Menjadi Khairu Ummah dengan
Menegakkan Syari’ah dan Syari’ah Khilafah. Menggalang kebersamaan dan persatuan
umat untuk bersama-sama berjuang menegakkan Syari’ah dan Syari’ah Khilafah.
Di saat sebagian umat Islam tengah
bergembira, kita juga patut bersedih karena hakekat kemenangan sesungguhnya
belum diraih umat Islam. Sejatinya,
kemenangan umat Islam adalah diraihnya takwa setelah, baik ketakwaan individu
maupun ketakwaan sosial. Orang yang bertakwa adalah orang yang menjalankan
seluruh perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Namun apa yang kita
lihat di tengah-tengah masyarakat dan bangsa tidaklah demikian. Kehidupan hedonis,
bejat
dan permisif tetap saja mengakar di tengah-tengah masyarakat. Peraturan kufur
tetap saja diterapkan. Bagaimana mungkin kita meraih predikat takwa di sisi
Allah SWT. jika kita meninggalkan aturan-Nya? Songsong
Tegaknya Syari’ah Khilafah.
Agar masyarakat sadar dan kembali menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman
dan tuntunan dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan. Umat sudah
sewajarnya bergabung, beraktivitas dan bekerjasama dengan Hizbut Tahrir dalam
mewujudkan Khairu Ummah dalam naungan Syari’ah dan Syari’ah Khilafah, dan
komitmen dalam mendukung perjuangan Hizbut Tahrir untuk menegakkan Syari’ah dan
Syari’ah Khilafah.
KEMBALI KE FITRAH TETAP ISTIQOMAH
DALAM KEBENARAN. Makna kembali ke fitrah
yaitu kembali kepada Syari’at Allah SWT, tunduk taat hanya kepada Allah.
Tentang istiqomah, dalil-dalil dan dasar istiqomah serta wajibnya seorang
muslim bersikap istiqomah, selalu mempertahankan keimanan dan akidahnya dalam
kondisi apapun, terlebih di masa sekarang. Seorang muslim dituntut untuk sabar
dan mampu menghadapi tantangan dan cobaan dalam memegang teguh agamanya, di
dalam dakwah pun dituntut untuk memiliki sikap istiqomah, seperti yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para shahabat dalam menyebarkan dakwah
Islam. Setiap muslim harus tetap istiqomah menjalankan Syari’at Allah Swt. agar
ketakwaan tetap melekat dalam diri seorang muslim.
Menekankan untuk selalu mewujudkan
suasana taat kepada Allah SWT., memohon ampun kepada-Nya dan saling memaafkan
terhdap sesama manusia. Selain itu pentingnya mewujudkan kekuatan umat,
menyatukan berbagai komponen masyarakat terutama para ulama dan para tokoh
dalam rangka perjuangan menegakkan Syari’ah termasuk Khilafah.
Pejuang Syari’ah Khilafah, Rapatkan
Barisan, Raih Kemenangan. Fokus pada apa yang kita bisa dan jangan pada apa
yang tidak kita bisa, karena dengan demikian apa yang tidak kita bisa akan
hilang dengan sendirinya. Jika para atlet yang cacat dengan keterbatasan
fisiknya, tetap bersemangat dalam kejuaraan perlombaan olahraga karena motivasi
untuk dunia. Maka tentunya semangat bagi pejuang Syari’ah Khilafah dalam
berdakwah haruslah melebihi mereka, karena motivasi para pejuang Syari’ah
Khilafah adalah demi Akhirat.
Pentingnya umat Islam untuk
mencermati berbagai isu mutakhir seperti kasus Ciketing Bekasi, kasus
pembakaran al-Qur’an dan terorisme. Ada ketidakadilan respon yang ditunjukkan
oleh penguasa republik, media dan dunia terhadap isu-isu tersebut. Isu Ciketing
yang sesungguhnya sangat komplek dengan kronologis waktu yang panjang telah
diplintir sedemikian rupa sehingga seolah-olah merupakan isu yang berkaitan
dengan sikap radikal umat Islam terhadap sekelompok umat lain untuk menjadi
stempel bahwa umat Islam tidak toleran. Padahal korban-korban sebelumnya dari
kalangan umat Islam tak pernah dipublikasikan.
Tak tanggung-tanggung, AS dan
penguasa republik merespon dengan sangat serius. Adapun isu pembakaran al-Qur’an
tidak mendapatkan respon yang memadai baik oleh pemerintah, umat Islam dan
media massa, kalaupun ada respon sangat terlambat. Isu pembakaran al-Qur’an
yang sesungguhnya nuansanya untuk mengopinikan bahwa al-Qur’an sebagai
inspirator dan sumber kekerasan, dianggap sebagai hal yang lumrah sebagaimana
al-Qur’an bisa dibakar oleh siapa saja. Isu terorisme juga telah disetting
sedemikian rupa mengikuti negara yang memberi komando dalam “war on terrorism” yakni AS untuk memposisikan
Islam dan kaum muslim sebagai tertuduh.
Syari’ah Khilafah Wa’dullah (janji Allah), Syari’ah
Khilafah Wa’dullah. Pentingnya
perjuangan menegakkan Syari’ah Khilafah. Ketundukan kaum muslim dengan Islam.
Di tengah beragamnya pemikiran Islam yang berkembang, kaum muslim harus jeli
mana pemikiran yang asli dan pemikiran yang malah dibuat-buat. Misalnya
sekulerisme, pluralisme, hak asasi manusia, hingga demokrasi. Kesannya ide-ide
itu berasal dari Islam, padahal sesungguhnya bertentangan dengan aqidah dan
Syariah Islam. Lihat saja Obama dan negaranya AS. Mereka mengatakan demokrasi,
tetapi tidak pernah demokratis, media melakukan penyesatan
opini. Kaum muslim di Irak, Afganistan, Palestina dibantai. Mereka teriak
HAM tapi hanya sekadar menuding Islam. Banyak gagasan baru yang ditujukan untuk
menghambat kebangkitan Islam. Karena itu, saatnya kita bangkit dengan Islam
saja.
Kondisi Islam saat ini sekaligus
menafsirkan khoiru ummat atau umat terbaik berdasarkan Al Qur’an Surat
Ali Imron ayat 110. Umat Islam harus melakukan dua perkara untuk menjadi umat
terbaik yaitu dengan melakukan kebajikan dan mencegah kemungkaran (amar
ma’ruf nahyi mungkar). Tentu saja apa yang dilakukan itu harus sesuai
dengan Syari’at Islam. Tidak benar melakukan kebajikan demi meraih sesuatu yang
sifatnya riya. Menyumbang kerudung tapi berharap dicontreng.
Menjadi khoiru ummah dengan
penerapan Syari’ah dan Syari’ah Khilafah. Kami bukan jamaah yang terkait dengan
politik sistem kufur demokrasi. Urusan HTI adalah terkait dengan politik Islam
saja. Bersilaturahmi sekaligus mengokohkan kembali niatan untuk ber-Islam
secara paripurna. Konsisten mengusung Syari’ah dan Syari’ah Khilafah sebagai
solusi atas permasalahan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar