Sebagian orang masih
meyakini dan memilih Republik sebagai jalan perubahan, masih dipercaya mampu
menyejahterakan rakyat. Itu karena mereka memahami republik hanya sebagai alat
untuk mewujudkan suatu perubahan.
Namun faktanya,
republik tidak bisa dijadikan jalan untuk perubahan. Republik telah
berkali-kali membohongi rakyat dengan janji kesejahteraan. Semua partai dan
calon presiden dalam kampanye mereka selalu menjanjikan kesejahteraan jika
mereka terpilih nanti. Namun, begitu mereka duduk menjadi penguasa,
kesejahteraan tidak bisa mereka realisasikan. Bahkan kebijakan mereka justru
menyebabkan rakyat semakin menderita.
Saat ini banyak negeri
Muslim yang menerapkan sistem politik republik. Salah satunya adalah Indonesia.
Yang menjadi pertanyaan, mungkinkah republik
sebagai jalan perjuangan umat Islam untuk menuju terwujudnya Syariah Islam?
Pertama, republik
memiliki bahaya ideologis. Sistem ini bukan berasal dari Islam,
melainkan merupakan standar format politik dalam Kapitalisme. Prinsip
terpenting dalam republik ialah ketetapannya bahwa pihak yang berhak membuat
hukum adalah manusia itu sendiri, bukan Al Khaliq. Menurut Islam, jelas
tindakan tersebut bertentangan
dengan akidah Islam. Itu adalah sebuah pengingkaran terhadap kewajiban
kaum muslimin untuk mengikuti Syariat Allah.
Kedua, republik
menciptakan distorsi ideologi. Dalam sistem ini, hampir pasti para
aktivis republik akan dihinggapi oleh sikap pragmatisme. Suatu hal yang tidak
bisa dielak karena terjadi kompromi, baik oleh partai politik sekuler ataupun
rezim zhalim. Dengan demikian, ide ini akan tetap saling berbenturan dengan
Islam, dan juga idealisme para aktivis pun hanya akan menjadi angan-angan saja.
Ketiga, republik
hanya menawarkan sirkulasi elit di lingkaran kekuasaan, bukan perubahan sistem.
Sistem ini memiliki mekanisme pertahanan dan pengokohan yang aturan mainnya
mesti disetujui oleh semua pihak yang terlibat. Aturan main ini dianggap
mendasar dan sakral, dan menjadi “harga mati” karena tidak boleh ada siapapun
yang mengganti atau menyentuhnya. Jika ada siapapun yang melanggar, pasti akan
dijatuhi sanksi.
Sistem republik ini
bisa saja menjadi jalan untuk menempatkan para aktivis dan tokoh Muslim. Hanya
saja sistem ini tidak membuka celah sama sekali untuk menerapkan syariat Islam
secara kaffah.
Hakekatnya, republik
adalah sistem yang penuh tipudaya. Republik memiliki tiga prinsip yang bathil menurut
syariat Islam, yaitu:
(a) bahwa
kedaulatan ditangan rakyat, maka
(b) rakyat
sebagai sumber hukum,
(c) kebebasan.
Ketiga ciri tersebut
sangat bertentangan dengan akidah dan syariat Islam. Sifat bertentangannya
ialah karena sistem ini mengajak dan mengkondisikan individu manusia secara
kolektif dalam sebuah negara kepada sikap “meniadakan Allah” sebagai Rabb.
Bukan hanya itu,
melalui slogan “dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat”. Para propagandis republik
terus mengatakan pada publik bahwa republik adalah sistem politik yang mampu
mewujudkan harapan-harapan masyarakat.
Mereka pun berdalih,
bahwa kedaulatan rakyat itu meratakan persamaan di antara rakyat, menyebarkan
keadilan, serta mengoreksi dan mengkritik pemerintah dan pasti sistem yang
sesuai dengan harapan masyarakat.
Padahal dalam hal ini,
sebenarnya tidak ada faktanya sama sekali. Itu hanyalah sebuah kebohongan
besar. Sebab, dalam sistem republik ini, yang memerintah adalah para pemilik
modal atau para Kapitalis. Jadi, teori yang menyebutkan bahwa hukum dalam
republik itu sesuai dengan kehendak rakyat itu hanya ilusi alias teori kosong
belaka.
Salah satu jalan untuk
mengetahui arah perjuangan umat Islam, tentu saja kita hanya bisa melihat
perjuangan Rasulullah Saw. yang berjuang melakukan perubahan. Hanya Rasulullah
Saw. yang pantas dijadikan sebagai teladan dalam segala hal, apapun itu. Jika kita
mengingat arah perjuangan Rasulullah Saw. ada beberapa hal yang harus kita
jadikan tuntunan untuk arah perjuangan kita saat ini.
Walhasil, inilah saat
yang tepat bagi kaum Muslim untuk meninggalkan sistem republik
ini, sistem yang tidak dapat menghasilkan perubahan apapun. Jadi, masihkah kita
berharap pada sistem yang telah jelas kerusakannya ini?
Tentu saja tidak!
Sudah saatnya kita membuang jauh-jauh sistem republik ini dan kembali kepada
sistem yang mengantarkan kita menuju perubahan yang kita cita-citakan, yakni
perubahan menuju tegaknya Islam kaffah dalam sistem Khilafah 'ala Minhaj an-Nubuwwah.
Dan semua itu hanya
bisa dilakukan dengan menempuh thariqah
dakwah Rasulullah Saw. bukan dengan jalan republik.
Suara rakyat gampang
ditipu untuk tampuk kekuasaan. Pemilu berbasis republik memang membuat pilu,
lelah dan mahal ongkosnya. Belum lagi suara rakyat yang bisa di beli seharga
sembako dan amplop seratus ribu.
Membabat politik uang
dalam sistem republik
sama halnya dengan meluruskan benang basah susah obatnya karena akarnya sudah
dari sononya yakni sistem republik.
Pengumuman pada
tanggal 22 Mei sejatinya bukanlah pemenang. Sebab kemenanganya telah ternodai
dengan berbagai manipulasi.
Kemenangan bukanlah
untuk rakyat tapi untuk kepentingan bagi politisi. Tatkala menjabat kebanyakan
dari mereka lupa diri ini terbukti dengan rebutan kursi menteri yang terjadi.
Yaaa.. begitulah
republik. "Republik lah yang membuka pintu selebar-lebarnya untuk
melakukan kecurangan".
Pemilu jujur dan adil
hanya bisa terjadi jika melakukan perubahan, tentunya dengan melakukan
perubahan yang hakiki dengan mengganti sistem republik
dengan membumikan sistem Islam. Negara dikelola dengan aturan Sang Pencipta,
syariat Allah menjadi panduan kehidupan.
Bacaan: Putri kurnia
Wardani
Segala cara dilakukan
dalam republik untuk meraih kursi kekuasaan bahkan meskipun dengan cara yang
mematikan akal sehat mereka. Cara-cara dukun yang tidak masuk akalpun ditempuh
agar bisa menjaga kekuasaannya. Sementara keyakinan yang bersumber dari agamanya
yang lurus ditinggalkan.
Republik membuat
banyak orang berpikir tidak sehat. Islam yang memberikan solusi sempurna
ditinggalkan, dan mengambil solusi selain Islam yang hanya menimbulkan
permasalan baru yang tidak memberikan solusi tuntas untuk masalah yang dihadapi
negeri ini. Islam solusi sempurna karena memiliki aturan lengkap untuk mengatur
seluruh aspek kehidupan.
Lebih dari itu Islam
berasal dari yang Maha Sempurna yang telah menciptakan manusia. Dan pastilah
Allah tahu sistem pemerintahan terbaik yang pernah dicontohkan oleh Rasullulah.
Dan khilafah adalah
sistem sempurna yang akan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan di negeri
yang kita cintai ini yang tidak mampu diselesaikan dengan republik
karena republiklah biang permasalahan. Mempertahankan republik berarti
mempertahankan masalah dan tidak mau mencari solusinya.
Sistem Islam adalah
sempurna karena berasal dari Allah Yang Maha Sempurna. Sistem ini akan mudah
diterima umat yang menginginkan keadilan dan perubahan yang lebih baik.
Jika kita berpikir
sehat, pasti akan memilih sistem khilafah yang menjaga negeri ini dari
kerusakan generasi anak negeri. Miris, dalam sistem republik penyimpangan yang
dulu tidak mungkin terjadi dalam sistem Islam, sekarang marak terjadi. LGBT
unjuk diri dan tidak dilarang dalam sistem republik.
Praktek perzinaan
dianggap biasa karena tidak ada aturan yang melarangnya. Sungguh, jika
kita berpikir sehat pasti akan mencampakkan republik yang terbukti sudah
membawa kerusakan dan lebih memilih sistem Islam, khilafah yang
akan memberikan solusi sempurna buat manusia.
Bacaan: Mochamad Efendi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar