Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Sabtu, 31 Desember 2016

Sistem Republik Menyimpang




“Tegaknya kembali Khilafah adalah mutlak karena Allah memberi jaminan sendiri di dalam al-Quran. Sistem selain Islam harus diganti. Inilah perjuangan kita sekarang sebagaimana yang diperjuangkan oleh Hizbut-tahrir.” [Prof. Dr. H. Muhammad Abduh, M.A., Dosen Ilmu Komunikasi Fisipol Unhas]

“Hizbut-Tahrir adalah sebuah gerakan dakwah yang paling lurus dalam perjuangannya, yaitu mengikuti metode Rasulullah Saw. Saya pernah aktif di beberapa jamaah dakwah seperti LDII, MTA, Muhammadiyah. Namun, hanya di Hizbut Tahrir, saya merasakan kepuasan dalam memahami Islam. Saya siap berjuang bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan Syariah dan Khilafah.” [Ir. Muhammad Yusuf, Dosen Universitas Veteran (Univet), Sukoharjo]

“Ke depan HTI harus mampu lebih eksis lagi dan lebih besar. Dengan begitu apa yang di cita-citakan HTI terealisasi untuk Dunia Islam dan umat Islam. Kemenangan ini hanyalah persoalan waktu.” [Muhammad Yusuf, Anggota FPI Makassar]

“Masyarakat sudah menangis, merindukan penerapan Syariah Islam. Saya sangat mendukung perjuangan Hizbut Tahrir. Semoga apa yang diperjuangkan HT segara tegak dalam waktu dekat ini.” [Sultan DS, Mantan Anggota DPRD Kab Luwu]

“Demokrasi adalah sistem paling konyol di dunia. Dunia Melayu yang mengaku beragama Islam itu sebenarnya mau ke mana? Sudah diberi pedoman hidup yang benar oleh Allah untuk menyelamatkan dirinya. Diberi contoh teladan yang indah bagaimana hidup bersyariah oleh Nabi Muhammad Saw. Sudah diberi peringatan dengan bencana dari langit dan bumi, namun tidak mau juga sadar dan berpikir jernih.” [Uu Hamidi, Budayawan Riau]

“Selama orang Indonesia masih punya otak yang waras ya pasti mendukung. Kalau untuk kemakmuran, kedaulatan, dan martabat, kok diajak ndak mau. Ini orang waras atau bukan? Selama ajaran Hizbut Tahrir yang Islam kaffah, berdasarkan al-Quran dan hadis tanpa ada penyimpangan sedikit pun saya rela mati bersama Hizbut Tahrir!” [Burhanudin ZR, Ketua Forum Anti Komunis Indonesia/FAKI]

“Saya baru pertama kali mengikuti acara Konferensi Islam dan Peradaban yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir. Saya merasa sangat tercerahkan.” [Anant, Penyanyi dan Pencipta Lagu Islami]

“Hidup tanpa Islam pasti, pasti, pasti kita akan sengsara. Mari kita bersama-sama tegakkan Syariah kita tegakkan Khilafah.” [Teuku Wisnu]

“Saya harap semua umat bisa mendukung untuk tegaknya hukum-hukum Allah di muka bumi. Salah satunya dengan mendukung kegiatan-kegiatan Hizbut Tahrir. Saya juga mendukung sehingga mau hadir.” [Dr. Saharuddin Daming, Mantan Komisioner Komnas HAM]

“Ternyata kita telah kufur terhadap nikmat Allah. Tidak perlu ragu lagi untuk kembali ke Khilafah. Makin banyak kita ragu, makin rusak bumi Allah ini.” [Dyah Litasari, Sekjen Gerakan Indonesia Membaca]

“Konferensi ini bagus sekali. Memang itu harus kita perjuangkan. Janganlah kita mengikuti jalan thaghut. Kita kan harus ngikut Allah. Saya menilai sekarang mulai ada kesadaran. Nah, HT maju. InsyaAllah, akan ada dukungan dari masyarakat. Kami yang tua mendukung. Masyarakat harus paham solusi atas permasalahan mereka. Solusinya Islam. Laksanakan Islam dengan kaffah.” [HM Ali Yunus, Ketua Mahkamah Adat Aceh (MAA) Aceh Besar]

“Alhamdulillah, bagus sekali. Mahasiswa sudah aktif mulai bicara. Yang seperti ini jarang terjadi. Memang butuh waktu. Meski begitu, dakwah demi tegaknya Syariah dan Khilafah ini harus diperjuangkan.” [H. Muhammad Yus, Mantan Anggota DPRI 2004-2009]

“Event besar ini merupakan bukti kesungguhan Hizbut Tahrir memperjuangkan agama Allah. Hanya dengan sungguh-sungguh penuh keimanan seperti ini, Islam akan dimenangkan oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, Hizbut Tahrir sebagai garis terdepan dalam perjuangan ini semoga mendapatkan pertolongan Allah SWT.” [H. Darmansyah, Tokoh Masyarakat Banjarmasin]

“Satu-satunya sistem yang menyatukan manusia adalah Khilafah" (Obay Sobari, S.Pd. Kepala SMPN 1 Maja)

“Indonesia kaya dengan sumber daya alam, tapi sampai saat ini Indonesia masih miskin karena dalam kenyataannya pengelolaan dikuasai oleh asing.”
“Saya bergabung dengan Hizbut Tahrir pada tahun 2006, saya memahami bahwa pendidikan yang saya tuntut sejak kecil adalah fardhu kifayah, dan menuntut ilmu agama adalah fardhu’ain. Oleh karena itu, dalam mengajar, saya selalu mengaitkan mata kuliah saya dengan Islam. Saya ingin berperan untuk menegakkan Khilafah.”
“Saya ingin punya peran dalam penegakkan Syariah dan Khilafah. Karena Hizbut Tahrir sejalan dengan ilmu dan intelektual. Marilah seluruh intelektual dunia bergabung bersama Hizbut Tahrir untuk memperjuangkan Khilafah, Marilah Intelektual bersatu berjuang untuk menegakkan Khilafah”
“Hizbut Tahrir istiqomah membina umat dan mencerdaskan ummat dengan Islam, maka saya mengajak seluruh kaum intelektual untuk bergabung bersama Hizb dan menjadi ujung tombak untuk menegakkan Khilafah.” (Prof. Dr. Ir. Hj. Sutinah Made M.Si (Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan, UNHAS)

Sistem republik secara prinsip tidak melarang beredarnya barang haram. Kebebasan kepemilikian, kebabasan dalam berekonomi menjadi hal yang prinsip dalam sistem ini. Asasnya adalah manfaat. Selama ada permintaan, selalu ada penawaran. Tidak peduli barang halal atau haram. Merusak atau mudharat.

Sampai detik ini, orangtua mana yang tidak khawatir anak nya terkena jerat narkoba? Orangtua mana yang sudah merasa aman anak putrinya tidak diperkosa? Dan semua tindak kriminal tersebut tumbuh subur, bahkan berkembang biak dan beranak-pinak, bercucu dan cercicit, di alam Republik. Sehingga wajar jika kita katakan bahwa sistem republik adalah ummul jaraim, induk dari segala tindak kriminalitas tesebut.

Pasalnya, sistem Republik adalah sistem yang sejak kelahirannya memberikan peluang atas segala tindak kriminalitas. Sistem ini menjadikan kebebasan sebagai landasan kehidupan. Padahal kebebasan inilah yang menjadi pangkal segala tindak kejahatan.

Sistem Republik nyata-nyata telah menjadi sumber dari berbagai petaka, ibu dari lahirnya janin kriminalitas. Jika kita semua telah sadar bahwa Khamar adalah induk dari segala kejahatan, kita pun juga harus sadar bahwa induk kejahatan itu bersemayam pada sistem Republik.

Pemilu/ pemilukada republik memang meniscayakan mahalnya biaya politik. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan oleh kandidat peserta pemilu. Mulai dari biaya mahar politik, biaya sosialisasi untuk menjalankan mesin partai politik, biaya survey, biaya pencitraan, biaya iklan, sogok sana, sogok sini, sampai biaya beragam serangan –mulai dari serangan “isya”, serangan “fajar”, sampai pada serangan “dhuha” menjelang dilaksanakannya pemilu/pemilukada.

Mahalnya ongkos politik dalam sistem pemilu/ pemilukada saat ini merupakan wujud nyata gayung bersambutnya antara kepentingan politik dengan kepentingan pemodal atau korporasi.

Dalam sistem republik, sistem Politik sangat diperlukan untuk menjalankan dan memuluskan sistem bisnis. Politik dalam sistem republik tidak lebih dari hanya untuk menghamba pada kepentingan pebisnis.

Pada titik inilah para pemodal memiliki kepentingan yang bersangatan atas regulasi yang diciptakan oleh sistem politik atau kekuasaan. Karenanya, dalam sistem republik, hasrat kekuasaan sangat tampak pada para pemodal.

Konsekuensi berikutnya adalah, siapapun yang ingin ikut dalam bursa pencalonan kepala daerah atau kepala negara, harus terlebih dahulu “duduk bersama” dengan para pengusaha pemodal. Kecerdasan, pengalaman dan kecakapan berpolitik ,keahlian bernegara, kemampuan menata birokrasi dan sistem pemerintahan menjadi hal yang tidak penting bagi seorang kandidat. Semua kemampuan itu akan bisa “dipoles” dengan iklan dan pencitraan yang tentu dengan biaya yang sangat besar.

Kandidat yang tidak memiliki modal, atau tidak disokong oleh pemodal, hampir bisa dipastikan tidak akan lolos dalam verifikasi pencalonan.

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam