Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Minggu, 17 November 2013

STRATEGI KAUM SALIBIS INTERNASIONAL

STRATEGI KAUM SALIBIS INTERNASIONAL




KEDUA: MAKAR KAUM SALIBIS INTERNASIONAL

Salibis adalah sebuah gerakan yang terbentuk di Eropa barat pada abad pertengahan, dan mencapai puncaknya pada akhir abad ke-11 M (atau 5 H). Gerakan ini bertujuan melebarkan cengkeraman Eropa Kristen atas dunia Timur Tengah yang beragama Islam.

Kaum Salibis mewakili penganut Kristen dari bangsa barat dan berbagai gereja yang tersebar di belahan dunia dengan berbagai alirannya. [Sa’duddin shalih, al-asalib alhadiitsah fii Muwaajahatil-Islam, hal.9]

Realita sejarah mencatat kaum Salibis Romawi yang memperlakukan Islam dengan sikap permusuhan sejak pertempuran Yarmuk. Yarmuk adalah sebuah lembah yang mengarah ke sungai di Yordania. Perang Yarmuk itu terjadi pada hari Senin tanggal 5 Rajab tahun 15 H dengan dipimpin panglima perang Negara Islam Khalid bin Walid. Tentara Romawi terpukul mundur dan kaum Muslimin akhirnya mendapatkan kemenangan. [Lihat: Sayyid Quthb: Fii Dhilalil Qur’a jilid2 hal.966]

Kedengkian kaum Salibis terhadap Islam dan kaum Muslimin nampak nyata dalam peperangan Salib yang terkenal yang berlangsung selama dua abad lamanya. Dan juga nampak dalam perang pemusnahan yang dilancarkan kaum Salibis terhadap Islam dan kaum Muslimin di kota Andalusia, Spanyol. Kemudian juga dalam misi penjajahan dan Kristenisasi yang dilancarkan terhadap negeri-negeri Muslim di Afrika pada mulanya, kemudian akhirnya menjalar ke dunia secara keseluruhan. [disarikan dari Sayyid Quthb: Fii Dhilalil Qur’a jilid2 hal.966]

Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri.” (QS. Al-Baqarah:109)

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama (millah/jalan hidup) mereka.” (QS. Al-Baqarah:120)

Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.” (QS. Al-Baqarah:217)

Para pemimpin kaum Salibis, pemikir dan juru tulis mereka mengakui bahwa permusuhan mereka terhadap kaum Muslimin, dalam aspek akidah juga dapat dibuktikan:
“Setelah Aljazair merdeka, salah seorang pembesar orientalis memberikan ceramah di kota Madrid [Ibukota negara Spanyol] yang bertemakan: “Mengapa kita berusaha tetap berada di Aljazair?” Dia menjawab pertanyaan itu dengan penjelasan panjang, yang teringkas sebagai berikut:
”Kami tidak menaklukkan setengah juta tentara demi anggur Aljazair, gurun pasir atau buah zaitunnya. Kami menganggap diri kami sebagai pagar Eropa yang berdiri berhadapan dengan pertempuran melawan Islam yang diwakili penduduk Aljazair dan saudara mereka dari kaum Muslimin di sepanjang samudera tengah di mana mereka ingin mengembalikan kota Andalusia yang telah hilang dari umat Islam.
Dan juga agar mereka masuk ke wilayah Perancis dan menyerbu Eropa yang lemah. Dan mereka menyempurnakan tekad mereka ketika masa Khilafah Bani Umaiyyah dulu dengan mengubah Samudera Tengah menjadi lautan yang benar-benar dikuasai kaum Muslimin. Karena itulah, kami memerangi Aljazair.” [disarikan dari jalalul ilmi, Qaadatulgharb yaquuluun hal.56]

* Ketika Allenby, panglima misi salib ke-8 masuk ke wilayah al-Quds ia berkata: “Hari ini perang salib telah selesai.”
* Ketika Jenderal Ghoro dari Perancis masuk ke Damaskus, ia langsung menuju makam panglima perang Shalahuddin al-Ayyubi rahimahullah yang berada di masjid jami’ Umaiyyah dan menginjak makam itu dengan kakinya yang najis (najis ideologinya) seraya berkata: “Inilah, kami telah kembali wahai Shalahuddin.”
* Sebelum perang bulan Juni tahun 1967 M, para pengikut Israel keluar di kota Paris untuk berdemonstrasi. Mereka membawa poster-poster dan kotak-kotak pengumpulan sumbangan yang bertuliskan tiga kata yaitu ”Perangilah Umat Islam.”
Maka fanatisme Salib bergejolak, dan akhirnya orang-orang Perancis menyumbang seribu juta Franc selama empat hari saja. Mereka juga mencetak kartu-kartu yang di dalamnya tertulis ”kekalahan bulan sabit” yang terjual dengan jumlah jutaan untuk menopang kaum Yahudi yang meneruskan perjuangan dan mendukung misi kaum Salibis Eropa di wilayah itu yaitu memerangi Islam dan menghancurkan kaum Muslimin. [jalalul ilmi, Qaadatulgharb yaquuluun hal.33-34-38]

Demikianlah kaum Salibis menampakkan kesiapan mereka untuk bekerjasama bersama bangsa Yahudi demi melenyapkan Islam dan kaum Muslimin. Dan inilah yang dipaparkan oleh Cardinal Bour kepada majalah Inggris Katolik ketika al-Quds jatuh dijajah pada tahun 1967, setelah dilakukan sembahyang oleh pengikut Kristen bersama bangsa Yahudi di dalam tempat ibadah Yahudi untuk pertama kalinya dalam sejarah umat Kristen.
Cardinal Bour berkata: Umat Kristen harus bekerjasama dengan bangsa Yahudi untuk melenyapkan Islam dan memusnahkan tanah-tanah suci. [jalalul ilmi, Qaadatulgharb yaquuluun hal.62]

STRATEGI KAUM SALIBIS UNTUK MELENYAPKAN ISLAM DAN UMAT ISLAM

Kaum Salibis mengetahui melalui persinggungan mereka dengan umat Islam bahwa mereka tidak mungkin merealisasikan tujuan (melenyapkan Islam dan umat Islam) melalui jalan militer semata. Oleh karena itulah mereka merubah strategi mereka.

Louis ke-9, raja Perancis dan panglima misi salib ke-9 yang pernah ditawan di sebuah rumah Ibnu Luqman di Manshurah pernah berbicara -yang tercatat dalam sebuah dokumen yang tersimpan di museum dokumen di Paris-:
”Tidak mungkin mengalahkan kaum Muslimin melalui perang, tetapi mungkin mengalahkan mereka melalui jalur politik dengan menempuh langkah berikut ini:
1. Membuat perpecahan di antara panglima dan pemimpin kaum Muslimin. Dan jika mulai tumbuh perpecahan itu, maka hendaklah diperluas dan diperbesar sebisa mungkin agar perbedaan itu menjadi faktor yang melemahkan kaum Muslimin.
2. Membuat negeri-negeri Islam dan Arab tidak mampu menjalankan pemerintahan dengan baik.
3. Merusak sistem pemerintahan di negeri Islam dengan sogok-menyogok, kerusakan dan wanita sampai akhirnya pondasi terpisah dengan puncaknya.
4. Menghalangi dengan membuat tentara Muslim tidak menjalankan kewajiban bagi tanah airnya dan tidak berkorban mempertahankan prinsip mereka.
5. Berusaha mencegah kesatuan dunia Arab di wilayah Arab (yaitu mencegah pemenuhan kewajiban persatuan umat Islam mendirikan Negara Khilafah Islam).
6. Berusaha mendirikan negara asing dalam wilayah Arab yang memanjang di antara Ghazzah di sebelah selatan dan Ontokia di sebelah utara. Kemudian mengarah ke timur dan memanjang hingga sampai ke barat. (maksudnya mendirikan negara Israel) [Jalalul ilm: Qaadatul gharb yaquuluun hal.63]

Tidak ada perbedaan antara kaum Zionis dan Salibis. Dan tidak ada perbedaan di antara kedua kelompok ini dalam membuat makar kepada Islam dan dengki kepadanya dan melancarkan perang yang tidak akan berhenti sepanjang zaman. [Sayyid Quthb: Fii Dhilalil Qur’an jilid 2 hal.966]

STRATEGI KAUM SALIBIS INTERNASIONAL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam