Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 28 April 2017

Ponpes Raudhotul Jannah Merasa Terpanggil Berjuang Bersama Hizbut Tahrir



KH M Suyono, Pimpinan Ponpes Raudhotul Jannah, Sidokerto

Merasa Terpanggil Berjuang Bersama Hizbut Tahrir

Kami sangat prihatin dengan keadaan masyarakat. Sekalipun pondok sudah berdiri, pendidikan sudah berjalan tetapi kami bingung dan prihatin mencoba mencari solusi memperbaiki masyarakat. Kemaksiatan atau orang-orang yang melanggar syariat Islam seperti minum minuman keras, perzinahan dll yang ada semakin tinggi. Hukum yang ada tidak membuat jera. Bahkan pelaku zina justru dinikahkan. Maka kami menginginkan dan mengupayakan diterapkannya syariah Islam di dalam kehidupan ini.

Ketika Hizbut Tahrir menyerukan untuk menegakkan syariah kami merasa terpanggil dan merasa cocok untuk ikut berjuang menerapkan syariah Islam, sehingga kami ikut bergabung bersama Hizbut Tahrir yang kurang lebih sudah dua tahunan ini.

Alhamdulillah kami sering dikunjungi oleh para aktivis Hizbut Tahrir baik itu dari DPD maupun dari DPP seperti Ustadz Ali Murtadho dan Gus Jun.

Alhamdulillah keluarga kami -istri, anak dan ustadz-ustadz Raudhotul Jannah- sudah ikut pembinaan Hizbut Tahrir. Santri pondok sudah ikut mulai berpartisipasi dalam acara-acara Hizbut Tahrir di Bandar Lampung. Dan Alhamdulillah selama ini belum ada halangan dari masyarakat. Ada juga wali murid yang sudah ikut Hizbut Tahrir dan ikut menyemangati. Kami juga ikut mengajak masyarakat sekitar untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan Hizbut Tahrir. Cita-cita kami jelas yaitu berupaya agar syariah Islam ini bisa tegak dan khilafah bisa terwujud.

Untuk teman-teman semua agar selalu semangat mengemban dakwah memperjuangkan khilafah, karena yang namanya perjuangan itu tidak mudah. Akan banyak rintangan yang menghalanginya.[]

Ponpes Raudhotul Jannah, Sidokerto, Lampung Tengah

Taman Surga Di Tengah Lampung

Meski sudah sore, udara di lingkungan Pondok Pesantren Raudhotul Jannah masih terasa segar, apalagi ditambah dengan semilir angin berhembus. Mumpung cuaca cerah, Media Umat pun meminta santri berkumpul untuk difoto bersama. Dengan sigap mereka yang baru saja menunaikan shalat Ashar berjamaah langsung berhamburan ke luar untuk melakukan foto groupy, Jum'at (9/4) di kompleks Ponpes Raudhotul Jannah, Sidokerto, Lampung Tengah.

Usai mengambil beberapa gambar, Media Umat pun berbincang-bincang dengan KHM Suyono, pimpinan Raudhotul Jannah, seputar ponpes yang didirikan dan dibinanya tersebut.

”Alasan mendirikan ponpes ini, dimotivasi dengan keprihatinan kami melihat keadaan generasi umat Islam yang tidak tahu arah hidupnya dan bahkan jauh dari Islam. Mereka tidak paham Islam dengan baik,” ungkapnya.

Lalu, Kyai Suyono mengadakan Pengajian malam untuk warga. Aktivitasnya dilakukan dari sore hingga pagi. Mulai dari ngaji, shalat wajib dan tahajjud, juga ibadah lainnya. Santrinya berasal dari masyarakat sekitar. Namun dari hasil yang dilaksanakan ternyata masih kurang maksimal karena hanya bisa mengelola dan bisa memberikan pendidikan di waktu malam. Akhirnya kami putuskan membuat pondok pesantren,” beber lelaki kelahiran Batang Harjo, Lampung Timur, 8 Mei 1963.

Maka, pada 2008, Kyai Suyono mendirikan Raudhotul Jannah (Taman Surga). Harapannya, dengan belajar berbagai hukum Islam di pondok tersebut, santri dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai tiket masuk surga, singkatnya pondok tersebut menjadi taman menuju surga-Nya.

Di tahun pertama berdirinya, hanya memiliki 28 santri putra-putri dan pada tahun ajaran sekarang tercatat ada sekitar 250 santri yang belajar di tsanawiyah dan aliyah Raudhotul Jannah. Kebanyakan

santri berasal dari daerah Lampung, sisanya berasal dari Palembang, Jawa Barat, dll. Memang, selain pendidikan berdasarkan kurikulum sendiri, ponpes ini memadukannya dengan sekolah formal tsanawiyah dan aliyah.

Di awal berdirinya pula, luas lahan pondok adalah sebesar 2 rantai, lalu dua tahun kemudian lahan diperluas menjadi seperempat hektar. Dengan fasilitas gedung sekolah sebanyak 6 unit, asrama, kantin, lapangan olahraga, perumahan ustadz yang sudah ada 4 unit, laboratorium komputer, perpustakaan dll.

Menariknya, baik bangunan dan pembelian lokasi tanah diusahakan dan dibangun secara pribadi tidak menerima bantuan dari manapun baik itu dari pemerintah maupun dari luar negeri. ”Hal ini memudahkan kami dalam melaksanakan program-program kami tanpa harus musyawarah dengan penyokong dana atau dengan pihak manapun,” tegasnya.

Selain memang pada umumnya Pondok memacu untuk melaksanakan ibadah, ngaji dan amalan sunnah seperti tahajjud dhuha, dll, keunggulan ponpes ini juga dari bahasanya yaitu bahasa Arab dan Inggris. Untuk bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Arab.

”Para santri unggul dari seqi bahasa. Kami saat ini sedang mendaftarkan anak-anak di Ar Royyah Sukabumi untuk menqikuti kegiatan lomba di sana," katanya.

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 149, April 2015
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam