Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 25 Maret 2013

Fitnah Tuduhan Melawan Syari’at Islam Menolak Syariah

Fitnah Tuduhan Melawan Syari’at Islam Menolak Syariah

MENJAWAB TUDUHAN MIRING TERHADAP SYARI’AT ISLAM

Segala puji bagi Alloh, Tuhan Pencipta bumi, langit dan isinya, Tuhan Maha mengatur alam, manusia dan kehidupan. Sholatan wa salaman atas Nabi Muhammad, saw. Kepada shahabatnya, dan pengikut jejak langkah da’wahnya. (Makalah ini  saya tulis tidak menggunakan pendekatan metode ilmiah namun dengan pendekatan analisis (Jurnalism approach), untuk lebih memudahkan pemahaman para pembaca)

Tuduhan miring tentang Syari’at Islam yang datang dari berbagai kalangan: kafirin, munafiqiin, zalimiin maupun manusia yang ditokohkan dalam kelompoknya dengan predikat kyai haji, ulama, atau cendikiawan, itu adalah merupakan sunnatuloh yang telah terjadi semenjak dimulainya perjuangan Islam oleh Rosululloh, saw. Hingga sekarang dan akan terjadi di masa yang akan datang. Hal itu dimaksudkan agar jelas dan nyata antara yang haq dan bathil, yang halal dan haram, yang iman dan syirik, yang muslim dan yang kafir.

Ada orang yang mengatakan “Kalau Syari’at Islam ditegakkan di negeri ini, maka akan terjadi disintegrasi bangsa” itu sangatlah wajar bagi akal manusia yang berada pada alam jahiliyah, karena mereka belum memahami hukum wajibnya menegakkan Syari’ah Islam, baik secara aqidah maupun syri’ah.

Dan dari kalangan tokoh Islam dari kalangan politisi sendiri yang mengatakan “Jika Syari’at Islam ditegakkan di negeri ini, berarti bangsa ini  mundur ratusan tahun ke belakang” peryataan itu masuk akal bagi para pemilik akal yang berada pada kungkungan alam jahiliyah.

Dan ada tokoh politik dari partai berbasis Muslim mengatakan: “Di negeri ini tidak mungkin ditegakkan Syari’ah Islam, karena masyarakatnya, masyarakat pluralis” itu merupakan pendapat rasional bagi mereka yang di negeri ini lebih mencintai dunia daripada kebenaran Alloh yang adil dan benar secara hakiki.

Ada seorang cendikiawan berpendapat: “Jika ada kelompok yang memaksakan kehendak untuk menegakkan Syari’at Islam, namanya orang gila” itu memang lumrah karena yang berkata memang orang yang termasuk tidak memiliki akal dan enggan menggunakan akalnya untuk berfikir dan memahami tentang tata aturan dan hukum Alloh yang Maha benar.

Ada tokoh partai, yang partainya berasas Islam dan katanya hendak memperjuangkan tegaknya Syari’at Islam, namun melontarkan tuduhan miring, bahwa: “Bagaimana mungkin Syari’at Islam itu tegak, nanti akan sulit bagi umat Islam, mobil, taksi dan fasilitas umum saja masih milik orang kafir, alangkah kerdil pemikiran dan pemahaman orang yang demikian tentang Syari’at Islam. Orang itu juga berpendapat: ”bahwa tegaknya Syari’at Islam melalui tegaknya Daulah Khilafah adalah hal yang mustahil”. Mengapa demikian? Karena belum memahami Islam secara utuh. Artinya Islam yang dianut hanya sebatas spiritual, belum sampai akalnya untuk memahami Islam sebagai ideologi yang sempurna.

Akhir-akhir ini, ada anak muda yang baru usia kurang dari 30 tahun, ia sekarang telah dijadikan tokoh kampusnya, ia lulusan fakultas Syari’ah (Syari’ah Islam tentunya) di sebuah perguruan Tinggi Islam di Jakarta, ia mengatakan: “Dalam Al-Quran tidak ada satu potong ayatpun yang menyebutkan Syari’at Islam, kok menyeru harus menegakkan Syari’at Islam”, apalagi di bawah naungan negara Khilafah. Dia dijadikan tokoh dan cendikiawan muda yang diagungkan karena berani memiringkan ayat-ayat Al-Quran. Bukan hanya dia, banyak lahir doktor dan profesor dari hasil memiringkan Syari’at Islam dan menolak ayat-ayat Al-Quran yang berkenaan dengan hukum Islam. Dampak yang terjadi akhir-akhir ini telah lahir demonstrasi gerakan anti jilbab, karena Jilbab telah memasung kebebasan kaum wanita dalam berbusana. (Wawancara di media cetak, pernyataan di forum diskusi dari Tokoh organisasi Islam, Partai Islam dan Aktivis kampus Islam tahun 2002 yang dihimpun oleh Pengasuh Rujukan Tabloid Mingguan Jurnal Islam).

Orang yang sudah terlanjur memiliki pemikiran yang miring ketika menghadapi sebagian dari kaum muslimin yang menyerukan hukum wajibnya menegakkan Syari’ah Islam, akan semakin miring tentang Syari’ah Islam, mereka sejatinya orang-orang yang tidak memiliki jalan menuju iman. Kalau mereka beriman, iman mereka semu, samar, bahkan ikut-ikutan (taqlid) padahal imannya orang yang taqlid tidak sah. Maka ketika menghadapi gerakkan penegakkan Syari’ah Islam, sementara kesenangan hawa nafsunya terancam, maka Ghorizatul baqo (naluri mempertahankan diri) muncul. Mereka akan mengerahkan segala potensi pemikirannya untuk menangkal pemikiran yang shoheh tentang tegaknya Syari’at Islam, baik dengan manufer pernyataan politik, konferensi press, berdalil yang tidak jelas asal-usulnya dalil mengerahkan masa melalui politik penyesatan (tadhilul ummat Iis-siyasah)  dan manuver politik pembohongan umat (takdzibul ummat Iis-siyasah) demi kelestarian kesenangan yang selama ini dinikmati hawa nafsunya. Prinsip mempertahankan diri seperti itu tidak ubahnya seperti prinsip binatang yang kapan saja dapat saling berhantam dan saling bunuh membunuh dengan sesama teman sendiri dalam kandangnya sendiri.

Ketika Nabi,saw. menyampaikan da’wah di tengah gemerlapnya kehidupan  Jahiliyah di Mekah, ketika Abu Lahab, Abu Jahal dan konco-konconya sedang memuaskan diri, hidup dalam kesenangan hawa nafsu yang tidak mengenal haq dan  bathil, halal  dan haram, mukmin dan musryik, tiba-tiba muncul sosok manusia yang menyampaikan pemikiran yang mencela tata kehidupan mereka mengadakan gerakan yang berlawanan dengan pemikiran, pemahaman dan perilaku mereka, maka Nabi SAW, Langsung dicap sebagai orang ayan, orang gila dan tuduhan-tuduhan miring lainnya yang pada prinsipnya menolak Islam tanpa kompromi. Bukti lain, ketika Muhammad SAW  belum memiliki predikat kenabian, bangsa Arab senang kepada beliau, karena beliau adalah anak muda yang jujur, cerdas dan terpercaya serta lahir dari kalangan bangsawan Quraisy. Namun ketika beliau tiba-tiba mengaku Nabi utusan Alloh, yang menyampaikan ajaran baru (Islam) dihadapan mereka, maka spontanitas, puji-pujian kepribadian berbalik menjadi cacian dan hinaan seperti tuduhan miring kepadanya sebagai orang gila (majnun) dan tuduhan  miring lainnya. (Baca QS, Al-Qolam: 1-4)

Ketika manusia hidup di alam demokrasi yang diracuni oleh pemikiran kapitalis, maka akan membentuk komunitas jahiliyah abad baru yang memiliki pemikiran, pemahaman, dan perilaku yang sama dengan jahiliyah masa kenabian, sama-sama memiliki pemiiran yang miring terhadap Islam. Bagaimana dengan pikiran demokrasi sekarang ini? Bagaimana dengan komunitas manusia yang telah memiliki hati nurani kapitalis? Mereka sama dengan jahiliyah dahulu, yang berbeda hanya kurun dimensi tata pemikiran dan karakter peradaban saja.

Hal itu seperti yang dikatakan Juru bicara Hizbut Tahrir pada wawancara dengan Tabloid Jurnal Islam, edisi 69 9-15 November 2001 bahwa: “Yang menolak Syari’at Islam, tidak pantas menyebut dirinya muslim”.

Pernyataan-pernyataan di atas, fakta yang pernah dihimpun media masa terutama media yang pro dan kontra terhadap Syari’ah Islam, termasuk yang saya himpun melalui Tabloid Jurnal. Bagaimana pendapat kaum muslimin jika menghadapi manusia yang berpendapat demikian? Sedangkan mereka masih mengaku muslim, bahkan ditokohkan oleh kebanyakan orang Islam.

Bagi kaum muslimin yang telah memiliki iman yang dalam dan perasaan yang yakin tentang alloh SWT sebagai pencipta dan Pengatur alam, manusia dan tata kehidupan ini, akan berkomentar bahwa siapapun predikatnya, yang mengatakan dan berpendapat miring terhadap tegaknya Syari’at islam, maka orang tersebut bukan seorang mukmin (yang beriman). Karena orang yang beriman dengan baik dan benar dan menjadi muslim yang konsekwen akan mengambil konsekwensi logis, yaitu dirinya memiliki kewajiban untuk memperjuangkan, melaksanakan dan mempertahankan tegaknya Syari’at islam.

Orang yang memiliki keimanan yang dalam dan perasaan yang yakin akan adanya Alloh SWT yang maha pencipta bumi, langit dan seisinya yang ada di antara keduanya dan Tuhan yang Maha mengatur dengan hukumnya, maka orang tersebut sepakat dengan benar tentang apa yang diungkapkan oleh Syaikh Taqiyyuddin sebagai berikut:
“Islam sebagai ideologi bagi tegaknya daulah, masyarakat dan kehidupan. Islam menjadikan antara negara dan hukum adalah satu bagian. Islam menyeru kaum muslimin untuk menegakkan negara dan hukum. Dan kaum muslimin diseru untuk menegakkan negara dan hukum. Dan kaum muslimin diseru untuk menghukumi dengan hukum Islam (Syari’at Islam)” (Nidzomul Hukmi fil Islami: 13)

Fitnah Tuduhan Melawan Syari’at Islam Menolak Syariah
MENJAWAB TUDUHAN MIRING TERHADAP SYARI’AT ISLAM
Oleh: Mukhotim El-Moekry

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam