Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 25 November 2013

ISLAM MELAWAN KEKUFURAN

ISLAM MELAWAN KEKUFURAN




PEMBAHASAN KEDUA: SUNNATULLAH SALING MENOLAK

Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebagaian yang lain, pasti rusaklah bumi ini.” (QS. Al-Baqarah:251)

“Allah mengetahui bahwa keburukan bersifat membanggakan diri. Keburukan tidak mungkin menjadi sadar dan tidak mungkin membiarkan kebaikan tumbuh berkembang meskipun kebaikan itu dilakukan dengan jalan yang baik. Sebab dengan adanya kebaikan yang berkembang, akan membawa bahaya terhadap kejelekan. Adanya kebenaran akan membawa bahaya terhadap kebatilan. Dan keburukan itu pasti akan melangkah untuk memusuhi kebaikan. Kebatilan itu akan mempertahankan diri melalui upaya membunuh kebenaran dan membungkamnya dengan kekuatan.
Dari sinilah maka terjadilah tarik menarik antara kebenaran dan pengikutnya melawan kebatilan dan para sekutunya. Dan hal itu merupakan sunnatullah. Engkau tidak mendapatkan sunnatullah itu diganti. » [Sayyid Quthb, fii Dhilalil Qur’aan jilid 2 hal.742]

« Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka” (QS. Huud: 118-119)

Allah menjadikan realitas bagi manusia adalah sebagai makhluk yang aktif dan mampu memilih salah satu dari dua jalan, adakalanya petunjuk dan adakalanya kesesatan, [Muhammad Quthb, Waaqi’unaa Almu’aashir, hal.115]

Dan niscaya Allah akan menolong orang-orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat dan Maha Perkasa.”

“Golongan tersebut (yang mendapat petunjuk Allah) juga mengetahui bahwa mereka dibebani untuk menolak kebatilan dan menetapkan kebenaran di muka bumi. Dan mengetahui bahwa tidak ada keselamatan bagi mereka dari siksa Allah kecuali jika bangkit mengemban peran yang mulia ini, dan kecuali jika mampu menanggung beban dalam perjalanannya karena taat kepada Allah dan mengharap ridha-Nya.
Di sinilah Allah memberikan perintah-Nya dan menjalankan ketentuan-Nya, dan menjadikan kalimat kebenaran dan kebaikan serta kesejahteraan sebagai kalimat yang paling tinggi. Selain itu juga menjadikan hasil akhir pergulatan, kompetisi, saling tolak-menolak, dimenangkan oleh kekuatan kebaikan yang membangun yang menjalankan pergulatan dengan cara yang paling baik, paling mulia, dan paling maksimal dalam mencapai tingkatan sempurna yang diterapkan dalam kehidupan.
     Dari sinilah, akhirnya kelompok kecil berjumlah sedikit yang bergantung kepada Allah, memenangkan pergulatan dan unggul. Hal itu merupakan kehendak Allah yang paling tinggi dalam menolak kerusakan di muka bumi, dan merealisasikan kedamaian dalam kehidupan. Kelompok kecil itu menang karena mewakili tujuan yang paling tinggi yang berhak memperoleh kemenangan.” [Tafsir Fii Dhilalil Qur’an jilid 1 hal.270]

Umat yang menjalankan dakwah menyeru kepada Allah dan misi-Nya, perlu untuk mengerahkan segenap unsurnya, mengumpulkan segala kekuatannya dan mengerahkan segala kemampuannya agar perkembangan umat dapat tercipta dan kematangannya dapat sempurna. Dan dengan demikian dapat siap mengemban amanat yang besar menerapkan Syariah beserta Negara Khilafah dan menjalankan amanat itu.

Upaya yang tidak mengeluarkan jerih payah dan yang muncul dengan santai dan lemas dengan berpangku tangan dan suka berleha-leha, akan menghambat kemenangan. Itu artinya semakin lama umat berada dalam kesengsaraan di segala sisi.

Perangilah mereka, maka mereka akan disiksa oleh Allah melalui tangan kalian.” (QS. At-Taubah: 14)

“Ketika Allah Swt. membebankan kaum beriman untuk berJihad di jalan-Nya, Dia tidak melakukan itu karena meminta pertolongan kepada kaum beriman untuk melenyapkan (militer) kaum kafir. Tidak seperti itu. Sebab Allah Swt. mampu untuk melenyapkan mereka dengan sekali tindakan langsung. Akan tetapi memerintahkan berJihad kepada kaum mukminin untuk menguji para hamba-Nya di antara mereka sesuai sunnatullah yang berlaku.” [tafsir an-Nasafi, jilid 6 hal.3286]

Agama Islam ini adalah sistem bagi kehidupan manusia. Perwujudannya terjadi dalam kehidupan manusia dengan usaha keras dalam batas kemampuan manusia. Islam juga mencapai apa yang tidak dicapai oleh setiap sistem lain manapun yang dibuat manusia.

Allah Swt. juga berkehendak agar realisasi sistem-Nya bagi kehidupan manusia terjadi melalui jalan usaha manusia dan dalam batas kemampuan manusia. Allah Swt. juga berkehendak untuk menyampaikan kesemuanya itu sesuai dengan kadar usaha yang dicurahkan dalam batas perjalanan kehidupan yang dialami manusia.” [Sayyid Quthb: Fii Dhilalil Qur’an, jilid 1 hal.527]

Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar daripadanya. Jika mereka keluar daripadanya, pasti kami akan memasukinya” [QS. Al-Mai’idah: 22]

Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja” [QS. Al-Mai’idah: 24]

Sistem ketuhanan yaitu Islam -sebagaimana telah dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.- ini tidak terwujud di muka bumi dalam kehidupan manusia dengan sekedar turun dari Allah Swt. begitu saja. Dan juga tidak terealisasi dengan hanya menyampaikannya kepada manusia dan menjelaskannya…
Akan tetapi sistem Islam ini terealisasi ketika ia dibawa oleh sekelompok manusia dan mereka mengimani apa yang mereka bawa itu dengan iman yang sempurna dan berjalan lurus dengannya sesuai dengan kadar kemampuannya. Selain itu, manusia menjadikan kandungan Islam sebagai misi kehidupan dan tujuan cita-citanya untuk menyebarkannya di hati dan kehidupan orang lain. Sekelompok orang itu berjuang untuk tujuan ini dengan mengerahkan segala usaha dan kemampuan.
     Sekelompok orang itu berjuang melawan kelemahan yang ada pada manusia, dan hawa nafsu, baik yang muncul dari dalam dirinya maupun dari orang lain. Dan juga berjuang melawan orang-orang yang menyebabkan kelemahan, syahwat dan kebodohan yang kesemuanya merintangi sistem kehidupan ini.
Setelah kesemuanya itu, maka perwujudan sistem ini akan mencapai batasan dan tingkatan yang diterapkan oleh fitrah manusia... sejauh mana kesungguhan kelompok tersebut dalam tujuan ini dan sejauh mana mereka menerapkan kandungan sistem ini. Selain itu juga sejauh mana mereka berhubungan dengan Allah Swt. sebagai pemilik sistem ini serta kepercayaan mereka terhadap-Nya dan penyerahan diri mereka kepada-Nya. [Sayyid Quthb: Fii Dhilalil Qur’an jilid 1 hal.528]

ISLAM MELAWAN KEKUFURAN

DOWNLOAD BUKU: MEMENUHI KEWAJIBAN UMAT MERAIH KEJAYAAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam