Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 15 Mei 2017

Dukungan Penegakan Khilafah Kian Nyata


Lebih dari 100 ribu orang menghadiri Rapat Dan Pawai Akbar (RPA) 1436 H di Jakarta, setelah sebelumnya lebih dari 250 ribu kaum Muslim menghadiri pula acara serupa yang dilaksanakan di 35 kota lainnya. Pertanda apa ini? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan Media Umat Joko Prasetyo dengan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto. Berikut petikannya.

Bagaimana perasaan Anda dengan suksesnya acara RPA di Jakarta?

Alhamdulillah, luar biasa, Allahu Akbar. Rapat dan Pawai Akbar di Gelora Bung Karno ini merupakan puncak dari rangkaian RPA yang diadakan oleh HTI di 35 kota besar di seluruh Indonesia dari Aceh hingga Papua. Meski ada hambatan kecil di satu dua kota tapi secara keseluruhan RPA telah berlangsung dengan lancar dan sukses.

Kita pantas merasa sangat bersyukur dan berbahagia, bahwa di tengah berbagai tekanan ideologis, politis dan ekonomis, kita masih bisa menjadi bagian dari umat Islam yang tetap peduli terhadap apa yang Allah wajibkan kepada kita semua, yaitu penerapan syariah dan khilafah.

Pertanda apa ini?

Semua ini merupakan tanda bahwa dakwah untuk tegaknya syariah dan khilafah makin diterima oleh umat. Kita mau bilang apa melihat puluhan ribu umat bergerak bersama meneriakkan syariah dan khilafah? Kita memang berulang-kali menegaskan, bahwa Rapat dan Pawai Akbar ini bukanlah untuk unjuk kekuatan karena sesungguhnya tiada daya dan kekuatan kecuali milik Allah semata, la hawla wala quwwata illa billah.

Tapi, penting juga kiranya untuk ditunjukkan kepada khalayak bahwa perjuangan untuk tegaknya syariah dan khilafah bukanlah tanpa pendukung. Bukan pula tidak disambut oleh umat. Dukungan itu makin nyata. Di mana-mana.

Di antaranya terlihat dari antusiasme peserta di setiap tempat di mana Rapat dan Pawai Akbar diselenggarakan, utamanya saat penyelenggaraan di GBK. Itu semua juga menunjukkan bahwa opini dan dukungan umat tentang khilafah semakin menguat, dan itu bukan hanya di Jakarta tetapi juga di puluhan kota lainnya.

Ada yang mengatakan HTI itu kaya raya sehingga bisa menggelar acara-acara besar seperti ini. Dari mana dananya?

Tidak benar itu. Hizbut Tahrir bukanlah organisasi yang kaya raya, meski juga bukan organisasi yang tak berpunya. Memang kami sering menyelenggarakan acara besar seperti RPA, MK (Muktamar Khilafah) dan sebagainya. Tapi dana semua kegiatan itu sepenuhnya didapat dari peserta yang membayar untuk mengikuti acara ini. Tidak ada sponsor atau bantuan dari pihak lain, baik dari dalam maupun luar negeri. Sama sekali.

Subhanallah, menunjukkan apa ini?

Ini menunjukkan perjuangan ini didukung sepenuhnya oleh umat. Tidak mungkin kan, mereka mau berkorban begitu rupa kalau tidak mendukung. Dan ketika umat sudah mendukung, apa saja bisa dilakukan, termasuk berkorban waktu, tenaga dan dana dengan membiayai kegiatan-kegiatan besar yang memakan biaya hingga miliaran rupiah, buat organisasi besar pun hal itu tidak mudah dilakukan.

Mengapa?

Karena umat merasa perjuangan ini adalah perjuangan yang benar-benar untuk tegaknya Islam, bukan hal yang lain. Bukan sekadar meraih kekuasaan, juga bukan untuk untuk kepentingan kelompok, tapi demi umat semata-mata.

Mereka juga merasa bahwa perjuangan ini benar-benar akan mewujudkan sesuatu yang bakal memberikan solusi yang jelas dan konsisten atas berbagai persoalan yang dihadapi oleh rakyat khususnya di negeri ini.

Umat tentu melihat, berbagai upaya untuk mengatasi masalah sudah dilakukan namun tidak kunjung segera membuahkan hasil. Rezim berulang berganti, namun tidak ada perubahan yang berarti. Yang ada hanyalah pergantian. Ganti presiden, ganti menteri, ganti gubernur, ganti walikota dan bupati, tapi hasilnya tetaplah sama. Kemiskinan dan penderitaan tetap terjadi di mana-mana, kriminalitas dan kemaksiatan tetap merajalela, kemungkaran juga tidak dapat dihentikan.

Umat memahami, dalam pandangan Islam, semua problematika itu terjadi karena Islam dicampakkan dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tidak ada penerapan syariah secara kaffah. Umat mungkin telah menjalankan syariat, namun syariah yang dijalankan adalah untuk pribadi (seperti shalat zakat puasa), bukan syariat dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara (seperti dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial) sehingga timbullah berbagai persoalan. Maka, ketika syariah diterapkan secara kaffah dalam naungan daulah khilafah, umat yakin kebahagiaan, keadilan, persatuan dan kesejahteraan akan terwujud.

Iya, bahkan penyelenggaraannya pun selalu di bulan Rajab. Mengapa?

Kita tahu, pada bulan Rajab lebih dari 1400 tahun lalu Allah SWT memperjalankan baginda Rasulullah Muhammad SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina, kemudian naik ke Sidratul Muntaha. Inilah peristiwa Isra' Mi'raj yang sangat monumental, yang kelak sangat berpengaruh pada perjalanan hidup Rasulullah dan umatnya. Tapi kita juga harus ingat bahwa pada bulan Rajab pula, persisnya pada tahun 1342 Hijriah 94 tahun lalu Khilafah Utsmani yang berpusat di Turki diruntuhkan oleh tangan-tangan kafir penjajah.

Peristiwa yang kemudian menjadi pangkal dari timbulnya berbagai malapetaka yang menimpa kaum Muslimin di seluruh dunia atau ummul jaraaim memang layak untuk terus mendapat perhatian. Tapi kita menyelenggarakan RPA tidak untuk meratapi momentum menyedihkan itu. Kita menyelenggarakan RPA justru untuk bangkit dan mengokohkan pendirian bahwa perjuangan penegakan syariah dan khilafah memang tidak boleh surut sedikitpun.

Bila runtuhnya khilafah dulu menjadi pangkal hancurnya dunia Islam dan timbulnya berbagai malapetaka yang menimpa dunia Islam, maka kita di sini yakin bahwa bangkitnya kembali dunia islam dari keterpurukannya pun hanya mungkin melalui tegaknya kembali al-Khilafah itu. Khilafah lah yang akan menyatukan kaum Muslimin di seluruh dunia, menerapkan syariah secara kaffah dan menghadapi adikuasa jahiliyah dari manapun datangnya.

Apa aktivitas HTI lainnya, selain menggelar acara ini?

Banyak. Acara seperti RPA, Muktamar Khilafah dan acara-acara besar lainnya, hanyalah bagian kecil dari kegiatan dakwah HTI yang sesungguhnya sangat banyak. Ada seminar, diskusi, masirah (unjuk rasa), tabligh akbar, temu tokoh dan sebagainya. Dan yang pasti adalah pembinaan rutin yang dilakukan seminggu sekali. Ini berjalan di seluruh Indonesia. Ada ribuan halqah yang menjadi inti dari daya tumbuh dan kekuatan HTI.

Selain itu, HTI juga berdakwah melalui media. Ada majalah al-Wa’ie terbit bulanan, lalu ada buletin jum’at al-Islam, juga ada situs web hizbut-tahrir.or.id. Kita juga memanfaatkan sosmed seperti twitter, facebook, youtube dan lainnya sebagai sarana dakwah.

Mengapa HTI melakukan itu semua?

Tak lain sebagai bentuk ikhtiar untuk keberhasilan perjuangan bagi tegaknya syariah dan khilafah yang wajib dilakukan dengan penuh kesungguhan, kesabaran dan keikhlasan. HTI sangat yakin, di tengah lorong gelap peradaban jahiliyah ini pastilah ada secercah cahaya di ujung sana. Itulah cahaya Islam. []

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 152, Juni 2015
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam