Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Sabtu, 04 Februari 2017

Republik Negara Menyimpang

 

Republik Negara Menyimpang



sistem republik telah merampas hak Allah dalam penetapan hukum. Sistem republik telah menempatkan manusia bisa menghalalkan sesuatu yang telah diharamkan Allah SWT dan mengharamkan sesuatu yang telah dihalalkan Allah SWT. Jika sistem republik terus dipertahankan akan mengakibatkan semakin jauhnya umat Islam dari ajaran-ajaran Islam. jika ingin hidup sesuai dengan aturan Islam serta selamat dunia akhirat, jalan satu-satunya hanyalah dengan memperjuangkan tegaknya Khilafah Islamiyah, karena dengan Khilafah Islamiyah akan terwujud manusia yang selalu berlomba-lomba untuk meraih ridha Allah SWT.

dalam Islam yang berhak membuat undang undang hanyalah hak mutlak Allah SWT sebagai pencipta. Sedangkan dalam sistem republik undang-undang dibuat oleh manusia. Dalam Islam terdapat ketentuan bahwa kedaulatan di tangan Syara’ dan kekuasaan di tangan umat. Sedangkan dalam sistem republik kedaulatan dari, oleh dan untuk rakyat. Jelas ini sebuah kebathilan,

sistem republik telah lancang mengambil hak prerogatif Allah SWT sebagai pembuat hukum. Akibatnya kemaksiatan dan kefasadan merajalela: rakyat semakin miskin padahal utang negara semakin besar, terjadi dekadensi moral yang luar biasa, UU yang lahir dari sistem republik berbiaya mahal padahal UU tersebut belum tentu pro rakyat. Belum lagi biaya pemilu dan pilkada yang mahal malah melahirkan pemimpin-pemimpin yang korup.

sistem republik muncul dari pertentangan antara kaum bangsawan yang bekerjasama dengan para kaum agamawan dengan kelompok pemikir dan para filosof, hingga akhirnya diambil jalan tengah, dengan mengkompromikan kedua ide yang saling berlawanan itu. Dari Sekularisme kemudian tegak pemerintahan sistem republik di atasnya, yang hingga kini notabene digunakan sebagai alat bagi ideologi kapitalisme. Maka, jika saat ini masih ada gerakan yang mempertahankan sistem republik bisa dikatakan mereka adalah orang-orang yang terbodohi.

Salah kaprah ketika dikatakan bahwa sistem republik memberikan kebebasan bagi kita untuk menyuarakan berbagai aspirasi saat ini, termasuk Islam. Jadi sistem republik hakikatnya tidak memberikan berkah apapun, karena hukum dan kuasa yang berbicara adalah suara mayoritas. Berbeda dengan sistem republik, di dalam Islam tidak ada kebebasan berpendapat, kepemilikan, keyakinan, maupun tingkah laku. Karena hukum asal perilaku seorang muslim adalah terikat dengan hukum syara’. Secara mendasar sistem republik bertentangan dari Islam.

Sistem republik secara mendasar bertentangan dengan Islam. Banyak pihak yang menyamakan Islam dengan sistem republik dalam aspek musyawarah. Padahal itu punya perbedaan yang sangat besar dengan Islam. Dalam sistem republik, rakyat bisa menerapkan aturan semau mereka. Berbeda dengan Islam, di mana aturan yang harus diterapkan adalah aturan yang lahir dari aqidah Islam. sistem republik merupakan sistem yang dipaksakan ke dunia Islam dan tidak akan pernah memberikan kesempatan kepada negeri-negeri kaum muslim untuk bisa menerapkan Islam secara menyeluruh. Dengan demikian untuk menerapkan Islam tidak bisa melalui jalan sistem republik, karena akan senantiasa terjebak dengan jebakan-jebakan yang dibuat oleh sistem republik.

Potensi gila para calon anggota legislatif (Caleg) di Pemilu terjadi dikarenakan sistem republik di Indonesia mendorong Caleg menjadi gila.
Mahalnya biaya pesta sistem republik diakui, Ketua Panwaslu Kota Makassar Amir Ilyas sebagai penyebab potensi lahirnya Caleg gila, sebab menurutnya sistem republik membutuhkan biaya sangat besar hingga membuka peluang juga untuk potensi korupsi dan politik uang.
biaya politik dalam sistem republik diseluruh dunia memang mahal. Kampanye Presiden Barack Obama salah satu kempanye termahal dalam sejarah,

Akar kerusakan ini terjadi dikarenakan penerapan sistem republik yang menjadikan hak legislasi yang Allah miliki digantikan oleh manusia yang lemah. Kunci kebobrokan ini adalah hak legislasi yang dilakukan oleh manusia bukan Allah SWT,
adanya politik balas budi simbiosis mutualisme dalam kepentingan politik. Konsitensi hukum pun sangat mudah untuk dipermainkan. Dan biaya politik mahal ala sistem republik mengakibatkan rentan tindak korupsi dan penyelewengan,

Sistem republik sejak lahirnya sudah cacat, sehingga tidak layak untuk diterapkan umat Islam. Bahkan pihak Barat sendiri telah mengakui bagaimana sistem republik memang sifatnya menindas dan merusak. Jika dari kalangan barat sendiri sudah mengakui kerusakan sistem republik, maka aneh jika umat islam kini malah mengagungkan sistem republik sebagai sistem terbaik.

sekalipun orang yang terlibat dalam sistem republik dianggap baik namun jika sistemnya sistem republik maka besar kemungkinan orang baik tersebut akan terbawa buruk karena sifat sistem republik itu sendiri yang buruk.
Lihatlah banyak tokoh yang dianggap baik apakah dia ustadz atau berpendidikan tinggi kemudian masuk dalam sistem republik malah terlibat korupsi. Maka tidak ada cara lain untuk mengembalikan kemuliaan umat Islam kecuali dengan tegaknya kembali Khilafah. Khilafah adalah sistem terbaik untuk umat Islam dan akan mampu membaikkan orang-orang di dalamnya

tidak hanya faktor orang yang menyebabkan negeri ini rusak tapi juga faktor sistem yaitu sistem republik.

Dalam sistem republik, kedaulatan adalah milik rakyat. Rakyatlah yang berhak membuat hukum, aturan dan sistem untuk mereka sendiri, dan rakyat pula yang berhak mengangkat seseorang sebagai penguasa untuk mengimplementasikan hukum, aturan dan sistem itu atas mereka. Konsep ini riilnya dilaksanakan melalui konsep perwakilan, di mana rakyat memilih wakilnya untuk duduk di parlemen dan diberi kekuasaan legislatif untuk membuat UU.
Konsep kedaulatan rakyat ini senyatanya ilusif dan berbahaya bagi rakyat sendiri. Ilusif sebab rakyat beranggapan, dan dimanipulasi supaya tetap beranggapan, kedaulatan milik mereka. Faktanya kedaulatan ada di tangan para anggota parlemen. Kedaulatan rakyat disederhanakan begitu rupa menjadi sekadar kedaulatan parlemen atau kedaulatan anggota parlemen. Sebab, merekalah yang riilnya menetapkan UU dan hukum, bukan rakyat.
Bahkan anggota parlemen nyatanya tidak berdaulat, tetapi harus nurut pendapat partai. Jadilah, yang menentukan adalah elit partai. Pada akhirnya merekalah yang berdaulat, bukan anggota parlemen apalagi rakyat. Lebih dari itu, dalam sistem republik sarat modal. Para politisi dan parpol butuh dana besar untuk menjalankan proses politik. Dana itu sebagian kecil dari kantong sendiri dan sebagian besarnya dari para pemilik modal. Maka para pemilik modal itulah yang menjadi pihak paling berpengaruh dan paling berdaulat.
Karena kedaulatan milik rakyat, yakni milik manusia, maka UU dan hukum itu akan dibuat mengikuti hawa nafsu manusia. Dalam hal ini seringkali UU dan hukum yang dibuat justru buruk bagi rakyat.

Proses legislasi dalam sistem republik harus melalui proses panjang sejak rancangan hingga keputusan; dan tak jarang terkatung-katung. Contoh, UU halal. UU pornografi yang sama sekali tak cukup untuk mencegah pornografi dan pornoaksi butuh lebih dari lima tahun hingga disahkan. Akibat lamanya proses legislasi ini tentu penyelesaian problem yang perlu solusi hukum selalu telat.
Proses legislasi dalam sistem republik itu juga perlu biaya besar. Konon satu undang-undang menghabiskan miliaran rupiah. Meski mahal, UU yang dihasilkan banyak yang merugikan rakyat dan lebih menguntungkan kapitalis dan asing, seperti UU Penanaman Modal, UU Migas, UU kelistrikan, UU Minerba, UU SDA, dsb. Bahkan kadang kala pasal-pasal UU pun diperjualbelikan seperti yang konon terjadi pada pasal tembakau.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam