anak seorang pendeta Gereja Metodis, William Henry Quilliam, masuk Islam |
Ke Empat: Paman dan Bibi dari pihak ayah dan ibu
Bangunan keluarga dalam Islam, merupakan bangunan yang sangat besar dan
memiliki cakupan yang sangat luas, pohon yang rindang
sebagai tempat bernaung orang-orang yang terkait dalam ikatan muhrim dan kerabat
secara keseluruhan.
Dan saudara paling dekat adalah paman dan bibi dari pihak ayah dan ibu.
Dalam Islam, kedudukan mereka seperti kedudukan ayah dan ibu. Maka, bibi baik dari pihak ayah maupun ibu memiliki kedudukan seperti ibu. Dan terkadang, para paman dari
pihak ayah memiliki posisi dan kedudukan seperti ayah. Hal tersebut banyak
diperkuat oleh beberapa hadits nabi berikut ini:
Diriwayatkan dari Tirmidzi dengan sanadnya yang berasal dari Ibnu Ma’ud ra., ia berkata: “Rasulullah Saw. bersabda: “Seorang paman ibarat seorang ayah.”
Diriwayatkan dari Tirmidzi dengan sanadnya yang berasal dari Barra bin
‘Azib ra., ia berkata: “Rasulullah Saw. bersabda: “Seorang bibi dari pihak ibu sama kedudukannya dengan seorang
ibu.”
Dan diriwayatkan dari Ad Darimiy dengan sanadnya dari Masrûq dari Abdullah,
ia berkata: “Seorang bibi dari pihak ibu sama kedudukannya dengan seorang ibu.
Dan seorang paman ibarat seorang ayah.”
Diriwayatkan dari Tirmidzi dengan sanadnya yang berasal dari Abu Bakar bin
Hafas ra. bahwasanya seorang laki-laki datang kepada Rasullullah Saw., ia berkata: “Wahai Rasulullah, Aku
telah mendapatkan dosa yang sangat besar. Apakah aku akan mendapatkan taubat?”
Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: “Apakah kamu
mempunyai seorang ibu?” Ia berkata: “Tidak!” kemudian, Rasulullah kembali
bertanya: “Apakah engkau memiliki seorang bibi dari pihak ibu?” kemudian
laki-laki tersebut berkata: “Ya”, Akhirnya Rasulullah Saw. bersabda: “Maka berbaktilah engkau kepadanya!”
Ke lima: Saudara laki-laki dan perempuan yang lebih tua
Sebagaimana Islam telah memerintahkan seorang anak untuk berbakti kepada kedua orangtua dan nenek kakeknya, maka Islam juga
memerintahkan orang yang lebih muda untuk menghormati orang yang lebih tua usianya. Dan orang yang lebih tua diperintahkan untuk memberikan kasih
sayangnya kepada yang lebih muda. Sehingga, seorang yang lebih muda memiliki
kewajiban yang sama untuk menghormati saudaranya yang lebih tua sama persis
dengan pernghormatan yang harus ia berikan kepada kedua orangtuanya atau kerabatnya.
Dan tentu saja saudaranya yang tua ini harus menjaga dan memberikan kasih
sayang kepada adik-adiknya sebagaimana ayahnya telah memberikan kasih sayang dan penjagaan kepada mereka. Begitupula dengan kakak
perempuan yang paling tua. Ini adalah kewajiban bagi seorang anak yang usianya
lebih tua dari adik-adiknya ketika orang tuanya masih hidup, apalagi kalau
kedua orang tuanya telah meninggal dunia.
Sunnah nabi telah menyebutkan hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh orangtua dan orang-orang yang pantas untuk mendaptkannya.
Islam telah mengajak manusia untuk menyebarkan kasih sayang, cinta kasih,
perbuatan baik dan saling melindungi antara satu individu keluarga dengan yang lainnya secara keseluruhan.
Diriwayatkan dari Baihaqi dengan sanadnya yang berasal dari Sa’ad bin al
‘Ash ra., ia berkata: “Rasulullah Saw. bersabda: “Hak saudara paling tua atas adiknya yang lebih muda seperti hak
seorang bapak terhadap anaknya.”
Diriwayatkan dari Thabrani dalam kitab “Al Kabir” dengan sanadnya dari
Kulaib al Jahni ra., ia berkata: “Rasulullah Saw. bersabda: “Kedudukan seorang saudara yang paling tua seperti kedudukan
seorang ayah.”
Begitulah Islam telah membentuk sebuah bangunan keluarga dalam tubuh
masyarakat muslim sebagai satu kesatuan yang kuat dan saling berpegangan dengan
dilindungi oleh cinta dan kasih sayang. Hati merekapun tergerak untuk
melaksanakan kewajiban yang telah dibebankan. Syariah Islam pun mendorong masyarakat untuk
bersatu, saling menolong dan saling melindungi dan melengkapi. Dan melahirkan
cara yang benar dalam berbakti kepada orang-orang yang berhak untuk mendapatkan
penghormatan dalam tubuh keluarga ini.
Sebuah masyarakat muslim ini terdiri dari beberapa keluarga muslim yang
menerapkan akidah dan syariah Allah dalam
kehidupannya secara konsekwen. Semuanya itu ia lakukan guna mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar