Balasan Atas Fitnah
Terhadap Mukmin Muslim
Waspadai Fitnah
Terhadap Orang-Orang Mukmin
Tak ada perjuangan tanpa ancaman dan tantangan, bahkan
hambatan dan gangguan. Rasulullah saw., manusia yang paling baik akhlaknya,
yang paling baik tutur kata serta budi bahasanya, manusia yang senantiasa
dibimbing wahyu dalam seluruh sikap, kata, dan perbuatannya, yang menjadi
teladan seluruh umat manusia, tidak luput dari hal tersebut. Beliau yang telah
mendapatkan gelar Al Amien (Orang yang terpercaya) ini suatu ketika
mengumpulkan suku-suku dan keluarga Quraisy di bukit Shafa. Beliau berkata
kepada mereka: “Jika kalian kuberitahu, bahwa di lembah sana terdapat pasukan
berkuda hendak menyerang kalian, apakah kalian mempercayaiku?” Mereka menyahut
: ”Ya, kami belum pernah menyaksikan anda bedusta”. Beliau saw. kemudian
melanjutkan: “Sesungguhnya aku datang untuk memberi peringatan kepada kalian,
bahwa di depan kalian terdapat sisksa yang amat keras!”. Mendengar itu Abu
Lahab berteriak : “Celakalah engkau selamanya! Untuk itukah mengumpulkan
kami?”. (lihat Muhammad Al Ghazaly, Fiqhus Siirah, terj. Hal 170).
Dalam riwayat lain
dikatakan bahwa Rasulullah saw. mendatangi orang-orang di rumah-rumah dan
pasar-pasar mereka menyampaikan kalimat: “Katakanlah Lailaha-illallah nisacaya
kalian akan sukses!” Setiap kali Rasulullah saw. keluar menyampaikan dakwahnya,
Abu Lahab senantiasa mengikutinya untuk mendustakannya dan memperingatkan
orang-orang Quraisy agar tidak mengikuti ajakan Muhammad saw. Rasulullah saw.
pun mendapat gelaran-gelaran miring yang tidak sedikit, antara lain: pendusta,
penyihir, penyair, dan gila. Namun Rasulullah saw. adalah manusia unggul yang
kuat dan tahan banting.
Beliau saw. tetap teguh dan lurus dalam perjuangannya. Semua
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan tidak beliau anggap. Beliau tetap
maju ke depan memperjuangkan risalah yang beliau saw. bawa sebagai manat dari
Allah SWT. Orang-orang mukmin angkatan pertama, orang-orang dari generasi
terbaik, orang yang senantiasa mengikuti jejak langkah Rasulullah dengan ikhlas
dan penuh kesungguhan, juga mengalami hal yang sama. Bahkan orang-orang mukmin
dari kalangan rakyat biasa, yang tidak memiliki perlindungan dari keluarganya,
mendapatkan hambatan dan gangguan fisik dari orang-orang yang tidak menyukai
Islam berkembang.
Bilal, seorang budak yang masuk Islam, disiksa dengan
ditelentangkan di padang pasir di siang yang terik serta ditindih batu. Khabab
bin al Art, seorang budak muslim yang lain, ditusuk oleh tuannya dengan besi
panas yang menjadi alatnya sebagai pandai besi. Yasir dan istrinya Sumayyah,
adalah dua orang syahid pertama dalam perjuangan menegakkan kalimat tauhid:
Lailahaillallah-Muhammadurrasulullah. Namun Rasulullah saw. dan orang-orang
mukmin yang menjadi sahabat setia dalam perjuangan menegakkan kalimat Allah itu
adalah orang-orang yang pantang menyerah dalam menegakkan kebenaran. Mereka
adalah orang-orang yang sabar dan mengerti sekali hakikat dari ancaman,
tantangan, hambatan, maupun gangguan yang mereka hadapi, yakni semua itu adalah
cobaan, fitnah, ujian atas keimanan.
Allah SWT mengajarkan kepada mereka hal itu dalam firman-Nya, artinya:
“Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS. Al Ankabut 2-3). Ayat ini
memberikan ajaran kepada orang-orang mukmin bahwa pernyataan keimanan mereka,
akan diuji keasliannya. Apakah seorang mukmin tetap istiqamah dengan
keimanannya manakala bahaya mengancam di depan mata, bahkan bahaya itu telah
menyakitinya, bahkan merenggut nyawanya? Dalam ayat lain Allah SWT juga
memberikan dorongan keberanian yang didasari keyakinan kepada orang-orang
mukmin dengan jaminan bahwa Allah SWT adalah penolong dan menjadi wali bagi
orang-orang mukmin terahadap berbagai fitnah yang dilancarkan oleh orang-orang
kafir kepada orang-orang mukmin.
Allah SWT berfirman, artinya:
“Kamilah
Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu
memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang
kamu minta.” (QS. Fushshilat 31).
Bahkan Allah SWT memberitahukan kepada orang-orang mukmin
bahwa orang-orang yang memfitnahi mereka akan dibalas oleh-Nya. Allah SWT
berfirman, artinya:
”Sesungguhnya
orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mu'min laki-laki
dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam
dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (QS. Al Buruj 10).
Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa fitnah yang dilakukan
oleh orang-orang dalam ayat 10 Surat Al Buruuj itu adalah melakukan tindakan
penyiksaan terhadap orang-orang mukmin dengan membakar mereka. Lalu mereka akan
diancam oleh Allah SWT akan dibakar di Neraka Jahannam jika tidak bertobat dan
kembali kepada ajaran Allah SWT, dinul Islam, dan mereka juga akan disiksa
dengan siksa bakar lantaran tindakan mereka membakar orang-orang mukmin.
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan bahwa orang-orang
yang memfitnah tersebut, apabila tidak bertobat dan menghentikan tindakan
penyiksaannya serta tidak menyesal atas fitnah yang pernah mereka timpakan atas
orang-orang mukmin di masa lalu, maka mereka bakal ditimpa siksa yang membakar.
Imam Ibnu Katsiir menyatakan bahwa siksa itu akan diberikan oleh Allah SWT
sejenis dan setimpal dari tindakan penyiksaan yang mereka lakukan. Sedangkan
Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya menyatakan bahwa mereka di dunia pun akan
disiksa oleh Allah SWT dikarenakan mereka telah membakar orang-orang mukmin
dengan api. Sedangkan adzab al hariq maksudnya adalah adzab di akhirat, yakni
adzab yang merupakan tambahan dari adzab atas kekufuran mereka adalah adzab
lantaran mereka membakar orang-orang mukmin. ... Wallahua’lam!
Oleh karena itu, keberanian dan keyakinan sudah pantas berada
di dalam diri seorang mukmin, pejuang kebenaran, pelanjut pembawa Risalah Islam
yang rahmatan lil alamin. Cap teroris atau fitnah bahwa para pengemban dakwah
melakukan tindakan kekerasan adalah fitnah yang harus dihadapi dengan sikap tenang
dan penuh keberanian. Tegas kita menolak cara-cara kekerasan dalam berjuang
menegakkan Islam di muka bumi ini.
Dengan Islam kita hendak mengubah pikiran dan keyakinan orang
yang sudah terlanjur terkungkung oleh lumpur sekularisme dan jahiliyah modern
ini. Mengubah pikiran dan keyakinan tidaklah dengan senjata dan cara-cara
kekerasan. Tapi mengubah pemikiran dan keyakinan itu hanyalah dengan cara
berdiskusi, adu argumentasi, bahkan mungkin berdebat untuk menyibak kepalsuan
dari sebuah kebatilan dan sekaligus menampilkan kebenaran Islam secara nyata.
Akhirnya, penting kita sadari bahwa orang-orang mukmin yang
sudah lurus dalam menempuh jalan yang dicontohkan Rasulullah saw. dalam
menegakkan Islam tidak bebas dari menghadapi fitnah. Itu wajar, sesuai sunnah
Rasulullah saw. dan para pejuang kebenaran sebelum beliau saw. Namun yang lebih
penting lagi kita sadari, perlunya mewaspadai datangnya fitnah dari segala
penjuru serta aneka ragam fitnah
dalam berbagai bentuknya, yang tujuannya hanyalah menggagalkan perjuangan
orang-orang mukmin menegakkan kebenaran Islam.
Wallahu khairun haafizha wahuwa Arhamur Raahimin!
Balasan Atas Fitnah Terhadap Mukmin Muslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar