Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Sabtu, 16 November 2013

SEJARAH KEKUATAN dan KELEMAHAN UMAT ISLAM

SEJARAH KEKUATAN dan KELEMAHAN UMAT ISLAM




CONTOH SEJARAH KEKUATAN UMAT ISLAM ANTARA TEMPO DULU DAN MASA KINI

Sejak lebih dari 14 abad, Muhammad bin Abdullah menetap di Makkah, dan berada di Jabal Shafa. Beliau bersabda kepada manusia: «Saya adalah pemberi peringatan kepada kalian akan adanya siksa yang pedih.” [Bagian dari hadits riwayat Imam Bukhari dalam kitab sahihnya, dalam kitab Fathul bari jilid 8 hal.501, dari Ibnu Abbas] Maka dakwah Rasulullah tersebut merupakan batasan yang memisahkan antara masa lalu yang kelam dan masa depan yang bersinar.

Kaum jahiliah berdiri berlawanan dengan dakwah baru itu dengan segala kekuatan mereka. Mereka mempertahankan warisan paham kufur dan tuhan-tuhan mereka. Mereka juga berperang untuk mempertahankan tatanan kehidupan mereka. Mereka melawan Rasulullah dengan kuda mereka, dan orang-orang mereka, dengan keganasan, dan dengan besi mereka. Sementara itu Rasulullah tetap tegar dalam dakwah beliau, tidak peduli dengan siksaan, tidak gentar dengan makar, dan tidak terpengaruh kepada godaan.

Beliau berkata kepada paman beliau dengan perkataan yang terkenal: “Wahai paman, demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, agar saya meninggalkan perkara ini -sampai Allah memenangkan atau membinasakan-, maka saya tidak meninggalkannya. [Ibnu Katsir, Al-Bidayah wannihayah, jilid 2 hal 52]

Meskipun beliau baru pertama terang-terangan menyebarkan dakwah, namun beliau yakin bahwa Allah akan menolong Islam, dan akan mengokohkan penganut Islam. Hal itu meskipun terdapat hambatan-hambatan besar yang merintangi dalam perjalanan.

Setelah 13 tahun sejak mulainya dakwah di Makkah, Rasulullah Saw. dan kaum Muslimin merasakan bermacam siksaan yang keras. Mereka mendapatkan berbagai gangguan. Dan alhamdulillah, Allah memberikan pertolongan kepada Rasul-Nya dan kaum Muslimin berupa tegak dan terapnya sistem Islam setelah berhijrah ke Madinah Munawwarah di mana didirikan Daulah Islamiyah. Dan dengan mulainya penerapan sistem Islam keseluruhan di Madinah, maka mulailah fase pertama dalam fase kejayaan, sebab kaum Muslimin telah mempunyai kekuasaan serta kekuatan dalam Negara Islam dan Islam mempunyai banyak pendukung.

Dan bermulalah pertempuran bersenjata antara yang benar dan yang batil. Maka ketika itu terjadilah kemenangan dalam perang Badar, kemudian pelajaran dalam perang Uhud, kemudian dalam perang Ahzab. [Perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun kedua hijriah. Sedangkan perang Uhud terjadi pada tanggal 11 dari bulan Syawwal tahun ketiga hijriah. Sementara perang Ahzab terjadi pada bulan Dzul Qa’dah tahun 5 hijriah] Dalam perang Ahzab kaum kafir Arab melempari kaum Muslimin dengan anak panah. Kaum Muslimin senantiasa berada dalam keadaan bersemangat dengan memanggul dan menghunus senjata.

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur:55)

Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun.” (QS. Al-Ahzab:25)

Sekarang kita yang menyerang mereka dan mereka tidak menyerang kita.” [HR. Bukhari dalam kitab sahihnya yang juga tercantum dalam kitab Hasyiysah Assanadi jilid 3 hal 33, kitab peperangan bagian perang Khandaq, dari Sulaiman bin Shard ra.]

Dan mulailah dakwah Islam mengambil peran besar dengan menyeruak keluar menjelajah dunia. Maka Rasulullah yang juga sebagai kepala Negara Islam mengirimkan surat ke berbagai penguasa negeri-negeri untuk mengajak mereka masuk agama Allah atau tunduk pada kekuasaan Islam. Dakwah Islam harus tersebar ke belahan wilayah timur dan barat.

Allah memberikan pertolongan kepada Rasululah dan kaum Muslimin sehingga beliau dapat menaklukkan kota Makkah. [Penaklukkan kota Makkah terjadi pada bulan Ramadhan, tahun ke-8 hijriah] Maka Rasulullah Saw. menghancurkan bermacam berhala yang berada di seputar Ka’bah.

Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap” (QS. Al-Isra:81)

Katakanlah: "Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi.” (QS. Saba’:49)

Rasulullah Saw. dan kaum Muslimin dalam wadah Daulah Islam terus menerapkan Islam termasuk mengemban dakwah sekuat tenaga hingga pada saatnya ideologi Islam (akidah dan syariah) menjadi sempurna:
Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. (QS. Al-Maidah:3)

Setelah Rasululah menyampaikan risalah Islam dan menunaikan amanah, maka beliau wafat dan kembali ke haribaan Allah. Semoga Allah membalas beliau dengan balasan yang baik, karena beliau telah berjasa kepada kita dan kepada Islam.

Kemudian datanglah masa KhulafaurRasyidin ra., maka mereka menerima bendera kepemimpinan Khilafah Islam. Mereka bergerak bersama kaum Muslimin menurut aturan yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Saw. Para khalifah itu tidak merubah dan tidak mengganti sesuatu, namun mereka menjalankan ideologi Islam secara baik, sehingga mereka bisa menjelajah ke segenap penjuru dunia, baik timur maupun barat.

Mereka membawa kalimat Allah dan menyampaikannya kepada dunia secara keseluruhan. Maka Allah mengeluarkan manusia dengan kehendak-Nya, dari menyembah manusia menjadi menyembah Tuhannya manusia, dari kesempitan dunia menuju kelapangannya, dan dari kedzaliman sistem kufur menuju keadilan Islam.

Masa KhulafaurRasyidin ini tidak lebih dari tiga puluh tahun yang merupakan masa pendek dalam sejarah. Namun demikian, menurut timbangan nilai, lebih berbobot daripada usia sistem kufur yang terus bercokol di muka bumi. Masa yang pendek tersebut merupakan kegemilangan dalam sejarah manusia keseluruhan.

Kejayaan umat Islam pada saat itu bersifat menyeluruh, tidak hanya meliputi kejayaan dalam agama dan syiar Islam, akan tetapi juga mencakup kejayaan dan kemajuan yang gemilang dalam masalah dunia. Pada saat itu Islam memimpin baik di darat maupun di lautan, dalam aspek politik, ekonomi, hukum, maupun iptek.

Kaum Muslimin merasa bergembira dengan kejayaan tersebut, Allah membuka keberkahan langit dan bumi.

Kemudian setelah itu, berakhirlah masa KhulafaurRasyidin dengan turunnya Imam Hasan bin Ali dan digantikan oleh Khalifah Mu’awiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41 H. Maka pada saat itu dalam sejarah umat Islam, mulailah fase baru.

Dalam fase ini, kehidupan umat Islam tidak stabil, terjadi penyimpangan penerapan sistem Islam, berbeda dengan kehidupan pada zaman Rasulullah dan KhulafaurRasyidin. Namun pada saat itu hukum, nilai dan peradaban umat Islam masih merajai dunia dan unggul.

« Maka tidak benar jika disangka bahwa sistem Islam telah selesai setelah masa Rasulullah dan KhulafaurRasyidin.
Yang benar, bahwa masa yang ideal telah selesai, dan mulailah fase baru yang biasa, dalam sejarah Islam.” [Muhammad Quthb: Hal Nahnu Muslimun, hal.101]

Dengan mulainya pemerintahan Bani Umaiyyah, maka mulailah fase baru yang dipimpin oleh rezim yang otoriter, dengan sistemnya yang turun temurun, dan dengan watak kedzalimannya. Dengan demikian, mulailah rezim keluarga yang pertama dalam Islam. Situasi tersebut masih diiringi dengan hilangnya pengawasan umat secara perlahan-lahan terhadap perbuatan para penguasa saat itu. Dan Negara Khilafah dikuasai oleh sistem kekuasaan yang khusus demi kepentingan rezim keluarga penguasa saja. [Muhammad Quthb: Waqi’unaa almu’ashir, hal.117 dan seterusnya]

Bagaimanapun juga, frekuensi penyimpangan sistem Islam yang terjadi pada masa Bani Umaiyyah masih terbatas, meskipun rezim ini nampak dengan nyata bersikap kasar dan bengis yang berbeda dengan kondisi kegemilangan pada zaman kenabian dan KhulafaurRasyidin.

Meskipun Bani Umaiyyah tidak dapat dibandingkan dengan masa kenabian, namun umat Islam pada saat itu berada dalam konstitusi Islam. Demikian juga ekspansi dan perluasan wilayah Khilafah melalui dakwah dan Jihad-futuhat juga cukup pesat. Sehingga kaum Muslimin mencapai pintu kota Konstantinopel.

Dakwah dan penaklukan Islami meluas hingga ke wilayah India di Timur, dan ke utara di Afrika Barat. Pemerintahan Khilafah Islam pada saat itu cukup kuat, sehingga kekuatan mereka dapat menakuti musuh-musuh mereka, dan mereka diperhitungkan dengan beribu perhitungan oleh musuh-musuh mereka. [Muhammad Quthb: Waqi’una almu’ashir hal.124]

Setelah itu datanglah masa Abbasiyyah. Mereka menunggang garis menyimpang yang dimulai oleh Umaiyyah. Bahkan penyimpangan ini bertambah pada masa mereka. Penyimpangan versi baru bermunculan di kalangan mereka. Sistem rezim keluarga yang mewariskan kepemimpinan khilafah secara turun temurun masih diterapkan.

Hal itulah yang memberi dampak negatif terhadap kepemimpinan pemerintahan negara Islamiyah pada waktu itu. Selain itu juga masih banyak terdapat konspirasi licik yang terjadi dalam perebutan posisi khalifah. Sementara itu sikap menghamburkan harta terjadi atas Baitul Mal. Pada saat itu umat Islam secara keseluruhan memang melihat penyimpangan dan tindak penyelewengan itu, namun mereka surut untuk mengatasinya. [Muhammad Quthb: Waqi’una almu’ashir hal.125]

Khilafah Bani Abbasiyyah akan mengalami kehancuran karena penyimpangan yang mereka lakukan. Kehancuran mereka merupakan realisasi dari sunnatullah dalam kehidupan manusia. Ketika itu, masuklah tentara Tartar ke ibukota negara Baghdad, pada tahun 656 H. Pasukan Tartar ini membunuh Khalifah Mu’tashim Billah dengan keji dan mereka juga membantai kaum Muslimin. Pasukan Tartar ini juga membakar berbagai buku-buku Islam dan ilmu pengetahuan. Buku-buku berharga ini sebelumnya telah menjadikan kota Baghdad dan Khilafah Bani Abbasiyyah maju dan mencapai kegemilangannya.

Pasukan Tartar itu melemparkan kebanyakan dari buku berharga tersebut ke sungai Dajlah. Buku-buku yang dilempar itu meliputi buku warisan peninggalan Islam yang penting. [Ibnu Katsir, Albidayah Wannihayah jilid 7 hal.183]

Penyebab kejadian memilukan ini adalah karena sikap lalai dan bermewah-mewahan oleh Khilafah Bani Abbasiyyah.

Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS. Huud: 117)

Tentara Salib merebut wilayah kaum Muslimin di Andalusia. Pasukan Kristen itu mengusir kaum Muslimin dari Andalusia dengan cara yang keji dan sangat kejam. Akhirnya lenyaplah eksistensi Islam di tanah Andalusia yang sebelumnya menjadi sentral ilmu pengetahuan dan peradaban yang sangat terkenal dalam beberapa waktu lamanya. [Muhammad Quthb: Waqi’unan Al-Mu’ashir hal.138]

Kehancuran pemerintahan Khilafah Bani Abbasiyyah bukanlah penghabisan umat Islam. Telah muncul Khilafah Bani Utsmaniyyah sebagai penerus dan yang masih terus ada di muka bumi selama lima abad. Pemerintahannya bukan saja mampu menjaga eksistensi kaum Muslimin, tetapi juga dapat menyerang pasukan salib berkali-kali.

Bahkan pasukan Khilafah Bani Utsmaniyyah mampu mencapai wilayah tentara Salib di Eropa, dan memperluas wilayah Daulah Islam termasuk dalam menyebarkan ideologi Islam. Maka akhirnya jutaan manusia masuk Islam. Tentara Utsmaniyyah ini juga melarang pendirian negara Yahudi di areal tanah kaum Muslimin. Dan masih banyak lagi jasa Khilafah Bani Utsmaniyyah.

Namun pemerintahan Khilafah Bani Utsmaniyyah ini tidak terhindar dari penyimpangan yang beragam. Penyimpangan itu telah muncul dan membuahkan hasilnya yang buruk selama beberapa waktu lamanya. [disarikan dari Muhammad Quthb: Waqi’unan Al-Mu’ashir hal.138]

Pada masa Daulah Khilafah Utsmaniyyah ini, mereka menutup ijtihad. Oleh karena itulah banyak terjadi kebekuan dan keterbelakangan yang melanda negara Islam saat itu.

Dan secara perlahan masuklah peraturan kufur dari negeri asing yang menerobos masuk ke dalam negara Islam. Permulaan masuknya paham asing yang buruk ini adalah pada masa pemerintahan penguasa yang bernama Salim dan yang terkenal dengan sebutan Sulaiman Al-Qanuni. [Khalifah tahun 1520-1566 M]

Adapun praktek amar makruf dan nahi mungkar (menyuruh kepada kebaikan dan melarang kepada kemungkaran), maka pada saat itu banyak terlepas dari umat Islam.

Sementara itu umat Islam semakin jauh dari paham Islam yang benar. Mereka banyak melakukan perbuatan bid’ah, khurafat, dan maksiat. Mereka juga diselimuti oleh suasana berserah diri tanpa berusaha, tanpa melakukan upaya dan usaha.

Meskipun kondisi negara Islam cukup parah ketika itu, ideologi Islam tetap hidup. Upaya perbaikan masih terus muncul. [disarikan dari Muhammad Quthb: Waqiuna almuashir hal.152 dan setelahnya]

Dunia memasuki fase baru dalam sejarahnya bersama permulaan abad ke-17 M yang pada saat itu kaum Kristen Barat melancarkan perang terhadap dunia Islam pada umumnya.

Pada saat itu kaum Muslimin banyak menyimpang dari ideologi Islam, pemahaman umat Islam terhadap Islam banyak keliru.
- Pemahamannya tentang akidah keliru. Akidah hanya diartikan sebagai ucapan dua kalimat syahadat tanpa memandang kepada perbuatan. Adanya sikap berserah diri tanpa berusaha, dan sikap menunggu nasib dan takdir, takut mati dan lemah.

- Pemahaman tentang ibadah yang menyeluruh juga salah. Ibadah hanya dipahami sebagai syiar dan ritual belaka.

- Demikian juga pemahaman tentang amal salih juga salah. Amal salih dianggap dalam ibadah ritual dan moral saja. Maka kaum Muslimin banyak mengalami kemunduran.

Persatuan ukhuwah antara umat Islam menjadi terputus sebab banyak penjajahan atas wilayah Daulah Islam dan menyebarnya paham ashobiyah nasionalisme yaitu paham kebangsaan. Akhirnya kekuatan mereka menjadi lemah dan kewibawaan mereka lenyap. [disarikan dari Muhammad Quthb: Waqiuna almuashir hal.9 dan setelahnya]

Semua gerakan penyesatan itu didalangi oleh kekuatan jahiliah dunia. Namun perusakan kepada Islam ini tidak sampai mengakibatkan Islam lenyap secara keseluruhan dan tidak sampai merobohkan dasarnya.

Dengan perjalanan zaman dan akumulasi penyerangan ini, maka ajaran Islam secara perlahan semakin berkurang dalam kehidupan kaum Muslimin termasuk dalam negara Khilafah. Hal itu menjadikan Islam dalam bahaya yang mengancam kondisi kritis. [disarikan dari Sayyid Quthb: Hadzaddin, hal.39]

Ideologi Islam mulai terlepas dari masyarakat Islam. Pada akhirnya Umat Islam tidak mampu menangkis serangan keji yang gencar dilakukan musuh dari segenap penjuru untuk menghabisi ideologi Islam.

Demikianlah, penyimpangan berlangsung selama berabad-abad lamanya. Penyimpangan itu semakin mengganas dan menyebabkan hilangnya kejayaan umat Islam. Umat Islam tergoncang dari kejayaan puncak ke dalam kekalahan menuju jurang keterpurukan yang dalam. [Muhammad Quthb: Waqi’unan almu’ashir hal.162-163]

Ketika timbul peperangan salib yang terakhir, dan kaum Muslimin masih dalam kondisi yang sama seperti itu, maka akhirnya dunia Islam menyerah kepada pendudukan tentara kafir yang menyerbu mereka. Penjajahan kafir ini membuat Khilafah sungguh tercerai berai beserta tercerai berainya kaum Muslimin.

Hal ini tidak berarti bahwa umat Islam telah mengalami kehancuran total, dan tidak berarti amar makruf dan nahi mungkar menjadi tertutup.

Sementara itu bidang lain yang tidak kalah, meskipun istimewa, namun terikut kepada kekalahan yang banyak tersebut. Maka tetap dianggap sebagai kekalahan secara total dalam berbagai bidang. [Muhammad Quthb: Waqi’unan almu’ashir hal.163]

Sejarah telah mencatat bahwa dari kalangan kaum Muslimin, terdapat banyak pahlawan dalam berjuang melawan para penjajah yang merebut wilayah mereka. Namun para pahlawan tersebut adalah pahlawan dalam kekalahan. [Muhammad Qutb: Waqi’unan almu’ashir hal.10]

Hal itu telah terjadi sebab kaum Muslimin beserta daulah Islam menjauh dari faktor-faktor kejayaan di muka bumi termasuk Jihad-futuhat dan ijtihad. Mereka menuju kondisi keterbelakangan dan terjerumus mengekor kepada musuh mereka.

Jelas bahwa umat Islam telah melewati tiga macam fase:
1. Masa penerapan sistem Islam keseluruhan oleh Khilafah yang unggul, dan dengan diringi oleh kejayaan yang tinggi.
2. Masa penerapan sistem Islam oleh Khilafah dengan banyak penyimpangan, dan diiringi oleh kejayaan biasa.
3. Masa kerugian dan bertambah jauh dari ideologi Islam, dan diringi dengan hilangnya kejayaan, kalah dari musuh dan terhapusnya Khilafah. [disarikan dari Muhammad Qutb: Waqi’unan almu’ashir hal.112]

Beberapa poin tentang faktor-faktor mendasar yang menyebabkan hilangnya kejayaan umat Islam yaitu:
1. Banyak penyimpangan kaum Muslimin dari pemahaman Islam yang benar dan mereka menjauh dari Islam sebagai akidah dan amal perbuatan.
2. Mengabaikan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. Islam banyak tidak dijalankan sebagai aturan hidup individu, masyarakat, dan negara Khilafah Islamiyah.
3. Tercerai-berainya kesatuan jamaah kaum Muslimin setelah runtuhnya Negara Khilafah Islamiyah. Hal itu karena penjajahan oleh Inggris dan sekutunya serta berkobarnya paham serta sistem kufur dalam hal sistem negara, konsep jamaah, dan kepribadian umat Islam.
4. Lemahnya kepemimpinan, penggunaan kekuasaan Khilafah untuk merealisasikan keinginan dan kemaslahatan pribadi serta jauh dari kemaslahatan Islam dan kaum Muslimin.
5. Semangat Jihad-futuhat dengan komando Khalifah menjadi padam dan perangkatnya melemah.
6. Menghindarkan diri dari berjuang dan hanya berpangku tangan.
7. Umat Islam terlepas dari pelaksanaan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh, yaitu dalam hal amar makruf nahi mungkar, dan mengajak ke jalan Allah oleh negara Khilafah dan seluruh rakyat Muslim.
8. Menutup pintu ijtihad.
9. Terjangkiti filsafat dan ide kufur, paham kufur yang jelas sesat.
10. Menyebarnya penyakit moral dan sosial karena lemahnya penegakkan Islam oleh individu, masyarakat, dan negara Khilafah Islam karena penyebaran paham kufur oleh Barat.
11. Bangunan kepribadian individu Muslim runtuh, sedangkan wilayah Muslim dan masyarakat Muslim juga berantakan.

Krisis umat Islam ini tidak ada tandingannya dalam perputaran sejarah.

”Dikuatirkan kalian akan dikelilingi oleh berbagai umat, sebagaimana orang yang makan, mengelilingi meja makan. Seorang sahabat bertanya: Apakah pada saat itu kita berjumlah sedikit?.” Rasulullah menjawab: ”Bahkan kalian ketika itu banyak, namun kalian terombang-ambing seperti busa lautan. Allah mencabut rasa wibawa kalian di hadapan musuh, dan Allah mengisi hati kalian dengan wahn. Ada sahabat yang bertanya, wahai Rasulullah. Apakah wahn itu? Rasulullah bersabda: “Cinta terhadap dunia dan membenci kematian.” [HR. Abu Dawud dalam kitab Sunannya jilid 4 hal.111, dari Tsauban; HR. Ahmad dalam kitab Musnadnya yang tercantum di kitab Fathurrabbani jilid 23 hal.199. Syeikh M. Nashiruddin Al-Albani menyatakan sahih dalam kitab sahih jami’ushshaghir jilid 2 hal.1359]

Demikianlah, Kaum Muslimin kehilangan keamanan dan ketenangan mereka. Mereka juga kehilangan rumah dan harta mereka.

Namun, krisis ini akan lewat, jika Allah menghendakinya. Dan Allah akan memberikan kejayaan kepada umat Islam sebagaimana telah diberikan sebelumnya. Kita harus mengetahui mengapa krisis sekarang ini lebih panjang dari krisis di masa lalu? Dan hendaknya kita mengetahui tentang bagaimana cara keluar dari krisis tersebut menurut tuntunan Rasul Saw.? Maka marilah kita memaksimalkan usaha kita untuk mengantarkan kita menuju kemenangan dengan izin Allah. [serupa dengan ini: Muhammad Quthb: Waqi’unaa almu’ashir hal.6-8]

Perkara yang kita hadapi ini bukanlah perkara yang remeh dan mudah dengan jalan yang rata dan penuh bunga. Namun jalan yang kita lalui ini adalah jalan yang sulit, jalan yang penuh onak dan duri. Kaum Muslimin akan membawa Islam ini dengan melewati segala gangguan dari para musuh Islam yang selalu mengintai dan mengambil celah kelemahan kaum Muslimin.
Kaum Muslimin harus waspada dengan ranjau dan hambatan di perjalanan. Seluruh perjuangan kaum Muslimin itu ditujukan untuk mencapai kejayaan kembali bagi Islam dan kaum Muslimin.

Umat Islam sekarang ini harus diobati dengan solusi Islam yang mantap. [Muhammad Al-Ghazali: Ilal Wa’adwiyah, hal.138]

Obatnya didapatkan ketika mengetahui penyakit itu. Juga dengan dokter yang tulus ikhlas yang mahir, kemudian bersabar atas rasa sakit ketika diobati.

Maka bagi umat Islam agar mengetahui siapakah sebenarnya mereka? Apa saja tugas mereka? Dan bagaimanakah mereka menjalankan tugas tersebut? Dan jalan apakah yang digunakan untuk berhenti dari kesalahan umat Islam? Bagaimanakah umat Islam mengambil pelajaran dari kemenangan dan kekalahannya, dari pembantaian yang pernah mereka alami?

Dan perangkat dasar apa saja yang diperlukan untuk meraih kejayaan umat Islam? Hambatan apa saja yang menghalangi langkah menuju kejayaan? Apa saja ciri jalan menuju kejayaan? Dan apa sajakah berita gembira atau indikasi kejayaan umat Islam?

CONTOH SEJARAH KEKUATAN DAN KELEMAHAN UMAT ISLAM

DOWNLOAD BUKU: MEMENUHI KEWAJIBAN UMAT MERAIH KEJAYAAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam