Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 01 Mei 2017

Bersinergi Dalam Dakwah



Ustadz Syamsul Abadi, Ketua DPW Syarikat Islam Jawa Timur
RPA Indikator Bangkitnya Khilafah

Syamsul Abadi, yang akrab disapa Ustadz Syamsul, merupakan salah satu tokoh Jawa Timur yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPW SI Jatim. Pria kelahiran Pacet, Kabupaten Mojokerto tersebut pernah menjadi Takmir Masjid At Taqwa. Saat ini masih diamanahi sebagai Ketua Yayasan Masjid At Taqwa Pacet, meskipun rumah tinggalnya di jalan Wonoboyo 2, Surabaya, yang sekaligus menjadi sekretariat DPW SI Jatim.

Ustadz Syamsul sangat rajin menghadiri undangan banyak agenda dakwah yang diselenggarakan HTI Jawa Timur maupun Surabaya. Di antaranya Halqah Islam dan Peradaban (HIP), Refleksi Akhir Tahun 2014 bersama Jubir HTI. dan termutakhir adalah Rapat dan Pawai Akbar Jatim di Kenpark Surabaya.

Rapat dan Pawai Akbar Jawa Timur sangatlah menarik dan gegap gempita, begitulah kesan Ustadz Syamsul. “Perjuangan harus tetap gigih, dengan tetap menjalani proses untuk mendapatkan 'nashrun minallah'. Tidak sekadar show of power, tapi RPA Jawa Timur khususnya dan RPA seluruh Indonesia pada umumnya telah menjadi indikator bangkitnya khilafah,” pungkasnya. []

Bersinergi Dalam Dakwah

Syarikat Islam (SI) DPW Jawa Timur merupakan bagian dari DPP SI secara nasional. Secara historis, SI merupakan perubahan dari Syarikat Dagang Islam yang telah didirikan oleh Hadji Samanhoedi pada 16 Oktober 1905. Nama SI dicetuskan oleh HOS Tjokroaminoto pada tahun 1912, yang menjadikan SI semakin membesar dan sangat diperhitungkan oleh kolonialis Belanda.

Secara obyektif, seharusnya SI dijadikan tonggak kebangkitan di Indonesia, bukan Boedi Oetomo (BO) yang selama ini diklaimkan. Dari sisi tahun berdirinya saja, SI adalah organisasi yang paling awal muncul (1905), lebih dulu 3 tahun daripada BO yang berdiri tahun 1908. Dari sisi area gerakannya, SI lebih menasional daripada BO yang hanya ada di Jawa. Dari segi keanggotaannya SI (dengan anggota 2,5 juta orang di tahun 1919) lebih egaliter dan inklusif (semua lapisan masyarakat), tidak seperti BO (dengan anggota 10 ribu orang di tahun 1909) yang hanya khusus priyayi (bangsawan) Jawa saja. Belum lagi dari relasinya dengan kolonialis Belanda, SI non kooperatif, tercermin dari dipenjarakannya tokoh SI HOS Tjokroaminoto oleh Belanda, sedangkan BO malah bekerja sama dengan Belanda.

Visi SI adalah terwujudnya Islam sebagai rahmatan lil alamin, yang memberi keadilan, kedamaian, kesejahteraan, keamanan dan perlindungan bagi segala golongan penduduk yang beragam suku, ras, dan agama dan merupakan bagian dari kesatuan umat Islam sedunia.

Berdasarkan Anggaran Dasarnya, tujuan SI antara lain: mengembangkan jiwa dagang, membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha, memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat, memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam, hidup menurut perintah agama.

Sinergi dengan HTI

Jika dikomparasikan antara SI dengan Hizbut Tahrir (HT), akan didapat perbedaan dan persamaan. Berdirinya SI lebih awal daripada HT yang berdiri tahun 1953. Meskipun demikian ada benang merah persamaan, yaitu semangat anti kolonialisme dan imperialisme. SI merespon kolonialisme Belanda di Nusantara, sedangkan HT melawan dominasi imperialisme global. Jadi keduanya merupakan aset umat Islam demi izzul Islam wal muslimin.

Secara syar'iy, berjamaah (termasuk berorganisasi) jumlahnya tidak harus satu, tetapi boleh lebih dari satu. Dalam QS. Ali Imran 104, ada kata 'ummah' yang merupakan isim (kata benda) bukan tunggal. Artinya boleh lebih dari satu umat, asalkan memiliki visi dan misi yang sama yaitu yad'una ilal khoir (menyeru kepada al khair atau Dienul islam), serta ber-'amar ma 'ruf nahy munkar (memerintahkan kebajikan dan mencegah kemungkaran).

DPW SI Jatim dan DPD HTI Jatim bersungguh-sungguh mewujudkan hal tersebut. Kedekatan antara fungsionaris dan pimpinan keduanya di level provinsi Jatim sangatlah dekat. Juga secara kelembagaan. Saling berkunjung, berbagi informasi dan ilmu, berkomunikasi via telepon atau sekadar sms telah menjadikan SI dan HTI Jatim telah bersinergi.

Ketua Lajnah Fa'aliyah DPD HTI Jatim Fikri A. Zudiar sangatlah akrab dengan DPW SI Jatim Syamsul Abadi. Begitu pula dengan tokoh cendekiawan/arsitek Muslim yang pernah menjadi rektor ITS (1982-1986), Harjono Sigit sebagai cucu dari tokoh besar HOS Tjokroaminoto, sangatlah dekat secara pemikiran perjuangan maupun relasi inter personal.

"Saya sangat mendukung HTI dan akan selalu berusaha hadir dalam agenda dakwah HTI karena hanya berharap kepada Allah SWT, bahwa kehadiran saya tersebut menjadi hujjah di hadapan Allah bahwa saya juga turut berjuang menegakkan syariah dan khilafah," ujar Syamsul Abadi.

Begitu juga dengan Ustadz Djarot, Ketua DPD SI Surabaya. Ia selalu welcome terhadap kehadiran aktivis HTI Surabaya di rumahnya di Jalan Indragiri kawasan gelora Pancasila Surabaya.

Salah satu alasan Syamsul Abadi secara sadar untuk bersinergi dengan HTI adalah sama-sama memiliki spirit menentang segala kezaliman dan segala bentuk imperialisme. []

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 153, Juni-Juli 2015
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam