Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Minggu, 30 Desember 2012

Cara Mengakhiri Krisis Multidimensi Dengan Cara Islam

Cara Mengakhiri Krisis Multidimensi Dengan Cara Islam



… Indonesia masih tertatih-tatih untuk keluar dari krisis multidimensi. Krisis yang berawal dari gejolak moneter pada pertengahan tahun 1997, kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi, krisis sosial dan krisis politik memang benar-benar nyaris memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara dari negeri yang oleh para pujangga pernah disebut sebagai zamrud khatulistiwa ini. Akibat krisis itu, lebih dari 100 juta rakyat Indonesia terpuruk ke jurang kemiskinan, lebih dari 40 juta orang, 2,5 juta diantaranya sarjana, menganggur. Jutaan anak-anak putus sekolah, jutaan lagi mengalami malnutrisi. Sementara itu, akibat harga-harga barang dan jasa terus-menerus meningkat, hidup makin tidak mudah meski sekadar untuk mencari sesuap nasi, stress meningkat dan kriminalitas merajalela di mana-mana. Kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya dan pendidikan menjadi carut-marut tidak karuan….

… baik dalam lapangan politik maupun ekonomi serta makin maraknya praktik-praktik korupsi dan kolusi di berbagai bidang…

tak berdaya menghadapi skenario global Barat dalam apa yang mereka sebut perang melawan teroris dengan segala implikasi kebijakannya. Sementara di lapangan ekonomi, kebijakan-kebijakan ala IMF seperti divestasi BCA, Indosat, pengurangan subsidi berbagai komoditas yang akan meningkatkan tekanan pada ekonomi masyarakat dan lain-lain, terus saja diperturutkan meski itu berdampak buruk bagi rakyat…

secara politik maupun ekonomi makin tercengkeram oleh kekuatan-kekuatan asing….

langkah tersebut tidaklah menyentuh problema dasar dari munculnya krisis tersebut. Yakni akibat diterapkannya sistem selain Islam baik dalam pengaturan bidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan pendidikan…

Diyakini, sistem selain Islam pasti akan berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan, sebagaimana dibuktikan selama lebih dari 50 tahun Indonesia merdeka, sistem tersebut berulangkali menjerumuskan negeri ini dalam berbagai krisis. Di sinilah Hizbut Tahrir Indonesia melihat pentingnya seruan penerapan sistem Islam yang bersumber dari syariah Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. …

Di samping secara imani penerapan syariah merupakan kewajiban setiap muslim yang baik, apapun latar belakang ormas, orpol, profesi, etnis dan jabatan mereka, seruan ini sesungguhnya juga merupakan bentuk kepedulian Hizbut Tahrir Indonesia secara nyata dalam mengatasi krisis multidimensi yang masih terus berlangsung hingga saat ini….

tuntutan penerapan syariah sebagai solusi atas krisis multidimensi ini makin kuat menggema di berbagai daerah di Indonesia…

…Perlu waktu dan upaya terus menerus yang didukung oleh berbagai komponen umat bagi tercapainya cita-cita itu. Karena itulah Hizbut Tahrir Indonesia memandang perlu adanya upaya-upaya intensif secara terus-menerus guna memberikan penerangan, penjelasan dan wawasan yang utuh dan menyeluruh tentang syariat Islam kepada masyarakat, agar
1) Terbentuk kesadaran dan pendapat umum tentang pentingnya penerapan syariat Islam bagi penyelamatan Indonesia dari jurang keterpurukan yang lebih dalam akibat krisis multidimensi,
2) Terbentuk kesadaran dan pendapat umum tentang keluasan, keutuhan dan ketangguhan syariah dalam menyelesaikan problematika kehidupan dan kewajiban penerapannya oleh tiap muslim dan oleh negara,
3) Terbangun keinginan kuat dari masyarakat untuk hidup di bawah naungan syariah Islam. Selanjutnya diharapkan syariat Islam di tahun mendatang bisa lebih “memasyarakat”, sehingga Islamophobia atau syariatophobia diharapkan tidak ada lagi, paling tidak bisa sedikit demi sedikit terkikis. Masyarakat yang telah memiliki kesadaran tentang pentingnya syariah inilah yang bakal menjadi tonggak pendorong utama bagi penegakan syariah…

memberikan momentum berharga bagi tumbuh dan berkembangnya wacana tentang syariah, sebagaimana kemudian dibuktikan dengan munculnya berbagai diskusi di media cetak maupun elektronik dan perbincangan di tengah masyarakat tentang syariah. Sekaligus kampanye ini membuka kesempatan terjadinya dialog dan kontra argumen terhadap sejumlah pendapat dan tuduhan negatif tentang syariah yang selama ini berkembang di tengah masyarakat . ..

masih sangat kental diwarnai oleh pengaruh Amerika Serikat, khususnya dalam apa yang mereka sebut perang global melawan teroris. Berkenaan dengan persoalan ini, sekali lagi Hizbut Tahrir Indonesia berpendapat bahwa sesungguhnya apa yang disebut oleh Amerika Serikat sebagai The Global War Againts Terrorism hanyalah kedok belaka untuk memerangi gerakan-gerakan Islam di berbagai negeri muslim. Buktinya, Pertama, pemerintah Amerika Serikat hanya memaknai terorisme kepada orang dan kelompok yang dalam prinsip dan kegiatannya tidak sesuai dengan kepentingan Amerika Serikat. Sementara, meski terang-terangan melakukan kekerasan, membantai dan mengusir penduduk Palestina hingga detik ini, Israel misalnya, tidak disebut melakukan terorisme. Amerika Serikat juga tidak berusaha menangkapi tokoh-tokohnya seperti Yisthak Rabin, Ariel Sharon dan lain-lainnya yang jelas-jelas telah melakukan teror terhadap penduduk Palestina.

Kedua, pada kenyataannya perang melawan terorisme memang ditujukan pada gerakan Islam. Lebih dari 90% dari daftar Foreign Terrorist Organization (FTO) adalah individu dan kelompok muslim. Korban telah berjatuhan. Di samping Afghanistan yang telah diserang habis oleh Amerika Serikat, atas nama memerangi terorisme, juga terjadi penangkapan-penangkapan aktivis gerakan-gerakan Islam di berbagai negara. Di Uzbekistan, lebih dari 7000 anggota gerakan Islam ditangkap, dipenjarakan, disiksa dan sebagiannya syahid. Begitu juga di Azarbeijan, Tajikhistan, Kirgystan, Mesir, Pakistan dan negeri-negeri muslim lain. Kini, pemerintahan Bush bahkan sudah berketetapan akan menyerang Irak.

Bom yang meledak di Legian, Bali sebagian memang mungkin dibuat oleh Imam Samudra dan kawan-kawan, tapi yang meledak dahsyat (Imam Samudera sendiri dalam pengkuannya pada polisi, sebagaimana ditulis oleh Tempo (16/Des/2002) menyatakan keheranannya saat bom itu meledak begitu dahsyat karena setahu dia TNT dan bahan-bahan yang dia siapkan tidak mungkin menimbulkan ledakan sebesar itu) sengaja diciptakan oleh Amerika Serikat untuk memberikan tekanan politik, psikologis dan ekonomi kepada pemerintah Indonesia untuk bergegas melakukan langkah-langkah yang dimaui AS dalam apa yang mereka sebut memerangi teroris. Menambah upaya-upaya yang dilakukan AS sebelumnya, seperti ditangkapnya Umar al-Faruq yang dikatakan mereka sebagai penanggung jawab atau operator al-Qaida di wilayah Asia Tenggara, ditangkapnya Agus Budiman, Fathurrahman al-Ghazi, Agus Dwikarna, dan sejumlah warga negara Indonesia lain, lalu ditemukannya apa yang mereka sebut dokumen jibril, pemerintah AS seolah ingin menunjukkan kepada dunia internasional bukti bahwa Indonesia benar-benar telah menjadi sarang teroris, serta bualan mereka tentang terorisme dan jaringannya di negeri ini adalah benar, sehingga kampanye perang global melawan teroris (the global war againts terrorism) termasuk di Indonesia merupakan sebuah kemestian. Tampaknya, bom Bali ini menjadi langkah pamungkas AS, setelah sejumlah cara yang dilakukan sebelumnya terhadap Indonesia tidak memberikan hasil yang memuaskan.

Yang dikehendaki oleh AS setelah bom Bali agaknya dapat dicapai. Pemerintah Indonesia segera mengeluarkan Perpu Anti Teroris, Abubakar Baasyir yang memang sudah lama diincar akhirnya ditangkap, sekian belas orang akhirnya diciduk, serta terciptanya stigma negatif terhadap gerakan Islam terutama setelah Jamaah Islamiyyah (JI) dinyatakan sebagai teroris. Stigma negatif diperlukan untuk menekan perjuangan Islam yang melalui angin reformasi terus tumbuh, serta menakut-nakuti umat Islam Indonesia tentang apa yang mereka sebut bahaya militansi Islam. Langkah berikutnya yang akan dilakukan oleh AS adalah memasukkan tokoh-tokoh yang sudah lama diincar sebagai anggota JI agar tampak absah bila nantinya ditangkap. Bila benar semua itu nanti terjadi, maka cita-cita AS untuk menyapu habis gerakan Islam dengan menjebloskan tokoh-tokohnya ke penjara akan bakal memetik sukses besar.

Mengapa AS melakukan itu semua? Hizbut Tahrir Indonesia menilai, Amerika Serikat melakukan itu semua untuk melanggengkan dominasi politik dan ekonominya atas dunia Islam, termasuk di Indonesia, yang secara geopolitik memang sangat strategis dan secara ekonomis sangat kaya. Amerika Serikat melihat bahwa ancaman atas dominasi itu, setelah era perang dingin, potensial datang dari umat Islam yang memiliki kesadaran politik, bahwa syariah Islam adalah satu-satunya solusi bagi segenap problematika kehidupan dan perjuangan bagi tegaknya syariah wajib adanya demi tegaknya kembali izzul Islam wal muslimin. Dengan demikian, perang global melawan terorisme hanyalah cerita bualan AS agar semua langkah-langkah politiknya demi melanggengkan dominasinya di dunia Islam dan menghentikan laju pertumbuhan gerakan Islam itu tampak absah di mata dunia internasional.

3. Pernyataan

Berkenaan dengan hal itu semua, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

1. Menyerukan kepada umat Islam, khususnya ormas, orpol, berikut para pimpinannya, termasuk para ulama, para wakil rakyat, para perwira dan anggota TNI/Polri, para wartawan, para cendekiawan, para usahawan dan serikat-serikat pekerja, serta para pemuda dan mahasiswa untuk secara sungguh-sungguh berjuang bagi tegaknya syariah Islam di negeri ini. Serta secara sengaja menempatkan perjuangan penegakan syariah sebagai agenda utamanya. Sesungguhnya mengamalkan syariah dalam kehidupan pribadi dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara merupakan kewajiban setiap muslim. Lagi pula, kemana lagi kita akan mengadu, setelah sosialisme hancur dan kapitalisme makin menunjukkan kebatilannya bila tidak kepada Islam?
…..

3. Menolak keras setiap upaya busuk penggiringan opini internasional yang digalang oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya seperti Inggris, Singapura, Philipina, dan Australia untuk menyudutkan Islam yang diidentikkan dengan terorisme. Sesungguhnya Islam datang untuk membawa rahmat. Justru imperialisme atau penjajahan dengan segala bentuknya, dimana Amerika Serikat sebagai aktor utamanya, itulah yang selama ini telah membawa kesengsaraan pada bangsa-bangsa di dunia.

4. Meminta pemerintah AS untuk menghentikan semua tuduhan, fitnah dan provokasi yang terus menyudutkan dunia Islam, termasuk Indonesia yang mayoritas rakyatnya adalah muslim. Serta membatalkan rencana penyerangan terhadap Irak. Bila tidak dihentikan, umat Islam di seluruh dunia, termasuk umat Islam Indonesia, pasti melakukan perlawanan dengan segala cara yang dibolehkan oleh Islam. Penyerangan terhadap salah satu negeri Islam hakikatnya adalah penyerangan terhadap Islam.
…..

6. Menyerukan kepada umat Islam di mana pun berada untuk meningkatkan keteguhan iman, persaudaraan, persatuan dan solidaritas ummat guna menghadapi fitnah dan provokasi keji AS, melawan tindakan-tindakan brutal kaum imperialis yang dikomandani oleh Amerika Serikat, serta menyerukan jihad fi sabilillah apabila Amerika Serikat benar-benar menyerang Irak. Sesungguhnya penyerangan terhadap satu negeri Islam adalah penyerangan terhadap Islam dan kaum muslimin seluruhnya. Maka, dengan menyerang Irak berarti Amerika telah dengan sengaja menyatakan perang terhadap umat Islam seluruh dunia.

7. Menyerukan kepada ummat Islam untuk bangkit dan bersatu menerapkan syariah, menegakkan kembali khilafah Islamiyyah yang akan menjaga setiap jengkal negeri Islam, melawan imperialisme dan mewujudkan kembali izzul Islam wal muslimin

Wassalam,
Jakarta, 27 Syawwal 1423H/31 Desember 2002M
Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

Muhammad Ismail Yusanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam