Bentuk Pertarungan Pemikiran
Bentuk-bentuk Benturan Peradaban
1. Pertarungan Pemikiran
(ash-shira’ ul-fikri)
Pertarungan pemikiran antara Islam dan peradaban-peradaban
kufur adalah realitas faktual. Pertarungan ini menjadi kewajiban setiap Muslim, bahkan bila kaum
kafir tidak lebih dulu menyerang kaum Muslimin. Rasulullah
SAW memulai pertarungan pemikiran di Makkah, jauh sebelum Negara Islam
ditegakkan dan setelah berakhirnya tahap dakwah secara rahasia (sirr).
Keadaan ini terus berlanjut sampai saat ini, dan akan terus berlangsung selama
Allah menghendaki. Pertarungan pemikiran merupakan hal yang sangat transparan,
sekalipun bagi beberapa orang menjadi perkara yang sulit dipahami. Namun siapa saja
yang mempelajari kitab Al Millal wa an-Nihal, akan mendapatkan informasi
tentang pergulatan antar berbagai pemikiran yang dikenal kaum Muslimin.
Sedangkan pertarungan antara peradaban Barat dan Islam
terwujud dalam berbagai bentuk, meliputi:
1.
Dominasi terhadap berbagai sarana media
massa yang diarahkan untuk kepentingan peradaban Barat.
2.
Dominasi terhadap silabus dan kurikulum
pendidikan di setiap tingkatan, yang dimaksudkan untuk menyebarluaskan
konsep-konsep Barat, menyimpangkan dan menentang berbagai konsep peradaban
Islam, serta memalsukan sejarah peradaban Islam.
3.
Mendirikan sekolah-sekolah dan berbagai
universitas di bawah kendali dan pengawasan langsung para pemuja peradaban
Barat.
4.
Mendirikan berbagai partai politik yang
menganut dan menyerukan peradaban Barat, serta mendapat perlindungan
negara-negara Barat dan antek-anteknya yang bersikap moderat.
5.
Memberikan dukungan dan sponsor kepada
orang-orang yang dianggap sebagai kalangan elit, terdidik, dan intelek, dengan
tujuan untuk mempromosikan mereka menjadi tokoh-tokoh pemikir di negeri-negeri
kaum Muslimin.
6.
Memberikan dana beasiswa pendidikan dalam
berbagai bentuk kepada orang-orang terpilih, yang dianggap cocok untuk menjadi
intelektual, agen-agen politik, atau mata-mata.
7.
Memberikan dana yang melimpah kepada
berbagai lembaga, kelompok, dan organisasi yang didirikan untuk menyebarluaskan
racun-racun pemikiran mereka.
8.
Menolak penggunaan bahasa Arab dan
membangkitkan bahasa-bahasa selain Arab, serta melontarkan agitasi-agitasi yang
bersifat nasionalistik dan patriotik.
Bahkan apa yang disebut konflik kepentingan (shira’
ul-masalih) sejatinya berawal dari perbedaan pemikiran, yang kemudian
diikuti dengan pertarungan pemikiran. Pertarungan demi berbagai kepentingan itu
bisa mengakibatkan konflik militer. Sehingga, negara-negara yang lemah – yang
tidak mampu menggalang kekuatan militer yang memadai – tidak akan berupaya
memulai suatu konflik kepentingan, kecuali sekedar memunguti sisa-sisa
pertarungan antar negara besar, seperti halnya hyena dan serigala yang hanya
dapat mengais-ngais sisa makanan singa si raja hutan.
Konflik kepentingan dapat terjadi di antara dua peradaban,
tetapi juga bisa terjadi antara dua negara atau dua bangsa yang berperadaban
sama. Ketika AS menginvasi Kawasan Teluk, mendudukinya, dan memperluas
pengaruhnya, hingga berhasil memperkokoh kedudukannya, maka tujuan utama
sesungguhnya bukanlah membebaskan Kuwait. Yang terjadi sebenarnya adalah
pertempuran demi memperebutkan ladang-ladang minyak serta menancapkan pengaruh
dan kekuatan militernya di sana. Sebagaimana pernyataan salah satu pejabat AS,
“Kami datang untuk memperbaiki kekeliruan Tuhan.” Yang dimaksud dengan “kekeliruan
Tuhan” adalah keputusan-Nya menciptakan minyak bumi yang melimpah di
kawasan Teluk, bukannya di negara-negara Barat. George Schultz dalam sebuah
acara televisi pada tanggal 16/12/1990 mengatakan, “Militer Irak harus
dihancurkan, sekalipun mereka mundur dari Kuwait.” Sedangkan Dick Cheney
berpidato di depan Kongres pada tanggal 3/12/1990, “Kita harus bisa menjamin
bahwa serangan seperti ini (invasi oleh Irak) tidak kembali berulang, sekalipun
Saddam menarik pasukannya dari Kuwait.”
Setiap orang tahu, bahwa Irak, Kuwait, dan Kawasan Teluk
lainnya merupakan kawasan yang berada dalam pengaruh Inggris pada saat invasi itu
terjadi. Jadi, sesungguhnya telah terjadi pertarungan politik dan ekonomi
antara AS dan Inggris, meski kedua negara tersebut mempunyai peradaban yang
sama, yaitu kapitalisme. Pada saat yang sama, terjadi pula pertarungan politik,
ekonomi, dan militer antara AS dengan kaum Muslimin; antara AS yang menganut
kapitalisme dengan kaum Muslimin yang meninggalkan peradabannya dan sebagian
besar konsep-konsepnya. Pertarungan AS melawan kaum Muslimin selama ini
dilakukan berdasarkan konsep peradaban mereka, yaitu menduduki negara yang
lebih lemah dan mendominasi seluruh sumberdayanya.
Konflik ini berulang kembali, pada saat AS menduduki Asia
Tengah baru-baru ini. Sementara pertarungan AS dengan Inggris dilakukan
berdasarkan konsep yang berbeda dengan konsep yang diberlakukan AS terhadap
negara-negara Arab. Pertarungan dengan Inggris perlu dilakukan, karena –
menurut konsepnya – mereka harus menjadi satu-satunya negara yang memimpin Tata
Dunia Baru dan dalam mengeruk sumberdaya negara-negara lemah. AS, sebagaimana ucapan
Bush, harus menjadi kekuatan terdepan agar tidak terjadi dua kutub kepemimpinan
di dunia. Kepemimpinan dunia, dalam pikiran mereka, haruslah tunggal; dan
pemimpin tunggal itu haruslah Amerika Serikat, sebagai pewaris kolonialisme
masa lampau, tidak boleh ada penentang dan saingan.
Salah satu contoh pertarungan antara dua peradaban adalah
pertarungan yang terjadi antara kapitalis Amerika dengan komunis Uni Soviet.
Namun demikian, pertarungan itu tidak sampai pada konflik militer, tetapi hanya
pertarungan politik, ekonomi, dan pemikiran, yang diakhiri dengan runtuhnya Uni
Soviet. Sedangkan contoh lain pertarungan antara dua negara atau dua bangsa
yang berasal dari peradaban yang sama adalah konflik antara kaum Nazi dengan
para penganut kapitalisme lainnya; suatu pertarungan antara kelompok yang
menganggap ras Jerman (Aria) sebagai ras yang paling unggul, dengan
negara-negara lain yang menentang rasialisme di kalangan penganut kapitalisme
di Eropa dan Amerika. Dengan begitu, maka pertarungan itu terjadi dalam wilayah
satu peradaban. Pertarungan yang terjadi karena ada sebagian konsep kaum Nazi
yang bertentangan dengan konsep negara-negara Sekutu.
Pertarungan pemikiran adalah
landasan dan awal mula setiap pertarungan yang terjadi antara dua orang anak
Adam di setiap penjuru permukaan bumi, hingga saat ini. Pertarungan yang akan
terus berlanjut sampai Allah menghendaki yang lain. Inilah alasan mengapa kita
mulai pembahasan ini dengan pertarungan pemikiran.
Bentuk
Pertarungan Pemikiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar