Sahabat, berita
tentang perang yang terjadi di Suriah terus menghiasi headline media massa.
Perang antara penguasa rezim Bashar al-Assad dengan rakyatnya sendiri kerap
menyita perhatian masyarakat dunia. Rezim Assad tanpa belas kasihan telah
banyak membunuh nyawa kaum Muslimin, termasuk anak-anak dan juga remaja seusia
kita-kita.
Syrian Observatory for
Human Rights (SOHR) mencatat setidaknya ada Iebih dari 215.000 orang tewas
sejak Maret 2011. Direktur SOHR, Abdel Rahman mengatakan, "Korban tewas
tentu lebih banyak dari 215.000 yang telah kami catat, karena sebagian besar lainnya
hilang dan nasibnya tidak diketahui hingga saat ini,” dikutip dari Al-Arabiya
seperti diberitakan oleh CNN Senin 16 maret 2015. Dari jumlah tersebut,
sepertiga atau sekitar 66.000 orang di antaranya adalah warga sipil, 10.808
anak-anak, dan hampir 7.000 perempuan. (islampos.com)
Bisa dibayangin,
betapa banyaknya korban yang telah berjatuhan akibat krisis kemanusiaan yang
berkepanjangan di Suriah. Saat ini kondisi Suriah kian memprihatinkan. Sekitar
60 persen masyarakat Suriah kini berada di bawah garis kemiskinan. Dari segi
ekonomi, infrastruktur hancur, nilai mata uang jatuh, dan kini perekonomiannya
mundur lebih dari 30 tahun. (.idjoel. com)
Bagaimana
Sikap Kita?
Bagaimana sikap
terbaik kita ketika mengetahui kondisi saudara-saudara kita yang ada di Suriah
sana? Diam seribu basa? Masa bodo seolah tak terjadi apa-apa? Atau cukup dengan
mengirimkan lantunan doa?
Saat ini, kita enak
masih bisa menghirup udara segar di pagi hari. Mereka? Jangankan untuk
menghirup udara segar, masih bisa bernafas ajah udah sangat beruntung. Di sini,
kita masih bisa pergi ke mal untuk sekadar windows shopping ngabisin waktu atau
ke salon untuk perawatan meni-pedi atau rebonding. Sa udara-saudara kita di
sana, jangankan untuk belanja yang aneh-aneh kaya kita, untuk sekadar makan
yang apa adanya pun sulit. Bahkan beberapa waktu yang lalu terdengar kabar
bahwa ada ulama di sana menghalalkan memakan daging kucing. Ini karena saking
sulitnya mendapatkan makanan.
Di sini, banyak yang
masih bisa ketawa bercanda sama teman-teman. Nongkrong di cafe sambil nonton
bareng. Ngabisin waktu yang nggak ada guna. Di sana kondisinya masih sangat
mencekam. Nggak ada waktu buat keluyuran seperti anak-anak muda di sini. Mereka
di sana turut melawan penguasa zalim bersama dengan para mujahidin yang ikhlas
berjuang untuk menumbangkan rezim laknat Bashar al-Assad pembantai umat Islam.
Itu baru di Suriah,
belum yang terjadi di Palestina. Di sana umat Islam merana. Sejak tahun 1948
pasca terbentuknya negara ilegal Israel, Umat Islam di Palestina tersiksa,
hidupnya terlunta-Iunta. Pembantaian, pengusiran terus dilakukan oleh
orang-orang yahudi Iaknatullah. Hari-hari mereka sibuk dengan perlawanan kepada
tentara Israel yang telah merebut rumah-rumah mereka, mengusir mereka dari
tanah kelahirannya.
Di sini banyak yang
malah bersuka cita ketika tanah kelahiran kita diambil kandungan tambangnya
sama Amerika. Diem. Nggak melek dengan fakta yang terjadi di dalam negerinya
sendiri. Freeport menguasai emas Indonesia pada diem. ExxonMobile menguasai
minyak kita, pada diem. Kekayaan alam kita dijarahi, pada diem. Nggak ada
perlawanan dari para pemuda. Gimana nggak diem, orang para pemudanya juga malah
asik sama kemaksiatan. Duh Gustiiii....
Umat lslam kini
terhinakan. Remaja generasi penerus Islam satu per satu dihabisi nyawa dan
pemikirannya. Persoalan kemanusiaan yang terjadi di Suriah, Palestina, Mesir,
Irak, Afganistan, Myanmar, Kashmir, Moro, Pattani, dan di seluruh negeri-negeri
Muslim lainnya, adalah persoalan kita juga.
Bayangkan bila kita
menjadi mereka yang setiap harinya selalu berada dalam bahaya. Menahan perut
dari kelaparan, ancaman pembunuhan. Belum lagi, hantaman rudal-rudal yang nggak
bisa diprediksi kapan datangnya. Ditinggal mati oleh keluarga dan sanak saudara
sekitar. Diusir dari rumah yang selama ini jadi tempat tinggal. Serta berbagai
permasalahan lainnya.
Malu lah kita wahai
pemuda lslam di lndonesia, bila yang kita lakukan hanya perbuatan yang justru
mengantarkan pada kehinaan dunia akhirat. Pacaran, mabok-mabokan, tawuran,
berjudi, narkoba dan lain sebagainya.
Nah, untuk itu, bagi
kita yang masih hidup dalam zona aman, sudah semestinya kita terus berjuang
bersama teman-teman yang selalu istiqamah di dalam jalan dakwah. Kita harus
terus menyuarakan penerapan syariah dalam wujud khilafah. Karena kalo kita mau
berpikir, sesungguhnya keterpurukan umat Islam saat ini, karena memang nggak
diterapkannya hukum Allah secara menyeluruh.
Hanya dengan Khilafah
lah Islam bisa kembali berjaya. Hukum-hukum Allah diterapkan secara kaffah.
Dan, saudara-saudara kita yang kini mengalami kezaliman bisa kita selamatkan. Wallahu'alam bishawab. []
Bacaan: Tabloid Media
Umat edisi 149, April 2015
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar