Syarat Kelayakan
Menjadi Kepala Negara
SYARAT KELAYAKAN KEPALA NEGARA ISLAM:
Kepala Negara
Islam dipanggil dengan berbagai gelaran separti Khalifah Amir al-Mu’minin
dan Imam.
Para
ulama ada menentukan beberapa syarat untuk melayakkan seseorang memegang jabatan
Kepala Negara. Syarat-syarat itu ada yang disepakati oleh mereka dan ada pula
syarat yang mereka tidak sependapat. Syarat-syarat itu ialah:
1.
Kemampuan jasmani;
seseorang itu mestilah sempurna pancaindera dan selamat anggota badannya, tidak
ada sedikitpun kecacatan yang bisa menghalangi tugasnya sebagai Kepala Negara yaitu
kecacatan separti gila, buta, pekak, tuli, hilang dua tangan, dua kaki atau dua
biji kemaluan (23).
2.
Kelayakan
undang-undang sempurna yaitu ia seseorang memenuhi syarat-syarat berikut:
a.
Seseorang Islam; karena
tugas utama Kepala Negara ialah untuk melaksanakan syariat Islam. Tugas ini
hanya dapat dilakukan oleh Kepala Negara Muslim.
b.
Merdeka; yaitu dia
bukannya budak, karena budak tidak mempunyai kelayakan undang-undang.
c.
Seorang lelaki;
Ijmak ulama berpendapat bahwa jabatan khalifah hanya sah dipegang oleh lelaki.
d.
Cukup umur; yaitu
dia seorang Mukallaf yang terikat dengan kewajiban hukum syara’ (taklif),
bukannya kanak-kanak yang tidak terikat dengan kewajiban hukum syara’.
3.
Kelayakan ilmu; yaitu
kelayakan dalam bidang ilmu sampai ke tahap ijtihad … Mengikut Ibn Khaldun bahwa
khalifah ialah orang yang melaksanakan hukum Allah. Dia dapat melaksanakannya
bila dia mengetahui dan tidak mungkin dapat dilaksanakannya bagi orang yang
tidak mengetahui ... jabatan Kepala Negara memerlukan kesempurnaan dalam semua
hal (24).
4.
Adil; yaitu seorang
yang tinggi budi pekarti dan akhlaknya yang merangkumi ciri taqwa dan wara’.
Mawardi berpendapat bahwa adil di sini ialah dia seorang yang berkata benar,
diketahui amanah, bersih diri daripada perkara haram dan daripada perkara dosa,
juga bersih daripada perkara yang meragukan, sentiasa tenang dan keadaan biasa
dan dalam keadaan marah, kualitasnya dihayati dalam urusan agama dan dunia(25).
5.
Menguasai ilmu siyasah,
peperangan dan pentadbiran. Ibn Khaldun dalam memberi penjelasan dalam syarat
ini berpendapat bahwa kepala negara (Imam) hendaklah berupaya menegakkan hukum
Allah, mahir dalam peperangan, dapat memimpin di medan perang, mengetahui
tentang kekuatan dan kelemahannya, tegas dalam membuat keputusan politik. Maka
dengan ini semua dapat dia menjaga agama, berjihad menentang musuh, menegakkan
syariat Islam dan mentadbir untuk maslahat umat (26). Mawardi pula menjelaskan
syarat ini dengan kenyataan bahwa Kepala Negara (Imam) hendaklah mempunyai
pemikiran yang tajam untuk menjaga siyasah umat, pentadbiran yang menjamin
kemaslahatannya, berani, berupaya mempertahankan negara dan berjihad menentang
musuh (27).
6.
Keturunan Quraisy; Syarat
ini diterima oleh jumhur ulama. Seseorang yang dipilih untuk menjadi Kepala
Negara mestilah dari keturunan Quraisy, karena syarat ini telah disetujui oleh
sahabat dalam pemilihan Abu Bakar sebagai Khalifah di Saqifah.
… Oleh sebagian ulama ada syarat-syarat yang berbeda. Antara
syarat itu ialah syarat keturunan Quraisy. Kita mengetahui bahwa perkara ini
Allah tidak menetapkan kepada generasi tertentu dan umat tertentu. Oleh karena
itu orang yang disyaratkan untuk memimpin dan mengurus urusan umat ialah orang
yang mempunyai kekuatan dan kemampuan memimpin pada zamannya dan mereka itu
tunduk kepadanya dan bersatu dengan pengawalan dan penjagaannya (28). Syarat
kelayakan ilmu sampai ke tahap ijtihad juga diperbahaskan. Terdapat di kalangan
ulama yang berpendapat seorang Kepala Negara tidak harus mampu berijtihad
tetapi hendaklah dibantu oleh seorang
yang mempunyai kelayakan ilmu sampai ke tahap ijtihad untuk
menyelesaikan keperluan dan perlaksanaan hukum Allah (29).
Syarat Kelayakan Menjadi Kepala Negara
Dari: KONSEP NEGARA ISLAM
Oleh: Dr. Abd. Halim El Muhammady
Fakulti Undang-Undang
Universiti Kebangsaan Malaysia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar