Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 02 Desember 2019

Dalam Sistem Republik Banyak Hal Haram Dihalalkan




Dalam sistem republik banyak hal haram dihalalkan dan sebaliknya yang halal diharamkan karena republik menggunakan standar kebenaran dari sudut pandang manusia yaitu hawa nafsu mereka. 

Jelas standar kebenaran manusia tidak memenuhi unsur keadilan dan kebaikan untuk manusia. Allah yang Maha Adil dan Maha Tahu yang bisa membuat aturan yang tepat untuk mengatur kehidupan manusia.

Contoh hal haram yang dihalalkan adalah pembiaran LGBT dalam melakukan aksinya di tempat terbuka. LGBT berani menunjukan wajah aslinya karena tidak ada aturan yang melarang LGBT dalam sistem republik. 

Mereka ingin diakui sebagai manusia dan tidak mau diperlakuan berbeda padahal perilaku mereka sudah bertentangan dengan hakikat penciptaan manusia yakni berpasang-pasangan, laki-kaki dan perempuan. Inilah republik yang haram jadi halal sementara yang wajib dilarang.

Miraspun yang haram dijual bebas dalam sistem republik karena dianggap menguntungkan dan menjadi sumber pemasukan negara. Yang haram dihalalkan dan bahkan diperjualbelikan secara bebas. Malapetaka bagi manusia membiarkan miras yang menjadi penyebab hilangnya akal dijual bebas.

Perzinaan selama suka sama suka dilegalkan. Sungguh, negeri diwarnai kemaksiatan dan akan mengundang murka Allah. Ngeri, perselingkuhan di mana-mana dan berujung pada konflik keluarga. Bahkan, perdagangan perempuan juga sudah mulai marak. Lebih parah lagi seorang suami bisa tega menjual istrinya sendiri. 

Itu semua terjadi dalam sistem republik dan menjadi konsumsi berita setiap hari. Masihkah kita pertahankan sistem republik yang rusak dan bertentangan dengan Islam. Keyakinan kita dirusak dan agama kita dinistakan.

Sementara wacana menghilangkan pelajaran agama dibiarkan seolah sengaja untuk mengetahui respon masyarakat. Jika tidak ada protes dan keberatan atas wacana gila itu, pasti akan segera diterapkan. 

Mereka terus menyuarakan propaganda menghilangkan pelajaran agama di sekolah karena agama dituduh sebagai penyebab radikalisme dan konflik horizontal. Padahal fakta menunjukkan bukan agama penyebab semua itu tapi republik dan ambisi mempertahankan dan meraih kekuasaan yang menyebabkan tensi politik memanas.

Kerusakan moral, perilaku menyimpang, sadisme dan kriminalitas terus meningkat dan selalu ada dalam pemberitaan harian. Semua menjadi biasa dan menjadi gaya hidup masyarakat dalam sistem republik.

Hanya sistem Islam yang bisa menerapkan syariat Allah secara kaffah. Islam akan menjaga akidah umat dan menjamin umat untuk bisa menjalankan syariat Allah tanpa ada ketakutan akan melanggar hukum positif yang diberlakukan di suatu negara.

Tentu perilaku menyimpang tidak ditemukan dalam sistem Islam karena Islam sangat menjaga dan mencegah umat dari perbuatan menyimpang. Keran kebebasan berperilaku yang dibuka lebar dalam sistem republik, diatur dengan aturan Islam yang akan menjaga umat dari kerusakan.
Bacaan: Mochamad Efendi

Republik merupakan salah satu bentuk/sistem kenegaraan yang dipandang lebih baik di samping aristokrasi, oligarki, teokrasi, dan tirani. Secara praktis republik tidak pernah lepas dari sifat otoriterisme penguasa, dan sebaliknya melahirkan kebebasan penuh bagi rakyat yang cenderung anarkis. Inilah yang disebut ambiguitas.

Ambiguitas republik dapat bersekutu dengan otoriter serta anarkis, meskipun secara teoritis republik adalah lawan dari otoriter dan anarkis. Akibatnya, negara merupakan alat pengganti senjata (gun) untuk penjajahan negara lain bahkan bangsanya sendiri. Secara teoritis, republik itu dipandang baik, namun dalam praktek tetap ambiguis.

Sikap tertutup  dan cenderung mamaksakan kehendak segelintir orang di balik penguasa terlihat jelas oleh rakyat. Dengan menggunakan kekuatan dan otoritas penguasa yang mampu melakukan dan memutuskan segala perkara sesuai dengan kepentingannya, meskipun bertentangan dengan nilai demokratis itu sendiri, mereka menghalangi kebenaran itu terungkap. Hukum telah menjadi tangan besi rezim. Namun rakyat juga semakin paham dengan apa yang sedang terjadi.

Republik yang ia banggakan telah ternodai oleh pelaku republik itu sendiri. Hukum tak lagi memihak kepada kebenaran. Aparat lebih tunduk dengan ambisi penguasa. Maka tak salah jika rakyat semakin lantang dan tak mampu lagi dibendung untuk mengakhiri kezhaliman ini.

Lantas, bagaimana mengurai benang kusut republik ini?
Pertama, perlu dipahami bahwa sistem republik telah melahirkan rezim otoriter saat kepentingannya terganggu/ dihalangi oleh kekuatan suara rakyat yang menuntut keadilan berbasis ideologi Islam yang mampu melakukan perubahan.

Republik telah mati saat media massa tak lagi independen dalam menyampaikan berita. Republik telah mati saat aktivis dan tokoh oposisi dijerat hukum dengan alasan yang mengada-ada. Republik telah mati saat suara rakyat dibungkam oleh moncong senjata. Republik telah mati dan digantikan oleh rezim diktator.

Kedua, ada celah yang harus dipahami bersama bahwa, perubahan yang sebenarnya tidak akan pernah lahir dari rahim republik. Karena seberapapun kekecewaan dan emosi rakyat menghadapi rezim zhalim tidak akan pernah terbayar dengan lunas.

Oleh karena itu, sudah saatnya sistem batil ini dicampakkan. Umat Islam harus faham bahwa persoalan umat bukan terletak pada rezim yang memimpin, tapi lebih kepada sistem yang ada. Perhatian umat harus lebih fokus lagi pada isu besar, permasalahan utama, yaitu perjuangan bagaimana hukum Allah bisa diterapkan secara kaffah (menyeluruh) yang dipastikan akan membawa keberkahan.
Pada akhirnya, kesadaran inilah yang kelak akan menggerakkan umat untuk bersama menuntut perubahan yang lebih besar dan lebih mendasar. Yakni dengan menumbangkan sistem sekuler republik yang kufur dan menggantinya dengan sistem Khilafah Islam.
Bacaan: Isna Yuli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam