Bahaya Mitos Kecantikan Barat
BAB III
BAHAYA DI BALIK MITOS KECANTIKAN
Konsep yang
“memaksa” seluruh wanita dalam sebuah masyarakat untuk memenuhi ukuran-ukuran
penampilan tertentu tidak hanya irasional, tetapi juga berbahaya. Itu adalah
konsep yang tidak bertanggung jawab, karena dapat membuat orang melakukan
cara-cara yang ekstrem, semata-mata untuk dapat memenuhi harapan-harapan yang
tidak wajar itu agar dapat disebut sebagai “wanita cantik”. Ujung-ujungnya, hal
ini dapat mengakibatkan sejumlah masalah dan kekacauan.
Sebagai
contoh, keinginan yang sangat kuat untuk mendapatkan berat badan yang “ideal”
atau upaya mengurangi lemak tubuh sampai tingkat tertentu telah mengakibatkan
timbulnya berbagai masalah kesehatan dan gangguan pola makan. Dilaporkan bahwa
para model dan aktris rata-rata mempunyai lemak tubuh 10% dari berat badan
keseluruhan; sedangkan rata-rata perempuan yang sehat memiliki lemak tubuh
antara 22% – 26%. Obsesi untuk mendapatkan bentuk dan berat badan “ideal” itu
seringkali mengakibatkan gangguan pola makan. Gangguan pola makan itu bisa
mengakibatkan Anorexia Nervosa, suatu penyakit yang sangat serius, yang
dapat menimbulkan gejala-gejala hipotermia, tekanan darah rendah, detak jantung
yang tidak teratur, kemandulan, hingga dapat menghantarkan pada kematian.
Anorexia digambarkan sebagai “rasa takut yang sangat berlebihan terhadap
kenaikan berat badan atau kegemukan, sekalipun sesungguhnya berat badannya
masih kurang.” Penyakit ini membuat penderitanya melakukan olahraga secara
berlebihan, mengkonsumsi obat pencahar (cuci perut) agar tidak terjadi
penyerapan zat makanan oleh tubuh, serta menahan diri untuk tidak makan.
Lembaga Nasional Kesehatan Jiwa di AS menyatakan bahwa setiap hari, orang
Amerika menghabiskan rata-rata dana sebesar 109 juta dollar untuk membeli
makanan diet atau produk-produk diet. Lembaga tersebut juga mengungkapkan bahwa
1 dari 20 orang perempuan di AS mengalami anorexia, bulimia atau gangguan pola
makan; 1 dari 3 pelaku diet membiasakan diri dengan sikap dan perilaku diet
yang sangat ketat, dan 1 dari 4 pelaku diet ketat ini mengalami gangguan pola
makan. Berdasarkan data Asosiasi Anorexia dan Bulimia Amerika, terdapat 1000
orang perempuan meninggal akibat anorexia setiap tahunnya di AS.
Pada tahun
2000, Asosiasi Kedokteran Inggris mengeluarkan suatu laporan yang membahas
penyebab naiknya tingkat penderita anorexia di Inggris maupun di tempat-tempat
lain di dunia. Dalam laporan itu mereka menyatakan, “Obsesi industri media
terhadap model-model fesyen yang berbadan ramping turut memberikan andil pada
meningkatnya jumlah kasus gangguan pola makan pada anak-anak gadis … Tingkat
kekurusan yang dipertontonkan oleh para model yang dipilih untuk mempromosikan
produk-produk itu tidak mampu diraih oleh para gadis dan secara biologis tidak
wajar.”
Oleh karena
itu tidak mengherankan jika AS, yang para model dan aktrisnya seringkali
menjadi idola banyak perempuan di seluruh dunia dan selalu ditiru
penampilannya, dinyatakan sebagai negara yang memiliki tingkat kasus anorexia
tertinggi di dunia.
Bahaya yang
timbul akibat mitos kecantikan ini tidak dapat dianggap kecil, karena citra
perempuan yang ditampilkan oleh media dan industri periklanan itu memang
semakin membelenggu generasi muda, sehingga timbul mentalitas kekanak-kanakan
di kalangan itu tentang bagaimana seharusnya penampilan seorang perempuan yang
“sukses” itu. Survei yang diadakan pada tahun 1997 oleh Unit Pendidikan Sekolah
Kesehatan Inggris menemukan bahwa 1 dari 5 murid perempuan yang berusia antara
14 dan 15 tahun telah membiasakan diri untuk tidak sarapan; 1 dari 7 murid
membiasakan diri tidak makan siang; dan 6 dari 10 murid merasa perlu mengurangi
berat badannya. Dalam website Anne Collins Diet dinyatakan, dari berbagai
penelitian ditemukan fakta bahwa 80% anak-anak yang berusia 10 tahun merasa
khawatir andaikata mereka menjadi gemuk; 70% anak-anak gadis yang duduk di
kelas 6 SD mengatakan bahwa mereka merasa gelisah dengan kondisi berat
badannya, bentuk tubuhnya, dan mulai melakukan diet pada saat berusia 9 – 11
tahun. Sementara itu 50% anak-anak berusia 8 – 10 tahun merasa tidak bahagia
dengan ukuran tubuhnya. Sikap seperti itu dapat dengan mudah membuat mereka membiasakan
diri dengan pola makan yang kacau. Menurut data Asosiasai Anorexia/Bulimia AS,
1 dari 100 perempuan berusia 12 – 18 tahun di AS menderita Anorexia Nervosa.
Dr. Dee Dawson dari Rhodes Farm Clinic yang merawat penderita gangguan pola
makan pernah menyatakan, bahwa anak-anak berusia 6 atau 7 tahun yang berobat di
kliniknya merasa khawatir menjadi gemuk.
Naomi Wolf,
dalam bukunya The Beauty Myth, memberikan sebuah analogi yang tepat
untuk menggambarkan kenyataan mitos kecantikan ini. Katanya, mitos kecantikan
itu seperti Iron Maiden, yaitu alat penyiksaan yang terdapat di Jerman pada
abad pertengahan. Alat tersebut berupa peti seukuran tubuh manusia yang
bergambar anggota tubuh dan wajah seorang perempuan cantik yang tengah
tersenyum. Korban penyiksaan pelan-pelan di masukkan ke dalam peti itu,
kemudian peti tersebut ditutup agar ia tidak dapat bergerak. Demikian
seterusnya sampai dia tewas karena kelaparan, atau terkena paku logam yang
ditanam di dalam peti tersebut.
Berat dan
bentuk tubuh “ideal” itu telah menjadi obsesi banyak orang, sampai-sampai
muncul beberapa website yang mendorong para perempuan untuk mengurangi sebanyak
mungkin berat badan mereka, meskipun harus menggunakan obat pencahar. Salah
satu website itu bernama “Rexia World” yang mempunyai slogan “Thinner,
Bonier, and Closer to Perfection” (Semakin kurus, semakin kelihatan
tulangnya, dan semakin dekat dengan kesempurnaan). Website tersebut
mendeklarasikan “Thin Commandment’ yang menyatakan “Kalau kalian
tidak kurus, maka kalian tidak menarik. Menjadi kurus lebih penting daripada
menjadi sehat. Kalian harus membeli busana, memotong rambut, meminum obat
pencahar, menahan lapar … dan melakukan segala hal yang dapat membuat kalian
tampak lebih kurus. Kalian tidak boleh makan tanpa merasa bersalah. Kalian
tidak boleh makan makanan berlemak tanpa menyalahkan salah satu pihak setelah
itu. Kalian harus menghitung kalori serta membatasi asupan makanan ke dalam
tubuh. Angka yang ditunjukkan oleh timbangan merupakan perkara yang paling
penting. Penurunan berat badan adalah hal yang baik, sedangkan kenaikan berat
badan merupakan bencana. Kalian tidak akan pernah menjadi terlalu kurus.
Menjadi kurus dan tidak makan adalah tanda-tanda datangnya kekuatan dan
kesuksesan yang hakiki.”
Bukankah
pernyataan ini mengungkapkan sendiri betapa bahayanya menjadikan citra
perempuan Barat sebagai citra perempuan ideal bagi kaum perempuan?