Mulailah terjadi benturan (ishthidam/
clash) antara iman dengan kekufuran di
masyarakat, dan mulailah terjadi pergesekan (ihtikak)
antara ide-ide yang benar dengan ide-ide yang rusak, dan mulailah tahap kedua,
yaitu tahap interaksi dan perjuangan (marhalah
tafaul wal kifah). Pada tahap ini mulailah orang-orang Kafir Quraisy
melawan dakwah dan menyakiti Rasulullah Saw. dan kaum muslimin dengan berbagai
macam cara.
Periode inilah yang paling berat yang dihadapi Rasul dan para
sahabat sepanjang perjuangan mereka. Gembong kekufuran Abu Jahal pernah
melempar Beliau Saw. dengan isi perut hewan sembelihan mereka.
Semua itu justru hanya menambah kesabaran dan kesungguhan
Beliau Saw. dalam dakwah. Kaum muslimin pun menghadapi berbagai ancaman dan
gangguan. Setiap kabilah menyiksa dan memfitnah anggota sukunya yang masuk
Islam. Sampai-sampai salah seorang budak Habsyi, Bilal bin Rabbah ra., mereka
lempar di atas padang pasir, di bawah terik matahari, mereka tindih dadanya
dengan batu, dan mereka biarkan di situ agar mati, tidak lain karena dia tetap
mempertahankan kalimat tauhid: ahad-ahad!
Summayyah istri Yasir ra., mereka siksa hingga mati karena tidak mau kembali
(murtad) dari agama Islam kepada agama nenek moyang mereka. Kaum muslimin
secara umum dihinakan dan disiksa. Namun mereka bersabar menerima cobaan itu
dalam rangka menggapai ridho Allah Swt.
Rasulullah Saw. dan para sahabat menghadapi berbagai
perlawanan dakwah yang dilancarkan oleh orang-orang Kafir Quraisy, baik itu
penyiksaan fisik (at ta’dziib) ,
propaganda busuk (ad da’aawah/ad di’ayah)
untuk menyudutkan Islam dan kaum muslimin di dalam negeri dan luar negeri,
maupun blokade total (al muqatha’ah),
dengan sikap sabar dan terus berdakwah menegakkan agama Allah Swt. tanpa
kekerasan. Tatkala Rasul melihat Yasir dan istrinya dibantai disiksa oleh
orang-orang Quraisy, Beliau Saw. tidak menggerakkan kaum muslimin untuk
melakukan perlawanan fisik terhadap mereka. Beliau Saw. bersabda:
«صَبْرًا آلَ
يَاسِرٍ فَإِنَّ مَوْعِدَكُمُ الْجَنَّةِ إِنِّيْ لاَ أَمْلِكُ لَكُمْ مِنَ اللهِ
شَيْئًا»
“Bersabarlah
wahai keluarga Yasir, sesungguhnya janji Allah untuk kalian adalah Surga.
Sesungguhnya aku tidak memiliki sesuatu apapun dari Allah.”
Ketika
mendengar janji surga itu, Sumayyah, istri Yasir yang sedang disiksa oleh kafir
Quraisy, mengatakan: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku melihatnya secara
nyata!” (lihat: An Nabhani, Ad Daulah Al
Islamiyah, hal.18)
Pertanyaan kita, mengapa Rasulullah Saw. yang terkenal
sempurna akhlaqnya, bahkan sudah mendapatkan gelar al Amin (yang terpercaya), kok
dimusuhi begitu rupa oleh orang-orang Quraisy? Benturan yang dilakukan oleh
kafir Quraisy terhadap dakwah Islam adalah hal yang wajar. Sebab, Rasulullah
Saw. mengemban dakwah dan menampilkan kelompok yang mengemban dakwah bersama
Beliau Saw. dalam bentuk yang menantang. Lebih dari itu, substansi dakwah itu
sendiri adalah perjuangan dan perlawanan terhadap status
quo Quraisy dan masyarakat Makkah.
Sebab substansi dakwah adalah menyeru kepada mentauhidkan
Allah dan seruan ibadah hanya kepada-Nya serta seruan untuk meninggalkan
penyembahan kepada berhala dan seruan untuk melepaskan diri dari sistem
kehidupan jahiliyah mereka yang rusak. Maka terjadilah benturan dengan Quraisy
secara total. Bagaimana mungkin tidak terjadi benturan, padahal Rasulullah Saw.
membodohkan impian mereka, merendahkan tuhan-tuhan mereka, dan mencela
kehidupan murahan mereka, dan mengkritik tatanan kehidupan mereka yang zalim.
Dan Al-Qur’an pun turun menyerang mereka dengan jelas. Allah Swt. berfirman:
﴿إِنَّكُمْ وَمَا
تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ﴾
“Sesungguhnya
kalian dan apa (berhala) yang kalian sembah selain Allah adalah umpan
Jahannam.” (QS. Al-Anbiyaa’ [21]: 98)
﴿وَمَا
ءَاتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِنْدَ
اللَّهِ﴾
“Dan apa
yang kalian berikan berupa riba untuk menambah harta kekayaan manusia, maka
tidak menambah pada sisi Allah.” (QS. ar-Rûm [30]: 39)
﴿وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ !
الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ ! وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ ﴾
“Kecelakaan
besarlah bagi orang-orang yang curang. (yaitu) orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka
menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. al-Muthafifîn
[83]: 1-3)
Oleh
karena itu, orang-orang Quraisy pun menghadang dakwah. Mereka menyakiti
Rasulullah Saw. dan para sahabat. Mereka menyiksa, mengembargo, dan membuat
propaganda untuk melawan Beliau Saw. dan agama yang dibawanya. Namun itu semua
tidak menyurutkan langkah dakwah Rasulullah Saw. Beliau Saw. tetap menyerang
mereka, terus melawan pandangan-pandangan yang salah, dan menghancurkan
aqidah-aqidah yang rusak, dan bersungguh-sungguh menempuh jalan penyebaran
dakwah. Beliau Saw. mendakwahkan Islam dengan jelas, tanpa tedeng aling-aling,
tanpa merendahkan diri, tanpa cenderung kepada kekufuran, dan tanpa menjilat
gembong-gembong kekufuran.
Hal itu Beliau lakukan sekalipun menghadapi berbagai gangguan
dari Quraisy, meskipun menghadapi berbagai kesulitan. Dan dakwah yang Beliau
lakukan di tengah berbagai kesulitan itu justru membuat Islam dari hari ke hari
menyebar ke seluruh masyarakat Arab, sehingga banyak para penyembah berhala dan
orang-orang Nasrani masuk Islam, bahkan para pembesar Quraisy pun mendengarkan
Al-Qur’an dan hati mereka berdebar-debar. Sejarah mencatat bahwa tiga orang
gembong kafir Quraisy, yaitu Abu Sufyan bin Harb, Abu Jahal Amru bin Hisyam,
dan Al Akhnas bin Syariq secara terpisah selama tiga malam berturut-turut
mendengar Rasulullah Saw. membaca Al-Qur’an di rumahnya. Rasulullah Saw.
biasanya menghabiskan sebagian besar malamnya dengan qiyamul lail dan membaca
Al-Qur’an secara tartil.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar