Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 25 Mei 2018

Laporan Afghanistan Pakistan Perang Tak Dapat Dimenangkan

















Buku Bagus Untuk Dibaca:

Buku Afghanistan dan Pakistan : Perang yang Tak Dapat Dimenangkan
Strategi Barat saat ini untuk Afghanistan dan Pakistan dan jalan alternatif untuk daerah itu

Bab 1 Afghanistan: Perang yang Tak Dapat Dimenangkan

Bab 2 Kekuasaan NATO yang Tidak Kompeten Sejak 2001

Bab 3 Mitos Sekitar Perang Afghanistan

Bab 4 Pakistan: Dalam Kecamuk Perang

Bab 5 Alternatif Islami: Memisahkan fakta dari Mitos
Ringkasan dan Rekomendasi

Tanda terbesar ketidak-kompetenan seseorang adalah orang yang melakukan hal yang sama terus-menerus tapi setiap kali mengharapkan hasil yang berbeda. Presiden Barack Obama dan Perdana Menteri Gordon Brown tampaknya terjebak dalam ilusi demikian. pada 2001, ketika para pemimpin Barat memerintahkan invasi Afghanistan, mereka memutuskan suatu tujuan atau sasaran untuk penjajahan mereka. Mereka menyatakan tentang membawa kedamaian ke daerah itu, mendirikan pemerintah yang akuntabel, mendorong pertumbuhan ekonomi dan industri, mengakhiri perdagangan opium dan mengamankan hak-hak orang Afghanistan.

Pada akhir dekade, Barat tidak dapat menyelamatkan Afghanistan. Tapi malah penduduk Afghanistan menjadi sasaran penjajahan brutal, ribuan penduduk sipil telah dibunuh dan banyak orang Afghanistan yang menyaksikan sendiri secara langsung janji-janji kosong Barat tentang 'kebebasan' dan 'hak-hak manusia' ketika ditahan dan disiksa di Bagram dan Kandahar. Rezim Karzai, semakin terpuruk karena kezaliman, korupsi, dan bekerja sama dengan para oportunis perang, yang terus didukung oleh London dan Washington. Perdaagangan opium meledak dan para politisi yang memiliki hubungan dekat dengan Barat diduga terlibat di dalamnya. Juga di sana tidak ada perkembangan ekonomi atau industri dan meskipun ada komitmen untuk bantuan miliaran dolar, hampir tidak ada bukti pembangunan kembali Afghanistan seperti yang dijanjikan.

Setelah delapan tahun Barat telah kehilangan otoritas moral apapun untuk melanjutkan penjajahannya dan dukungannya pada rejim Karzai yang bobrok. Tidak ada alasan berdasar untuk percaya bahwa mereka memulai kemajuan meskipun ditambah delapan tahun lagi. Misi neo-kolonial di Afghanistan telah gagal. Barat dan rezim suruhannya di Kabul tidak punya legitimasi atau kredibilitas di mata penduduk Afghanistan atau dunia muslim seluruhnya. Guyonan delapan tahun itu harus diakhiri.

Meskipun adalah pendahulu mereka yang gila perang yang memulai perang Afghanistan, baik Obama maupun Brown telah memutuskan untuk menggandakan dan terus menyediakan sumber daya lebih banyak dalam usaha kosong untuk "menyelesaikan pekerjaan." Tapi tanpa strategi koheren, penggunaan taktik-taktik kekerasaan yang berlebihan ditambah dengan ketidak-kompetenan parah, kekuasaan NATO telah menggiring Afghanistan menjadi dikendalikan oleh raja narkotika dan para pejabat korup. Jauh dari menguasai dan mengalahkan Al-Qaeda atau Taliban di Afghanistan, perang itu akan menimbulkan kebencian dan kemarahan di dunia Muslim di mana reputasi Barat telah terus dalam kerusakan memproduksi ketidakstabilan dan kekacauan.

Meskipun setelah kekalahnnya di Irak, kegagalan lebih lanjut di Afghanistan dan berada dalam selubung perang terhadap teror, Obama dan Brown sekarang terlibat dalam 'perang tidak dinyatakan' di Pakistan untuk merusak kestabilan satu negara lain di dunia Muslim.

Meskipun agenda nyata neo-konservatif mungkin telah berakhir dengan pemerintahan US sebelumnya, semangatnya tetap hidup dalam perang-perang yang masih aktif di Irak dan Afghanistan dan sekarang perang yang tidak dinyatakan di Pakistan, Yaman, dan Somalia. Tidak diragukan bahwa strategi terakhir yang dirancang oleh presiden Amerika di pidatonya di West Point pada 1 Desember 2009, seperti semua strategi sebelumnya yang dilakukan sejak Oktober 2001, akan gagal dan bahwa Afghanistan akan terus menderita sebagai bangsa dan sebagai penduduk.

Hal ini karena berbagai strategi itu tidak hanya hanyalah dilaksanakan secara serampangan, tetapi juga dipikirkan secara serampangan. Analisis-analisis strategi perang Barat adalah bahwa perang Afghanistan telah kekurangan sumberdaya karena perang di Irak dan ini menjelaskan kemunculan kembali Taliban. Para pendukung strategi baru ini percaya bahwa kekurangan tentara telah menyebabkan penduduk Afghanistan kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan NATO untuk menyediakan keamanan lebih besar, yang merupakan persyaratan untuk pemerintahan efektif. Kekurangan kemampuan ekonomi, penduduk Afghanistan khususnya orang Pashtun, menyalurkan secara efektif frustasi mereka melalui ikut Taliban karena Taliban menyediakan gaji dan status. Dikarenakan persepsi bahwa pemerintahan pusat Afghanistan adalah korup, orang-orang itu melakukan kekerasan terhadap NATO, melihat mereka sebagai penjaga status quo yang korup, untuk mengeringkan kolam radikalisme mereka, para pendukung strategi baru percaya bahwa US harus meningkatkan jumlah tentara dalam waktu singkat dan mencopot mereka yang tidak berideologi keras dalam menangani perlawanan balik. Dengan memperoleh kembali momentum, Barat percaya bahwa mereka dapat membangun angkatan keamanan pribumi untuk mengambil alih dari NATO pada suatu waktu di masa depan yang tidak ditentukan. Namun, untuk memastikan strategi ini bisa berjalan secara efektif Pakistan harus juga dipastikan melalui suatu penggabungan melibatkan orang-orang Pakistan untuk melakukan lebih banyak dan meningkatkan aksi militer terselubung Amerika.

Pendapat ini mengabaikan beberapa faktor kunci:

Pertama, perang ini adalah tidak bisa dimenangkan (lihat Bab 1), karena Amerika telah belajar dengan kesakitan di vietnam dan telah menemukan biayanya sejak 9/11. Dalam sejarah, negara-negara semacam Uni Soviet telah berusaha dan gagal untuk menang di Afghanistan dan tidak dapat menaklukkan suku-suku Pashtun. Bukannya tanpa dasar bahwa Afghanistan dikenal sebagai "kuburan kerajaan-kerajaan." Selain itu, jika janji bahwa perang ini akan menyediakan keamanan ekstra, ini tidak akan tercapai. Kekuatan Inggris di Irlandia Utara, penjajahan India di Kashmir, aneksasi Palestina oleh Israel tidak pernah memberikan satu iotapun keamanan ekstra untuk penduduknya dari negara yang menjajah. Penjajahan secara natural menumbuhkan kemarahan dan kebencian yang mengarahkan pada penolakan, melanjutkan siklus kekerasan dan kekerasan dalam melawan yang kita lihat di dunia sekarang ini.

Kedua, Penjajahan Barat sejak Oktober 2001 memiliki catatan yang buruk ketika berurusan dengan pemerintahan (lihat Bab 7). Afghanistan hari ini lebih korup daripada ketika tahun 2001, ia memproduksi lebih banyak narkotika daripada di tahun 2001, dan ia punya lebih sedikit keamanan daripada yang dimilikinya di tahun 2001. Ia punya presiden yang menjalankan pemilihan umum penuh manipulasi dan keluarganya berhubungan erat dengan perdagangan opium. Setelah delapan tahun, di mana banyak bantuan untuk Afghanistan telah disia-siakan di kantong para konsultan swasta dan pejabat pemerintah, Afghanistan tetap salah satu negara termiskin di dunia. Dengan catatan lembek seperti ini, NATO harus dilarang bahkan mengelola kios kecil pasar, apalagi suatu negara dengan 28 juta penduduk.

Ketiga, Kamu tidak butuh 140.000 tentara NATO dan 190.000 tentara Afghanistan untuk mengalahkan 100 operatif Al-Qaeda di Afghanistan (lihat Bab 3). Jika misinya adalah untuk mengalahkan Taliban (suatu grup yang nyata-nyata tidak punya peran dalam 9/11 dan tidak bertanggung jawab terhadap rencana serius apapun yang menyerang ibukota-ibukota Barat), lalu NATO harus menyatakannya di depan dan lalu mempersiapkan populasi domestiknya untuk ber-dekade dalam konflik di pinggiran Afghanistan berdebu, yang mana akan sangat merugikan para pembayar pajak mereka. Faktanya adalah bahwa Taliban adalah komunitas asli Pashtun dan telah menyaksikan penjajah asing sejak berabad-abad. Seiring NATO meningkatkan jumlah pasukannya, mereka juga akan meningkatkan pasukannya. Muslim Pashtun ada 50 juta di dua sisi garis Durand dengan hubungan kesukuan dan etnis yang kuat antara penduduk di kedua sisi batas. Maka, harus dipahami bahwa jika NATO pergi perang dengan Taliban lalu mereka secara efektif berperang dengan seluruh komunitas Pashtun.

Keempat, Strategi keluar itu (lihat Bab 3) berasumsi bahwa bahkan jika mereka bisa sempat mencapai kesiapan operasional, pasukan keamanan Afghanistan akan melakukan kehendak NATO dan siap melawan perlawanan-perlawanan. Telah jelas bahwa dari meningkatnya jumlah kasus personel keamanan Afghanistan menembakkan senjatanya ke arah tentara NATO bahwa mereka tidak terkait dan tidak juga dibeli dan kepercayaan telah patah. Jika NATO tidak punya strategi keluar yang bagus lalu ia akan melakukan penjajahan permanen yang akan meningkatkan fatalitas juga mengeluarkan biaya tambahan ratusan miliar dolar. Selain itu, jika perang meningkat sebagaimana tampaknya, pasukan Inggris dan Amerika akan mengalami kerugian yang tidak proporsional. Total mati di Afghanistan pada 2009 adalah 504, dengan US dan UK bertanggung jawab untuk 80% fatalitas. Dengan mengabaikan US, UK kehilangan lebih banyak tentara di 2009 daripada 41 anggota koalisi yang lain digabungkan. Ke-43 negara koalisi ada hanya dalam nama, dengan 34 negara menyumbangkan tentara kurang dari 1.000 dan 10 negara (hampir seperempat koalisi) menyumbangkan kurang dari sepuluh tentara. Jika negara-negara selain US dan UK seperti Perancis, Jerman, Spanyol, atau Italia hanya menyumbangkan sedikit pasukan sekarang dengan batasan-batasan yang signifikan mengenai apa yang mereka boleh dan tidak boleh lakukan, mereka hampir pasti tidak mendukung eskalasi perang lebih jauh.

Kelima, jika Al-Qaeda memang mentarget Barat, lalu menurut kebanyakan ahli mereka kebanyakan berada di luar Afghanistan, dengan operatif sekarang di Pakistan, Irak, Arab Saudi, Yaman, dan Somalia di antara negara-negara lain. NATO dan pemerintah-pemerintah Barat seharusnya jujur dengan publik mereka sendiri mengenai misinya, bahwa Afghanistan sebenarnya basis untuk proyek perang baik ke Pakistan maupun untuk menyebarkannya ke Jazirah Arab dan tanduk Afrika. Namun, perang semacam ini memerlukan sumberdaya yang signifikan – manusia dan keuangan – komitmen jangka panjang dan agenda untuk perang berkelanjutan di dunia Muslim untuk ber-dekade-dekade lamanya.

Keenam, suara-suara yang tumbuh dan berkembang sekarang mempertanyakan biaya oleh Pakistan dalam mendukung perang Amerika. Amerika sedang menjalankan perang yang tidak diucapkan di Pakistan karena tidak berada dalam posisi bisa melakukan kampanye perang konvensional, baik karena alasan batasan politik maupun finansial. Dalam rangka mengatasi agresi Amerika, Pakistan harus mengungkap apa yang sudah tampak jelas bagi banyak pihak, bahwa US telah melanggar kedaulatan Pakistan sebagai negeri independen, dan telah melakukan banyak aksi yang berakibat kesulitan ekonomi, kekacauan politik, ketegangan sosial yang parah, dan penentangan dengan kekerasan di negara itu. Turut campur secara jelas ini dalam urusan-urusan negeri berdaulat merupakan ancaman yang jelas dan nyata yang harus dibalik dengan cara apapun. Ini termasuk pemutusan diplomatik, politik, dan akses bantuan US ke masyarakat Pakistan, pemindahan secepatnya dari Pakistan semua personel yang berkaitan dengan organ-organ militer dan intelijen US termasuk afiliasi Blackwater (Xe), dan pemutusan semua perjanjian berkaitan dengan militer Pakistan menjalankan aksi atas nama US, baik secara eksplisit maupun implisit. Selain itu, konvensi apapun yang memberikan kekuatan asing akses ke wilayah udara Pakistan, teritori atau perairan harus dibatalkan. Hanya dengan mengambil langkah-langkah komprehensif itu Pakistan bisa menghentikan US dari memperluas kampanyenya secara bertahap memperluas ketidakstabilan dan kekerasan di mana itu mengkonsumsi negara mengakibatkannya lumpuh. (lihat bab 4)

Terakhir, Tidak perlu bagi Barat untuk menjajah Afghanistan atau Irak sekarang. Dengan menarik pasukannya, barat tidak akan membahayakan peradabannya juga tidak meningkatkan ketidak-amanannya. Guantanamo Bay, pelanggaran hak-hak manusia di Afghanistan dan di Abu Ghraib dan menyebabkan ribuan orang di bawah peraturan anti-teror draconian telah menghancurkan reputasi US dan sekutunya dalam cara yang jauh lebih besar. Tidak juga menjajah tanah Muslim memberikan keamanan lebih besar bagi penduduk Barat; seiring jumlah serangan sejak 9/11 membuktikannya. Hanyalah Khilafah dengan sistem politiknya yang teruji dan terpercaya yang bisa mengakhiri siklus kekerasan dan menyediakan stabilitas yang sangat dibutuhkan dan merupakan hak daerah itu. Mereka yang percaya sistem Islam akan menjadi langkah mundur ke era Taliban tidak lagi punya kredibilitas menyatakan klaim seperti itu. Ini karena telah semakin jelas bahwa satu-satunya sistem yang mempunyai semua bahan inti yang dibutuhkan untuk membawa kemakmuran ke dunia Muslim – perekonomian yang stabil, eksekutif yang akuntabel dan representatif, sistem yang konsisten dengan nilai-nilai rakyatnya, kemandirian dari kontrol asing, dan memprioritaskan kebutuhan dasar rakyat bukannya perolehan segelintir orang dari segelintir perusahaan swasta – hanya bisa diamankan dan dijamin oleh sistem Islam. Selain itu, citra mengenai penggantungan televisi, penolakan pendidikan bagi perempuan, kezaliman pengadilan dan keagamaan yang acak adalah khas milik tradisi lokal, bukan negara Islam. Khilafah memiliki sejarah mengadopsi dan memacu belajar dan inovasi sains, memberikan hak-hak bagi perempuan dan kepemimpinan terjaga oleh pengadilan independen dengan kekuatan yang cukup besar. (lihat Bab 5)

Rekomendasi-Rekomendasi

Apa yang kita tampilkan dalam laporan ini adalah berperspektif berdasar. Jutaan orang berbagi kemarahan dengan kita atas perang di Afghanistan dan tetap berharap setidaknya, mendapat beberapa kebaikan dari episode mengerikan ini. Namun demikian, kami menyimpulkan bahwa terdapat akar penyebab masalah di Afghanistan yang tidak banyak diperdebatkan dan bahwa terdapat solusi bagi konflik hanya jika mereka yang punya maksud baik dan keberanian untuk menerapkannya. Bukti untuk ini dipaparkan dalam bab yang selanjutnya.

Kesimpulan kita bukanlah pesan akan kehancuran tetapi pesan akan harapan, karena politik harapan bukanlah milik Barat pribadi – faktanya, demokrasi Barat di Afghanistan hanya membawa korupsi dan kemalangan. Islam punya sistem pemerintahan tersendiri – Khilafah – yang pasti layak dipertimbangkan yang merupakan aturan hukum, otoritas politik bersama rakyat dan akuntabilitas. Persamaan permukaan memang ada, tapi ini berbeda dari liberalisme sekular dan maka kami menghadirkan fitur-fitur utamanya dalam beberapa detail dalam bab terakhir.

Kami merekomendasikan pengakhiran yang jujur atas penjajahan demi penduduk Afghanistan dapat merealisasikan sistem pemerintahan yang berhasil yang berumur seribu tiga ratus tahun di dunia Muslim dan maka dari itu menyerukan implementasi rekomendasi-rekomendasi berikut ini:

Rekomendasi 1

Afghanistan dan Pakistan harus berhenti mendukung perang oleh Barat dan pasukan Barat harus diminta pergi secepatnya oleh negara-negara terduduki

Ini bisa dibagi lagi menjadi tujuh rekomendasi yang lebih spesifik:

  1. Para pemimpin Pakistan dan Afghanistan harus berusaha mengenyahkan pasukan militer asing dari negara-negara mereka.
  2. Pemerintah Pakistan harus mencegah wilayah udaranya digunakan untuk serangan drone (pesawat tak berawak) US dan harus berhenti menyediakan dukungan intelijen bagi usaha-usaha seperti itu.
  3. Pemerintah Pakistan harus menghentikan serangan brutalnya ke FATA dan menyadari bahwa serangan-serangan semacam itu melawan suku-suku Pashtun mereka sendiri hanya akan mengakibatkan ketidakstabilan lebih jauh di seluruh negara.
  4. Pemerintah Pakistan harus berhenti memberi dukungan logistik ke usaha perang Afghanistan oleh NATO dengan melarang penggunaan pelabuhan Karachi dan rute-rute logistik di NWFP dan Baluchistan.
  5. Pemerintah Pakistan harus membatalkan seluruh visa para kontraktor asing seperti Blackwater (Xe) dan DynCorp di Pakistan.
  6. Pakistan juga harus membatalkan dukungannya terhadap Kerry-Lugar Bill – legislasi yang menghilangkan seluruh kedaulatan Pakistan yang masih dinikmatinya.
  7. Pasukan Barat juga harus dienyahkan dari daerah itu, termasuk yang ditempatkan di Irak, Kuwait, Bahrain, Qatar, dan tanduk Afrika.

Rekomendasi 2

Pemerintah-pemerintah Barat harus menghentikan dukungan material pada para pemimpin diktatorial di daerah itu.

Daripada tidak henti memuji dan memunculkan para pemimpin korup di daerah itu, yang jelas ditolak oleh populasinya, orang-orang semacam Presiden Hamid Karzai dan Presiden Ali zardari, US, Uk, dan EU harus paham sejelas-jelasnya bahwa gagalnya mengakhiri dukungan politik dan militer untuk para pemimpin semacam itu pasti akan memiliki konsekuensi pada hubungan Barat-Muslim. Dunia Muslim telah menyaksikan kemunculan kembali Islam di antara seluruh bagian masyarakat dan kemunculan kembali identitas religius dalam tahun-tahun terakhir. Berargumen bahwa Barat tidak mendiskriminasi dunia Muslim akan menjadi jauh lebih sulit jika para pemerintah Barat terus mendukung para pemimpin korup semacam itu yang menghamburkan kekayaan negeri mereka sedangkan puluhan juta orang diabaikan aksesnya kepada tempat tinggal, listrik, dan pendidikan.

Rekomendasi 3

Dunia Muslim harus dibiarkan menentukan jalan politiknya sendiri tanpa gangguan

Pemerintah US dan UK perlu berhenti menimpakan secara paksa sistem nilai sekular Barat di dunia Muslim. Ide bahwa terdapat nilai universal adalah sebuah mitos yang tidak bisa dijustifikasi di hadapan masyarakat kontemporer dan pencapaian sejarah. Meskipun mungkin terdapat kesamaan permukaan dalam aspirasi bersama, ide bahwa nilai-nilai liberal sekular adalah satu-satunya cara dengan mana masyarakat bisa maju itu berarti adalah imperialisme kultural. Pendekatan ‘Henry Ford’ ini terhadap peradaban di dunia Muslim, yaitu, ‘kamu boleh punya sistem politik apapun yang kamu mau asalkan itu Barat,’ gagal memahami bahwa banyak pihak di Barat sendiri mempertanyakan vitalitas, keberlanjutan dan kebaikan sistem demokrasi mereka sendiri. Setelah perang di Irak dan Afghanistan dan kebrutalan di Abu Ghraib dan Teluk Guantanamo, banyak pihak di dunia Muslim juga menentang klaim Barat sebagai suatu otoritas moral. Dunia Muslim telah melihat sepanjang sejarah empat belas abadnya satu dasar jalan untuk peradaban terbuka dan kaya berdasarkan konstruk nilainya sendiri dan memancar dari sumber ideologi yang berbeda dari Barat. Peradaban kontemporer semajemuk Cina, Rusia, dan bagian besar Amerika Latin saat ini memiliki model-model sosial, ekonomi, dan politik yang unik dibandingkan dengan yang dipraktekkan di negri-negri Barat. Dunia Muslim oleh karenanya harus dibiarkan mengembangkan jalan politiknya sendiri bebas dari gangguan dan jika ini terjadi berdasarkan prinsip-prinsip Islam, maka terjadilah.

Sebagaimana sejarah telah mendemonstrasikan dalam daerah bermasalah ini, tidak ada pilihan mudah dan tidak ada jaminan kesuksesan. Kami percaya langkah-langkah di atas adalah cetak biru yang bisa dalam memecahkan kebuntuan dan membawa harapan baru bagi daerah itu dan kestabilan dan keamanan ke seluruh dunia. Namun, apa yang begitu jelas di dunia Muslim adalah bahwa “tetap melakukan tindakan sekarang” atau mencoba lagi apa yang telah gagal di masa lalu, adalah strategi yang tidak dapat diterima. Kecuali arus penjajahan asing berakhir dan daerah itu akan terus tetap dalam keadaan disfungsi yang sekarang dialami. Sekali penjajahan asing dihentikan, daerah itu kemudian akan bisa menjegal seabrek tantangan-tantangan lain yang dihadapinya di depan, baik itu kemiskinan dan pendidikan parah atau korupsi tak terkendali.

Afghanistan and Pakistan: The Unwinnable War
The current Western strategy for Afghanistan and Pakistan and an alternative path for the region

Laporan dari Hizb ut-Tahrir Inggris
Hizb ut-Tahrir
Britain
1st Safar 1431 / 17th January 2010
Afghanistan Pakistan Dossier [PDF]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam