifahan Islam dan menguasai sumber-sumber strategisnya seperti waktu zaman jahiliyah. Hal seperti ini sangat sering terjadi ketika negara khilafah Islam sedang lemah.
Dari ketiga kasus di atas jelas bahwa
1.   Syas bin Qais melakukan intrik untuk memecah belah umat Islam.
2.   Orang Yahudi melakukan tipu daya terhadap umat Islam dengan cara pura-pura masuk Islam untuk kemudian murtad supaya umat Islam meragukan agamanya.
3.   Kaum Nasrani berusaha mencampuri urusan dalam negeri kekhalifahan Islam.

Semua ini menunjukkan bahwa permusuhan kaum Nasrani dan Yahudi terhadap Islam adalah permusuhan lama yang tak kenal lelah. Dan bahwa yang melakukan teror adalah kaum Yahudi beserta Nasrani untuk terus berbuat kerusakan di muka bumi menindas umat Islam. Lagi-lagi umat Islam yang terkena teror dari orang-orang yang tidak suka terhadap kebenaran Islam.

Konspirasi Global Terorisme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam