Oleh: Rokhmat S. Labib, MEI
“Maka
tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya
kepada mereka secara tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang
tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila
kiamat sudah datang?” (TQS. Muhammad [47]: 18)
Kiamat
pasti datang. Akan tetapi, tak seorangpun mengetahui kapan terjadinya. Ini
menjadi rahasia Allah SWT. Maka bagi manusia, datangnya hari Kiamat adalah
tiba-tiba. Meskipun demikian, tanda-tanda akan datangnya hari Kiamat itu telah
diiberitakan dalam beberapa dalil.
Datang Dengan
Tiba-Tiba
Allah SWT berfirman: Fahal yanzhuruuna illaa al-saa'ah an ta‘tiyahum baghtah (maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan
hari kiamat [yaitu] kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba). Dalam ayat
sebelumnya diceritakan tentang sikap dua golongan manusia terhadap petunjuk
yang dibawa Rasulullah ﷺ. Golongan pertama enggan mendengarkan petunjuk,
bahkan mencemoohnya. Akibatnya, hati mereka ditutup rapat. Sedangkan golongan
kedua adalah orang-orang yang mau mencari petunjuk dan telah mendapatkannya.
Allah SWT pun menambahkan petunjuk kepada mereka.
Ayat ini
melanjutkan pemberitaan tentang golongan pertama. Dikatakan Fakhruddin al-Razi
dan al-Khazin, yang dimaksud mereka di sini adalah orang-orang kafir dan
munafik. Mereka adalah orang-orang yang menolak beriman, sehingga tidak
mengimani al-saa'ah.
Kata al-saa'ah dalam ayat ini, bermakna hari
Kiamat. Demikian menurut para mufassir, seperti Ibnu Jarir, al-Qurthubi, Ibnu
Katsir, al-Khazin, al-Alusi, al-Jazairi, dan lain-lain. Menurut al-Khazin, hari
Kiamat disebut dengan al-saa'ah karena
kejadiannya amat cepat.
Di samping
ayat ini, kata al-saa'ah dengan makna
hari Kiamat juga disebutkan dalam banyak ayat lain, seperti QS. al-An'am [6]:
31, 40, Yusuf [12]: 107, al-Hijr [15]: 85, al-Nahl [16]: 77, al-Kahfi [18]: 21,
al-Hajj [22]: 7, dan lain-lain.
Diberitakan
dalam ayat ini, datangnya hari Kiamat itu bersifat baghtah. Menurut Imam al-Qurthubi dan al-Syaukani, kata baghtah berarti fuj‘ah
(mendadak, tiba-tiba). Ini merupakan ancaman keras bagi orang-orang kafir.
Tentang terjadinya Kiamat secara tiba-tiba, juga diberitakan dalam firman Allah
SWT: “Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba” (TQS.
al-A'raf [7]: 187).
Diberitakan
Tanda-Tandanya
Selanjutnya
Allah SWT berfirman: Faqad jaa'a asyraatahaa
(karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya). Menurut Ibnu Zaid
sebagaimana dikutip oleh Ibnu Jarir al-Thabari, pengertian asyraathuhaa adalah aayaatuhaa (tanda-tandanya). Imam al-Qurthubi juga memaknainya
sebagai amaaratuhaa wa 'alaamatuha
(ciri-ciri dan tanda-tandanya).
Penjelasan
yang sama juga dikemukakan Ibnu Katsir. Makna penggalan ayat ini adalah
tanda-tanda telah dekatnya hari Kiamat. Ini seperti yang diberitakan Allah SWT
dalam firman-Nya: “Ini (Muhammad) adalah
seorang pemberi peringatan di antara pemberi-pemberi peringatan yang terdahulu;
telah dekat terjadinya hari Kiamat” (TQS. al-Najm [53]: 56-57). Juga
firman Allah SWT: “Telah dekat datangnya saat
itu dan telah terbelah bulan” (TQS. al-Qamar [54]: 1). Juga dalam QS.
al-Nahl [16]: 1 dan al-Anbiya' [21]: 1).
Sehingga diutusnya Rasulullah ﷺ merupakan salah satu tanda dekatnya hari Kiamat.
Sebab, beliau adalah penutup para rasul; yang dengan beliau Allah SWT
menyempurnakan agama dan menegakkan hujjah. Rasulullah ﷺ
juga telah memberitakan tanda-tanda hari Kiamat; menjelaskan dan menerangkannya
yang belum pernah disampaikan oleh seorangpun nabi sebelumnya, sebagaimana
telah dijelaskan dalam topiknya masing. Imam al-Bukhari meriwayatkan hadits
dari Sahal bin Sa'ad yang berkata: “Saya melihat Rasulullah ﷺ
bersabda dengan mengisyaratkan jari-jemarinya seperti ini, yakni jari tengah
dan jari telunjuknya: “Aku
diutus saat Kiamat sudah seperti dua jari ini (jari tengah dengan jari
telunjuk).” Demikian penjelasan Ibnu
Katsir dalam tafsirnya.
Menurut Imam al-Qurthubi dan al-Syaukani, mereka telah membaca dalam
kitab-kitab mereka bahwa Muhammad ﷺ adalah nabi terakhir. Maka diutusnya beliau
merupakan salah satu tanda dan bukti datangnya hari Kiamat. Diriwayatkan pula,
Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku diutus saat Kiamat sudah seperti dua kuda pacuan” (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak).
Selain itu, tanda-tanda akan terjadinya hari Kiamat juga amat banyak
diberitakan oleh Rasulullah ﷺ. Di antaranya adalah sabda Rasulullah ﷺ:
“Di antara tanda-tanda
Kiamat ialah ilmu terangkat, kebodohan menjadi dominan, arak menjadi minuman
biasa, zina dilakukan terang-terangan, wanita berlipat banyak, dan laki-laki
berkurang sehingga lima puluh orang wanita berbanding seorang pria.” (HR. Bukhari).
Juga sabda Rasulullah ﷺ: “Belum akan tiba kiamat sehingga kaum Muslimin berperang dengan
orang-orang Yahudi. Kaum Muslimin membunuh mereka dan mereka bersembunyi di
balik batu dan pohon-pohonan. Lalu batu dan pohon-pohon berkata, "Wahai
kaum Muslimin, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi di belakang saya. Mari
bunuhlah dia." Kecuali pohon "Gharqad" yang tumbuh di Baitil
Maqdis. Itu adalah pohon orang-orang Yahudi.” (HR. Ahmad).
Dengan
demikian, sekalipun hari Kiamat datang secara tiba-tiba, akan tetapi
tanda-tanda dan ciri-cirinya akan tibanya hari tersebut sudah diberitakan
kepada mereka. Semestinya, semua itu mengingatkan mereka untuk segera sadar dan
bertaubat lalu beriman dan beramal shalih. Akan tetapi, semua tanda itu tidak
berguna bagi mereka. Mereka tetatp tidak berubah. Hingga, sebagaimana dikatakan
al-Khazin, ketika hari Kiamat datang mereka dalam keadaan kufur dan munafik.
Dan ketika itu sudah terlambat. Mereka baru sadar bahwa Kiamat benar-benar ada.
Namun, kesadaran mereka sudah tidak berguna sebagaimana diterangkan dalam
firman Allah SWT selanjutnya: Fa annaa lahum
idzaa jaa‘at dzikraahum (maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran
mereka itu apabila Kiamat sudah datang?).
Menjelaskan
penggalan ayat ini, Ibnu Jarir berkata, "Maksudnya, dari sisi manakah
peringatan dapat bermanfaat bagi orang-orang yang mendustakan Allah dan lalai
dalam menaati Allah ketika hari Kiamat sudah tiba? Dia berfirman: Saat itu,
peringatan dan penyesalan tidak bermanfaat bagi mereka. Sebab, itu adalah waktu
pembalasan amal, bukan waktu bertaubat dan beramal. Ibnu Jarir juga mengutip
Ibnu Zaid yang berkata, ”Saat hari Kiamat datang, kesadaran mereka tak lagi
bermanfaat."
Tak jauh
berbeda, Ibnu Katsir menerangkan penggalan ayat ini dengan ungkapan, ”Apalah
artinya peringatan bagi orang kafir ketika hari Kiamat telah tiba karena hal
itu sama sekali tidak bermanfaat bagi mereka." Ini sebagaimana halnya
firman Allah SWT: “Dan pada hari itu ingatlah
manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya” (TQS.
al-Fajr [89]: 23). Juga firman Allah SWT: “dan
(di waktu itu) mereka berkata: "Kami beriman kepada Allah,” bagaimanakah
mereka dapat mencapai (keimanan) dari tempat yang jauh itu” (TQS. Saba'
[34]: 52). Fakhruddin al-Razi dalam Maafaatih
al-Ghayb juga berkata, "Artinya, peringatan itu tidak bermanfaat
bagi mereka ketika taubat tidak diterima dan keimanan tidak dihitung.”
Tentang tidak bergunanya iman dan taubat, batas waktunya adalah ketika
datang tanda-tanda kekuasaan Allah SWT sebagaimana diterangkan dalam QS.
al-An'am [6]: 158. Menurut para ulama yang dimaksud dengan tanda kekuasaan
Tuhanmu di sini adalah ketika matahari terbit dari barat. Rasulullah ﷺ
bersabda: “Belum akan
tiba kiamat melainkan matahari akan terbit dari Barat. Jika terbit dari Barat
maka seluruh umat manusia akan beriman. Pada saat itu tidak bermanfaat lagi
iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia
belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya." (HR. Bukhari dan Muslim). Maka, kerugian besarlah orang-orang
yang mendustakannya, sebagaimana ada dalam QS. al-An'am [6]: 31, 40.
Demikianlah. Hari Kiamat pasti terjadi. Namun tidak seorangpun
mengetahui kapan terjadinya. Hari Kiamat datang tiba-tiba. Meskipun demikian,
tanda-tanda akan segera datangnya hari Kiamat sudah diterangkan. Diutusnya
Rasulullah ﷺ adalah di antaranya. Demikian pula terbelahnya bulan
pada masa Nabi ﷺ. Di samping itu, masih banyak tanda dan ciri yang
diberitakan Rasulullah ﷺ.
Patut
dicatat, ketika datang hari Kiamat itu, peringatan dan penyesalan tidak
berguna. Demikian pula taubat dan amal. Sebab, saat itu segera dilakukan
penghitungan amal dan balasannya. Sungguh, orang yang mengingkari benar-benar
menyesal. Penyesalan yang tanpa ujung dan tanpa tepi. Semoga kita dijauhkan
dari sikap demikian. Wal-Laah a'lam bi
al-shawaab.[]
IKHTISAR:
1. Hari
Kiamat terjadi secara tiba-tiba dan tak seorangpun dapat mencegahnya.
2. Meskipun
kapan terjadinya hari Kiamat tidak diberitahukan, namun tanda-tanda akan segera
datangnya hari Kiamat sudah diberitakan.
3.
Penyesalan, taubat, iman, dan amal tidak lagi berguna ketika hari Kiamat sudah
datang.
Sumber:
Tabloid Media Umat edisi 173
Tidak ada komentar:
Posting Komentar