Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Minggu, 27 Januari 2019

Bentuk Lain Kebangkitan Islam Di Tajikistan


Menurut kantor kependudukan (ZAGS), di 2018 di Tajikistan, nama-nama paling populer untuk bayi laki-laki dan perempuan adalah nama-nama Arab. Tahun lalu, Idris, Imran, Muhammad, Abubakr, Abdullah, Omar dan Yusuf menjadi nama-nama terpopuler untuk anak laki-laki. Untuk anak-anak perempuan, nama-nama paling populer di tahun itu juga berbahasa Arab dan Hebrew (Yahudi): Maryam, Amina, Aisha, Assiya, Hanifa, Fatima dan Habiba. Kantor berita Asia Plus melaporkan hal ini pada 12 Januari 2019.

Asia Plus juga berkomentar atas penulis dan filologis Tajik, Mansur Surush, yang menjelaskan bahwa semua nama itu punya akar dan sumber bahasa Arab dan berkaitan langsung dengan Islam:
“Jika, sampai tahun 90-an, orang Tajik lebih memilih nama-nama Persia, contohnya, dari book of the kings “Shaname” Firdousi - Siyavush, Sukhrob, Rustam, Faridun, Takhmina, Gurdofarid, dan nama-nama lainnya – Jamshed, Hurshed, Hushang, Kurush, Leila, Shirin, hari ini mereka lebih memilih nama-nama Muslim – berbahasa Arab. Ini terjadi karena perkembangan literasi keagamaan.”

Jelaslah bahwa kebangkitan Islam, yang sedang terjadi hari ini di Tajikistan dengan rahmat Allah, juga mewujud dalam penamaan penduduk negeri ini atas anak-anak mereka. Namun, harus juga digarisbawahi bahwa, kebangkitan Islam secara umum maupun kembalinya nama-nama Islami secara khusus tetap terjadi meskipun ada upaya-upaya tiran-boneka Emomali Rahmon.

Maka, ini sangatlah penting, sebab di tahun-tahun belakangan Rahmon terus menerapkan kebijakan brutal yang menindas semua perwujudan Islam dalam kehidupan masyarakat. Dia terapkan denda atas penggunaan hijab dan jenggot, melarang berhaji bagi orang yang belum berusia 40, melarang belajar Islam di luar negeri, menutup semua madrasah di negara itu, menutup ribuan masjid dan musholla. Para jongos setianya terus terlibat dalam persekusi warga yang independen, dan dalam penghinaan atas tokoh-tokoh agama yang resmi. Sekarang, ribuan ada di penjara dengan masa hukuman yang panjang, sementara lainnya (para imam resmi) dipaksa mengikuti prosedur yang menghinakan: apakah mereka harus nonton bioskop, atau mereka dipaksa jualan tiket-tiket konser, dan bahkan salah satu imam harus menggalang dana untuk memasang monumen untuk menghormati Lenin!

Selain itu, Rahmon bahkan mencoba melarang masyarakat memberi nama-nama Islami untuk anak-anak mereka, berusaha untuk mengembalikan mereka ke zaman pra-Islam dan ke budaya Zoroaster! Oleh karenanya, di 2016, banyak petugas kantor kependudukan Tajik menolak mengeluarkan akta lahir dengan nama Muhammad, Abu Bakr, Yasin dan nama-nama Islami lainnya. Malah, mereka meminta para orangtua untuk memilih salah satu nama dari apa yang disebut dengan “katalog nama-nama kebangsaan,” yang kebanyakannya adalah nama-nama pra-Islam. Namun, karena meningkatnya gelombang kemarahan atas kezhaliman, penguasa Tajik tidak berhasil dalam melegislasi norma ini, dan tren ke arah Islamisasi nama terus berlanjut walaupun bertentangan dengan hawa nafsunya Rahmon.

Jadi, kita melihat bahwa adanya tekanan yang meningkat dari rezim sekularis Rahmon di Tajikistan, tak bisa menghalangi kebangkitan kesadaran Islam, yang mewujudkan dirinya sendiri dalam semua ranah kehidupan.

Allah Yang Maha Kuasa berfirman:
يُرِيدُونَ أَن يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS. At-Taubah [9]: 32)

Sumber: Muhammad Mansur, Another Manifestation of Islamic Revival in Tajikistan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam