Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam
Minggu, 26 Maret 2017
Rezim Sudan Melarang Pameran Buku Islam Yang Melawan Sekularisme
Rezim Sudan Melarang Pameran Buku Islam Di Area Publik al-Obayid Karena Rezim Secara Terbuka Mengharuskan Sekularisme
Untuk kedua kalinya, Hizbut Tahrir wilayah Sudan mengirim permintaan mengadakan pameran buku di al-Obayid, ibukotanya North Kordofan. Hizb meminta bahwa pameran diadakan di sebelah timur Masjid Besar, di samping tenda, tapi komisioner daerah lokal Shikan, yang menjadi kepala komite keamanan, berkomentar mengenai lokasi: "Kami tidak setuju dengan tempatnya karena itu masih termasuk area masjid (area sholat)." Dia meminta proposal berbeda, dan dengan prasangka baik maka Hizb menulis ulang permintaan dengan lokasi baru: (Freedom Square), tapi ternyata si komisioner mengingkari janjinya dengan alasan bahwa komite keamanan menganggap tempatnya tidak cocok.
Berdasarkan itu, kami ingin menjelaskan bagi publik:
Pertama: Ini bukanlah kali pertamanya bahwa Hizbut Tahrir Sudan mengadakan pameran buku Islam. Ratusan area publik di berbagai daerah Sudan telah menyaksikan ratusan pameran di mana masyarakat melarisinya untuk mendapatkan pemahaman peradaban Islam dan telah berinteraksi dengannya, dan mengapresiasi ide-ide dalam buku-bukunya. Kota al-Obayid itu sendiri telah menyaksikan pameran seperti ini sebelumnya; diadakan dengan baik, teratur, dan disiplin tanpa ada penolakan dari siapapun; diakhiri dengan tertib dan tidak ada alasan bagi pelarangan.
Kedua: Pameran adalah cara mengedukasi Umat Islam, dan upaya mengemban seruan Islam yang merupakan kewajiban kaum Muslimin, dan menghalangi aktivitas ini berarti menjauhkan orang dari jalan Allah Swt., dan menjadi genderang perang melawan Allah Swt., apapun alasan zalimnya, dan mencegah dakwah Islam; yang semestinya tidak terbatasi waktu, atau tempat, dan Allah Swt. telah berjanji untuk menghukum mereka yang menjauhkan orang dari dakwah. Allah Swt. berfirman (artinya):
"...Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang lalim. (Yaitu) Orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok..." (TQS. Hud: 18-19)
Ketiga, telah menjadi jelas bahwa pelarangan ini sesuai dengan permintaan Amerika untuk sekularisasi negara secara terbuka. Untuk mendapatkan ridhanya Amerika, diperlukan upaya mencegah terwujudnya dakwah Islam, meskipun itu pamerann buku. Jika mereka setuju pameran tetap diadakan, mereka ingin supaya pameran itu tersembunyi dari penglihatan bos Baratnya, untuk mendapat ridhanya. Sebagian dari konsesi dan ketundukan ini: Menteri telah melarang ceramah agama di pasar dan tempat umum; dan sejumlah imam masjid telah dilarang khutbah jum'at, dan telah dimulai upaya menyingkirkan apapun hukum publik yang terkait Islam.
Keempat, di saat rezim membuka area-area publik ini, untuk mengadakan hura-hura dan pesta campur-baur, dan bermacam festival tak berguna, dia melarang seruan dakwah melanjutkan kehidupan Islam, maka ini semua membongkar karakteristik proyek yang disponsori penguasa semacam itu, yang korup dan tidak membaik, menipu dan tidak berdakwah.
Sebagai kesimpulan, kami telah berjanji kepada Allah dan Rasulullah bahwa kami akan terus mendakwahkan kebenaran, dan tidak akan dirugikan oleh mereka yang menyalahi kami, kami akan terus berupaya untuk tegaknya hukum Allah di bumi melalui pendirian-kembali Khilafah Rasyidah yang berjalan sesuai metode kenabian; mahkota semua kewajiban, penjaga agama, yang mengurus urusan-urusan dunia dengan aturan Islam, dengan keyakinan kami terhadap dekatnya pertolongan Allah. Untuk mereka yang menghalangi kami dari menyeru kepada Allah dan dari menyebarkan kebenaran kepada masyarakat, pikirkanlah firman Allah Swt. (artinya):
"Dan janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang lalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak." (TQS. Ibrahim: 42)
Bacaan: khilafah.com/the-sudanese-regime-bans-an-islamic-book-exhibition-in-the-public-squares-of-al-obayid-in-line-with-the-requirements-of-open-secularism/
----
Janganlah terpedaya dengan berbagai ide kufur. Kaum Muslim harus bertahan di atas agamanya dan tidak akan pernah menanggalkan Islam demi sekularisme, liberalisme dan nilai-nilai kufur. Peradaban sekularisme di mana Islam dipisah dari kehidupan publik termasuk dalam politik adalah peradaban yang hina.
Demi Allah, aneh ketika seorang pemimpin yang beragama Islam menyeru kaum muslim untuk meyakini sekularisme. Yaitu menyeru kaum muslim untuk memisahkan agama (Islam) dari politik, dengan konsekuensi meninggalkan syariah Rabb semesta alam dan mengadopsi syariah hawa nafsu manusia lalu berlindung di balik semboyan keberagaman.
Dan di dalam agama Islam ada kecukupan yang membuat kita tidak perlu meminta bantuan dengan yang lain. Di dalamnya juga ada kebenaran dan keadilan yang membuat kita tidak perlu merujuk kepada kebatilan dan kegelapan sistem demokrasi.
Perhatian utama kita, upaya kita dan harapan kita adalah satu, yaitu: agar kalimat Allah menjadi yang paling tinggi; agar Allah SWT menolong umat dan memberikan kemudahan kepada para aktivis yang berjuang untuk menegakkan Khilafah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar