Ide Pluralisme
B. Pluralisme
Ide Pluralisme dalam ideologi Kapitalisme lahir dari
pandangan mereka terhadap masyarakat. Menurut mereka, masyarakat tersusun dari
individu-individu, dan individu-individu ini memiliki beraneka ragam keyakinan,
opini, kepentingan, asal-usul, dan kebutuhan.
Maka atas dasar itu, mereka berpandangan bahwa sudah
merupakan keharusan, bahwa dalam masyarakat akan terdapat golongan-golongan
yang berbeda-beda. Setiap golongan mempunyai tujuan dan target tersendiri, yang
harus diwakili oleh partai, gerakan, atau organisasi. Dan setiap partai,
gerakan, atau organisasi ini harus diakui eksistensinya dan diberi kesempatan
untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik. Jadi, Pluralisme dalam
pandangan Kapitalisme merupakan kebalikan dari ide kelompok tunggal atau partai
tunggal.
Namun demikian, Pluralisme ini sebenarnya adalah
kemajemukan yang harus disesuaikan sedemikian rupa dengan format sistem politik
Kapitalisme. Sehingga oleh karenanya, dalam masyarakat Kapitalis tidak ada
tempat bagi golongan yang tidak mempercayai ideologi Kapitalisme, atau kelompok
yang berjuang untuk menghancurkan sistem Kapitalisme yang ada.
Logika ini, yakni logika kemajemukan partai sesuai aqidah
tunggal atau format sistem politik tunggal, sebenarnya diakui pula
keberadaannya oleh Islam. Hanya saja, tentu hal ini bukanlah Pluralisme seperti
yang digembar-gemborkan oleh orang-orang Kapitalis.
Islam memang membenarkan kemajemukan berbagai partai dan
gerakan, selama mereka tetap mendasarkan diri pada Aqidah Islamiyah. Namun,
Islam tidak mentolerir keberadaan partai atau gerakan yang bertujuan merobohkan
sistem politik Islam. Jadi, keberadaan partai dan gerakan apapun tetap
dibenarkan selama mereka tetap berpedoman dengan pendapat-pendapat yang Islami,
yakni pendapat-pendapat yang terpancar dari Aqidah Islamiyah atau yang dibangun
di atasnya.
Tetapi sekali lagi, ini bukan berarti Islam menerima ide
Pluralisme secara mutlak, atau menerima Pluralisme dalam pengertiannya menurut
Kapitalisme seperti yang dipropagandakan oleh Amerika dan Barat pada umumnya. Sebab,
Pluralisme dalam Kapitalisme lahir dari aqidah Kapitalisme, yaitu pemisahan
agama dari kehidupan.
Berdasarkan Pluralisme sesuai pengertian ideologi
Ka-pitalisme tersebut, maka dibolehkan berdirinya partai atau gerakan yang
mengajak kepada aqidah kufur, semisal pemisahan agama dari kehidupan. Atas
dasar Pluralisme itu, dibolehkan juga adanya partai yang berdiri di atas asas
yang diharamkan Islam, seperti partai yang berasaskan Nasionalisme dan Patriotisme.
Begitu pula berdasarkan Pluralisme dibolehkan berdirinya gerakan-gerakan yang
mengajak kepada apa yang diharamkan Allah, seperti melakukan penyimpangan
seksual dan perzinaan, serta dibenarkan pula adanya kelompok-kelompok yang
membela perjudian, minuman keras, aborsi, dan kebebasan wanita. Demikian
seterusnya.
Seorang muslim tidak boleh menerima Pluralisme yang
dipropagandakan AS itu dan tidak boleh pula menerima Pluralisme secara mutlak. Sebab, menerima Pluralisme berarti
membenarkan adanya seruan-seruan kepada kekufuran dan segala sesuatu yang
diharamkan Allah.
Sungguh, Pluralisme
adalah ide yang tidak akan pernah diterima oleh seorang mu'min yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, sebab dia mengetahui -berdasarkan ilmul yaqin
(informasi dari wahyu yang bersifat qath'i)- bahwa Allah di akhirat nanti akan
mengazab semua orang yang melakukan kekufuran dan segala sesuatu yang diharamkan
Allah.
Ide Pluralisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar