Menilik berbagai
persoalan yang timbul di sepanjang tahun 2015 yang menunjukkan Indonesia
semakin liberal dan semakin terjajah, Hizbut Tahrir Indonesia pun menyimpulkan
dan merekomendasikan empat hal untuk perbaikan negeri ini.
Pertama, setiap penerapan sistem sekuler,
yakni sistem yang tidak bersumber dari Allah SWT, Sang Pencipta manusia,
kehidupan dan alam semesta, pasti akan menimbulkan kerusakan dan kerugian bagi
umat manusia. Instabilitas moneter, dikuasainya sumber daya kekayaan alam
negeri ini oleh kekuatan asing, maraknya korupsi di seluruh sendi di seantero
negeri, kerusakan lingkungan, kriminalitas atau kekerasan di kalangan atau yang
menimpa anak dan remaja serta perempuan yang terjadi di mana-mana dan
ketidakadilan yang menimpa umat adalah bukti nyata dari kerusakan dan kerugian
itu. Ditambah dengan kedzaliman yang diderita umat di berbagai negara.
”Semestinya
menyadarkan kita semua untuk bersegera kembali kepada jalan yang benar, yakni
jalan yang diridhai oleh Allah SWT, dan meninggalkan semua bentuk sistem dan
ideologi busuk, terutama kapitalisme yang nyata-nyata telah sangat merusak dan
merugikan umat manusia,” ungkap Juru Bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto dalam
refleksi akhir tahun 2015, Rabu (16/12/2015) di Gedung Juang 45, Jakarta Pusat.
Kedua, demokrasi dalam teorinya adalah sistem
yang memberikan ruang kepada kehendak rakyat. Tapi dalam kenyataannya itu hanya
menjadi jalan bagi berkuasanya segelintir elite pemilik modal.
Pemerintahan yang
terbentuk di pusat maupun daerah, oleh karena balas budi atas dukungan
finansial yang diterima, cenderung menggunakan kewenangannya untuk kepentingan
para pemilik modal tersebut. Akhirnya rakyat menjadi korban, baik karena
terabaikan kepentingannya dalam layanan publik maupun akibat korupsi dan
minpulasi anggaran negara.
Itulah yang terjadi
saat ini di negeri ini, sebagaimana tampak dari proses legislasi di parlemen
dan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah di pusat maupun daerah,
khususnya di bidang ekonomi dan politik yang sangat pro terhadap kepentingan
pemilik modal domestik maupun asing. Kenyataan ini semestinya memberikan
peringatan umat Islam untuk tidak mudah terkooptasi oleh kepentingan para
pemilik modal. Juga peringatan kepada penguasa di manapun untuk menjalankan
kekuasaannya dengan benar, penuh amanah demi tegaknya kebenaran, bukan demi
memperturutkan nafsu serakah kekuasaan dan kesetiaan pada kaum kapitalis.
Ketiga, bila sungguh-sungguh ingin lepas dari
berbagai persoalan yang tengah membelit negeri ini, maka bangsa ini harus
memilih sistem yang baik dan pemimpin yang amanah. Sistem yang baik hanya
mungkin datang dari Dzat yang Maha Baik, itulah syariah Islam dan pemimpin yang
amanah adalah yang mau tunduk pada sistem yang baik itu. Di sinilah esensi
seruan Selamatkan Indonesia dengan Syariah yang gencar diserukan oleh Hizbut
Tahrir Indonesia.
Keempat, oleh karena itu harus ada usaha
sungguh-sungguh dengan penuh keikhlasan dan kesabaran serta kerjasama dari
seluruh komponen umat Islam di negeri ini untuk menghentikan sekularisme,
liberalisme dan neo-imperialisme, dan menegakkan syariah dan khilafah. Hanya
dengan sistem berdasar syariah yang dipimpin oleh seorang khaliafah, Indonesia
dan juga dunia, benar-benar bisa menjadi baik. Syariah adalah jalan
satu-satunya untuk memberikan kebaikan dan kerahmatan Islam bagi seluruh alam
semesta, sedemikian sehingga berbagai kerusakan, kedzaliman dan penjajahan bisa
dihapuskan di muka bumi. []
Rokhmat
S. Labib, Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia:
Bangkitkan
Umat Untuk Sadar Dan Melawan
Berdasarkan
dinamika selama 2015, prediksi Anda nasib umat Islam Indonesia pada 2016
hagaimana?
Umat Islam semakin
disudutkan oleh kafir Barat dan antek-anteknya. Salah satunya dengan isu
terorisme. Bahkan dalam isu terorisme ini bisa jadi semakin meningkat tingkat
fitnahnya.
Kaum Muslimin yang
istiqamah mengajak saudaranya untuk taat pada syariah akan tetap dihadang
dengan isu Islam Nusantara (konotasi yang membolehkan pelanggaran terhadap
syariah, lantaran pelanggaran tersebut berasal dari kearifan lokal, red). Isu
Islam Nusantara sengaja digunakan untuk menyesatkan pemahaman umat akan hakikat
ajaran Islam yang sesungguhnya.
Kalau
secara ekonomi bagaimana?
Perampokan sumber daya
alam oleh asing dan anteknya terus dilakukan, kebijakan yang selama ini
menyengsarakan rakyat terus dijalankan. Bahkan cengkraman kapitalisme akan
semakin kuat setelah diberlakukannya perjanjian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
yang akan semakin membuat rakyat negeri ini terpuruk di bidang pengadaan barang
dan jasa. Barang dan jasa ASEAN yang kualitasnya lebih bagus karena didukung
negaranya masing-masing akan lebih leluasa lagi masuk ke negeri ini.
Di
bidang politik?
Para politisi pemenang
Pilkada serentak lalu, mulai kasak-kusuk mencari celah untuk memberikan proyek
kepada para cukong yang telah membiayinya saat kampanye agar tidak sampai
ditangkap KPK. Itulah yang mereka fikirkan, nasib umat, kesejahteraan umat akan
dilupakan.
Bilamana
umat bangkit melawan?
Bila umat sudah sadar
bahwa selama ini mereka dieskploitasi, dijajah, tentu akan bangkit untuk
melawan. Kita harus menyadarkan mereka, tunjukkan kepada umat, lihatlah siapa
yang selama ini disebut teroris oleh Barat dan antek-anteknya selalu orang
Islam atau kelompok Islam. Padahal jelas-jelas orang Kristen ngebom tidak pernah disebut teroris.
Jelas-jelas OPM membunuh polisi dan kerap membuat teror di Papua, tidak pernah
disebut teroris.
Ingatkan umat pula,
lihatlah, isu-isu anti Pancasila, anti NKRI selalu ditujukan kepada orang Islam
atau kelompok Islam yang ingin menjalankan perintah Allah SWT yakni menegakkan
syariah Islam secara kaffah. Tetapi isu-isu anti Pancasila, anti NKRI tidak
pernah diarahkan kepada para penguasa yang memasrahkan kedaulatan negeri ini
kepada Amerika dan sekutunya. Dengan membiarkan Amerika terus mendikte aturan
di negeri ini dan terus merampok emas di Freeport, misalnya. Orang yang
menuding umat Islam anti NKRI karena ingin aturan Islam tegak itu juga anehnya
tidak berkata apa-apa saat OPM jelas-jelas meneror dan berupaya melepas Papua.
Jelaskan kepada umat,
semua isu yang mereka angkat semata-mata untuk mencegah tegaknya syariat Islam.
Karena dengan digantinya kapitalisme dengan sistem perintahan Islam yakni
khilafah, tentu saja asing dan antek-anteknya tidak dapat lagi memperbudak rakyat,
tidak dapat lagi merampok sumber daya alam, tidak dapat lagi memecah-belah
bangsa Ini.
Dan jelaskan pula,
penegakkan syariat Islam itu merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
Sehingga, setiap Muslim wajib memperjuangkan penegakkan syariat Islam secara
kaffah agar menjadi rahmat untuk seluruh alam dan tentu saja menjadi
pundi-pundi pahala untuk bekal masuk surga-Nya di akhirat kelak. []
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 165, Januari 2016
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar