Kumpulan Do’a
dan Pujian Kepada
Allah
Do’a-Do’a
dan Pujian kepada Allah
Ya’kub bin ‘Ashim meriwayatkan dari dua orang sahabat Rasulullah Saw.
Keduanya mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
“Apabila seorang hamba mengucapkan, “Laa ilaha illallah
wahdahu laa syarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syain
qadiir”,
(artinya: “Tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa tiada sekutu
bagi-Nya, segala kekuasaan dan pujian hanya milik-Nya semata. Dia Maha Kuasa
terhadap segala sesuatu),”
kemudian do’a ini
diucapkan dengan jiwa yang tulus, hati yang yakin dan terucap jelas di lisan,
maka Allah membuka pintu langit, hingga Dia melihat orang yang mengucapkannya.
Apabila Allah melihat hamba-Nya, maka hamba tersebut berhak mendapatkan apa
yang ia minta.” [HR.
An Nasa`i]
Mu’awiyah bin Abi Sufyan ra. berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw.
bersabda,
‘Siapa saja yang berdo’a dengan lima kalimat berikut, niscaya Allah
mengabulkan do’anya, “Laa ilaha illallah, wallahu akbar, laa ilaha
illallah wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa ‘ala kullu
syain qadiir, laa ilaha illallah walaa haula walaa quwwata illa billah,”
(artinya: “Tiada Tuhan selain Allah. Allahu Maha Besar. Tiada Tuhan
selain Allah Yang Tunggal tiada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nyalah seluruh
kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa terhadap segala sesutu. Tiada Tuhan
selain Allah dan tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah).” [HR. Ath Thabrani dengan sanad hasan, disebutkan dalam Al
Mu’jam Al kabir (19/361)]
Suatu hari Ummu
Salim pergi menemui Nabi Saw. Dia berkata, “Wahai, Rasulullah! Ajarilah aku
beberapa kalimat yang bisa aku ucapkan dalam shalatku!” Rasulullah Saw.
menjawab, “Ucapkanlah takbir sepuluh kali, tasbih sepuluh kali dan tahmid juga
sepuluh kali. Kemudian mintalah keperluanmu, niscaya Allah akan berkata, ‘Ya,
Ya! Aku perkenankan.” [HR. At Tirmidzi, An
Nasa`i dan Al Hakim. Al Hakim berkata, “Hadits ini shahih sesuai syarat
Muslim.”]
Anas bin Malik ra. berkata, “Suatu ketika Rasulullah Saw melewati
seorang laki-laki yang mengucapkan, ‘Ya, Arhamar rahimiin,” artinya:
“Wahai, Yang Maha Pengasih di antara para pengasih,” maka Rasulullah Saw
berkata kepadanya, “Mintalah! Karena Allah telah melihatmu.” [HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak dia menshahihkan hadits ini (1/544).
Imam Adz Dzahabi berkata, “Hadits ini bukan hadits shahih dalam hadits
penguatnya terdapat Fudhal, dia bukan apa-apa dalam soal hadits.”]
Abu Umamah ra. berkata,
“Rasulullah Saw. bersabda, ‘Sesungguhnya Allah memiliki malaikat
yang bertugas menjaga kalimat, “Ya arhamar rahimin”,
(artinya: “Maha Penyanyang di antara para penyanyang).”
Barangsiapa
mengucapkannya tiga kali, maka malaikat penjaga tersebut berkata, “Sesungguhnya
Yang Maha Penyanyang di antara para penyanyang telah menerimamu, maka mintalah
sesuatu!” [HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak, (1/544) dia menshahihkan
hadits ini]
Abdullah Ibnu Mas’ud ra. berkata,
“Rasulullah Saw. bersabda, ‘Siapa saja yang tertimpa penderitaan dan kesedihan, kemudian
dia mengucapkan, “Allahumma
inni abduka wa ibni ‘abduka wa ibni ammatika, naashiyati biyadika, maadhin
fiyya hukmuka, ‘addil fiyya qadha`uka, as`aluka bikulli ismin huwa laka
sammaita bihi nafsuka, au anzaltahu fi kitabika au ‘allamtahu ahadan min khalqika
au ista`tsarta bihi fi ‘ilmil ghaibi ‘indaka, an taj’alal qur’ana rabi’a
qalbii, wa nura bashari, wa jala`a huzni, wa dzihaba hammi wa ghammi”,
(artinya: “Ya, Allah!
Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu dan putera hamba-hamba-Mu, kendali hidupku
berada dalam genggaman-Mu. Hukum-Mu terlaksana pada diri-Ku, keputusan-Mu adil
terhadapku. Ya, Allah, aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang Engkau
namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan nama itu dalam kitab suci-Mu,
atau Engkau ajarkan kepada salah seorang hamba-Mu, atau Engkau rahasiakan dalam
ghaib-Mu. Ya, Allah! Aku mohon Jadikan Al Qur’an penyejuk hatiku, cahaya
mataku, penyingkap keresahanku dan pengusir kesedihan dan kesusahanku.)
Niscaya Allah menghilangkan kesedihan dan kedukaanmu dan menggantikan
kesempitan dengan kelapangan.” [HR. Imam Ahmad (1/391, 9452), Ibnu Hibban (972), hadits
ini dishahihkan oleh Al Hakim (1/509) dan Imam Al Haitsami menyebutkannya dalam
Majama’uz Zawa`id (10/136, 186-187)]
Rasulullah Saw. bersabda,
“Laa ilaha illa anta
subhanaka inni kuntu minadz dzalimin”,
(artinya: “Tiada Tuhan
selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
dzalim),”
tidak ada seorang muslim yang berdo’a dengan kalimat ini untuk
mendapatkan sesuatu, kecuali Allah akan memperkenankannya.” [HR. At Tirmidzi (3500), An Nasa`i (655), Al Hakim
menshahihkannya dalam Al Mustadrak (1/505) dan disetujui oleh Adz Dzahabi]
Nama
Allah yang Paling Mulia, bila Diucapkan dalam Do’a, Dia akan Mengabulkannya
Buraidah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. mendengar seseorang mengucapkan, “Inni as`aluka bi anni asyhadu annaka
antallahu, laa ilaha illa anta, al ahadu ash shamadu al ladzi lam yalid wa lam
yulad wa lam yakun lahu kufuwan ahad”,
(artinya: “Ya, Allah! Aku
meminta dengan perantara bahwa aku bersaksi sesungguhnya Engkau adalah Tuhan,
tiada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Engkau. Engkau-lah Tuhan Yang
Maha Esa, Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak
pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.")
Maka Rasulullah Saw. berkata, ‘Sungguh engkau telah
meminta kepada Allah dengan nama-Nya yang paling agung, jika meminta dengan
nama ini pasti diberi dan jika berdo’a dengan nama ini pasti dikabulkan.” [HR. Abu Dawud (1493), At Tirmidzi (3475) dan Al Hakim,
dia berkata, “Hadits ini shahih sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim.”]
Sa’ad bin Malik ra. berkata,
“Suatu ketika Nabi Saw. melewati Ibnu ‘Ayasy Az Zurqi yang sedang berdo’a dengan do’a berikut, “Allahumma inni as`aluka bi`anna lakal
hamdu laa ilaha illa anta, ya hanan, ya mannan, ya badi’us samaawati wal ardhi,
ya dzal jalaali wal ikrami”,
(artinya: “Ya, Allah!
Sesungguhnya aku memintamu dengan perantara bahwa segala puji adalah
kepunyaan-Mu, tiada Tuhan selain Engkau. Wahai, Dzat Yang Maha Pengasih! Wahai,
Dzat Yang Maha Pemurah! Wahai, Engkau Pencipta langit dan bumi! Wahai, Pemilik
Kebesaran dan Kemuliaan.”
Maka Rasulullah Saw. berkata, “Sungguh dia telah
berdo’a dengan nama-Nya yang paling agung, jika dia berdo’a dengan nama itu
pasti dikabulkan dan apabila dia meminta dengan nama itu pasti Allah beri.” [HR. At Tirmidzi (3475). Dia berkata, “Hadits hasan.” Abu
Dawud juga meriwayatkan hadits ini pada hadits nomor: (1493)]
Ibnu Abbas ra. meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki bertanya
kepada Rasulullah Saw., “Wahai, Rasulullah! Adakah
do’a yang tidak ditolak?” Rasulullah Saw. menjawab, “Benar, ada.
Ucapkanlah do’a berikut, “As`aluka
bismika al a’la, al ‘azzu, al ajal, al akram”,
(artinya: “Ya, Allah! Aku
meminta kepada-Mu dengan nama-Mu Yang Maha Tinggi, Maha Perkasa, Maha Agung
lagi Maha Mulia).” [HR. Ath Thabrani dalam Al Mu’jam Al Kabir (11/360)
dan dalam Al Mu’jam Al Ausath (2/178)]
Sa’ad bin Malik ra. berkata,
“Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan nama Allah Yang Paling Agung,
jika berdo’a dengan nama tersebut niscaya dikabulkan dan apabila meminta dengan
nama tersebut pasti diberi? Itulah do’a yang diucapkan Nabi Yunus as. ketika dia menyeru dengan do’a ini dalam gelapnya perut ikan, “Laa ilaha illa anta subhanaka innii
kuntu minadz dzalimin,”
(artinya: “Tiada Tuhan
selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang
yang dzalim.")
Maka seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Saw, “Wahai,
Rasulullah! Apakah do’a ini khusus untuk Yunus saja atau untuk semua orang
mukmin?” Jawab Rasulullah, “Tidakkah engkau mendengar firman Allah Swt., “Maka Kami telah memperkenankan do'anya
dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang
yang beriman.” [QS.
Al Anbiyaa`: 88] Siapa saja dari orang mukmin yang mengucapkan do’a ini dalam sakitnya,
walaupun ia sakit sebanyak empat puluh kali, kemudian dia mati dalam sakitnya
itu, maka ia mendapatkan pahala orang syahid dan jika dia sembuh, maka ia
sembuh dengan diampuni dosanya.” [HR. Al Hakim (1/506)]
Anas bin Malik ra. berkata,
“Suatu ketika aku duduk bersama Rasulullah
Saw. Di dekat kami ada seorang laki-laki sedang berdiri menjalankan shalat,
kemudian ruku’, sujud dan seterusnya, pada waktu tasyahud akhir dia berdo’a,
dengan do’a berikut, “Allahumma inni as`aluka bi`anna lakal hamdu, laa
ilaaha illa anta al mannan, badi’us samawati wal ardhi, dzal jalali wal ikram,
ya hayyu ya qayyum, inni as`aluka”,
(artinya: “Ya, Allah! aku
meminta kepada-Mu dengan segala pujian yang Engkau miliki, tiada Tuhan selain
Engkau. Engkau Maha Pemberi, Pencipta langit dan bumi, Pemilik kebesaran dan
keagungan. Wahai, Dzat Yang Maha hidup lagi Mengurus makhluk-nya, sesungguhnya
aku memohon kepada-Mu.”)
Maka Rasulullah Saw. berkata, “Tahukah kalian do’a
yang barusan dia ucapkan?” Kami menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu dari
kami.” Jawab Rasul, “Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya! Sungguh dia
telah berdo’a dengan nama-Nya yang Paling Agung, jika dia berdo’a dengannya,
Allah mengabulkannya dan jika dia meminta dengannya, Allah memberinya.” [Sanadnya hasan. Hadits
ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya,
Abu Dawud (1493) dan At Tirmidzi (3475)]
Obat
untuk Sembilan Puluh Sembilan Penyakit
Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa
Mengucapkan, “Laa haula walaa quwwata illah billahi”, (artinya “Tiada daya dan
melainkan dari Allah,”) maka akan menjadi obat bagi sembilan puluh sembilan penyakit, yang
paling ringan adalah penyakit kesedihan.” [HR. Al Hakim, dia berkata, “Shahih sesuai dengan syarat
Bukhari dan Muslim.” (1/542)]
Abdullah Ibnu Mas’ud ra. berkata,
“Aku duduk di dekat Nabi Saw., kemudian aku mengucapkan, “Laa
haula walaa quwwata illah billahi”, (artinya “Tiada daya dan kekuatan melainkan
dari Allah,”) Nabi Saw. berkata kepadaku, “Tahukah
kamu apa maksud dari kalimat yang baru saja kamu ucapkan?” Aku berkata, “Allah
dan Rasul-Nya lebih tahu.” Nabi Saw. berkata, “Tidak ada daya untuk
menghindari kemaksiatan, kecuali dengan perlindungan dari Allah dan tidak ada
kekuatan untuk taat kepada Allah, kecuali dengan pertolongan-Nya. Demikian
Jibril as. memberitahuku.” [HR. Bukhari (661) dan Muslim (7204)]
Jika
Engkau Menjaga Do’a ini, maka Engkau Meninggal Tanpa Terkena Musibah
Siapa saja yang di antara do’anya adalah: “Allahumma ahsin ‘aqibatanaa fil umuuri
kulliha wa ajirna min khizyid dunya wa ‘adzabil aakhirati”,
(artinya: “Ya, Allah!
perbaikilah hasil semua urusan kami dan jauhkanlah kami dari kenistaan dunia
dan siksa akhirat.”)
Jika ia mati, maka ia mati tanpa tertimpa musibah.” [HR. Ath Thabrani, Imam
Ahmad, Ibnu Hibban dan Al Hakim. Perawi-perawi dari Ath Thabrani tsiqat]
Dzikir
untuk Mendatangkan Rezeki dan Menolak Kesempitan dan Musibah
Allah Swt. berfirman mengisahkan tentang Nabi Nuh As,
“Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
-sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, membanyakkan
harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai.” [QS. Nuuh: 10-12]
Dalam beberapa kitab musnad
diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw. bersabda, artinya:
“Barangsiapa yang menjaga istighfar
(senantiasa membacanya, tidak pernah meninggalkan), maka Allah menjadikan
baginya kelapangan dari setiap kesempitan dan jalan keluar dari semua kerumitan
serta memberikan baginya rezeki dari arah yang tidak dia sangka-sangka.” [HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban dan An Nasa’i dari riwayat
Ibnu Abbas. Ibnu Hibban Menshahihkan hadits ini]
Dzikir
untuk Menjaga Harta dan Ketika Rezeki Tidak Kunjung Datang
Allah Swt. berfirman mengisahkan dua orang berikut, artinya:
“Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu
kamu memasuki kebunmu: "Maasyaa Allah, laa quwwata illaa billah”
(sungguh atas kehendak Allah semua ini
terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” [QS. Al Kahfi: 39]
Dzikir
untuk Menolak Hutang dan Berharap untuk Melunasinya
At Tirmidzi meriwayatkan dari Ali ra. bahwa pada suatu hari
dia didatangi oleh seorang budak mukatab (budak yang bisa membebaskan diri
dari perbudakan dengan syarat harus menebus kebebasannya dengan uang). Budak
tersebut berkata kepada Ali, “Aku tidak mampu menebus harga kebebasanku,
tolonglah aku!” Ali berkata, “Maukah engkau aku ajari dengan beberapa kalimat
yang diajarkan Rasulullah Saw. kepadaku, seandainya engkau
memiliki hutang sebesar gunung Uhud, niscaya Allah akan melunasi hutangmu.
Ucapkanlah, “Allahumma ikfinii
bi halalika ‘an haraamika, waghninii bi fadhlika ‘amman siwaaka”,
(artinya: “Ya, Allah!
Jadikanlah aku merasa cukup dengan yang Engkau halalkan dari apa yang Engkau
haramkan dan perkayalah aku dengan anugerah-Mu sehingga aku tidak butuh selain
diri-Mu.”) [At
Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.”]
Do’a
ketika Melihat Orang yang Tertimpa Musibah
Abu Hurairah ra. meriwayatkan dari Nabi Saw., beliau bersabda, artinya:
“Siapa saja melihat orang yang tertimpa
musibah, kemudian mengucapkan, “Alhamdulillahi alladzi ‘afanii mimma
ibtalaaka bihi, wa fadhdhalanii ‘ala katsiirin min khalqihi tafdhilaa”,
(artinya: “Segala puji
bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari musibah yang Allah cobakan kepadamu
dan yang telah melebihkanku dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk-Nya.”)
Maka ia tidak akan tertimpa musibah tersebut.” [At Tirmidzi berkata, “Hadits ini hadits
hasan.”]
Do’a
ketika Kehilangan Sesuatu
Ibnu Umar ra. ditanya tentang barang yang hilang, maka dia
berkata, “Berwudlulah,
kemudian shalatlah dua raka’at! Setelah itu bacalah tasyahud dan ucapkanlah
do’a berikut, “Allahumma raadi adh dhallah, haadi adh dhalaalah, tahdi min
adh dhalaal, rudda ‘alayya dhallatii, bi ‘izzatika wa sulthanika, fa`innaha min
fadhlika wa ‘atha`iku”,
(artinya: “Ya, Allah!
Pengembali yang tersesat, pemberi petunjuk bagi orang yang tersesat. Engkau
memberi petunjuk dari kesesatan. Kembalikanlah kepadaku barangku yang hilang
dengan keagungan dan kekuasaan-Mu, karena barang itu berasal dari anugerah dan
pemberian-Mu.” [Al Baihaqi berkata, “Hadits ini mauquuf dan
derajatnya hasan.”]
Do’a
ketika Masuk Pasar
Umar bin Khattab ra. berkata,
“Rasulullah Saw. bersabda, ‘Siapa saja yang masuk pasar kemudian mengucapkan: “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika
lahu, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiitu wahuwa hayyun laa yamuutu
bi yadihil khairi wahuwa ‘ala kulli syain qadiir”,
(artinya “Tiada Tuhan
selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nyalah segala
kerajaan dan pujian, Yang menghidupkan dan mematikan dan Dia-lah Tuhan Yang
Maha Hidup tidak tersentuh kematian. Di tangan-Nya tergenggam segala kebaikan
dan Dia Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.’”)
Maka Allah mencatat untuknya satu juta kebaikan, menghapus satu juta
kejahatan dan mengangkat derajatnya satu juta tingkatan.” (HR. At Tirmidzi)
Dzikir
Penghilang Kesedihan, Kesusahan dan keresahan
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra.,
ketika Rasulullah Saw. mengalami kesedihan beliau
mengucapkan, “Laa ilaha illallah,
al ‘adziim al haliim, laa ilaha illallah rabbil ‘arsyil kariim”,
(artinya: “Tiada Tuhan
selain Allah Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tiada Tuhan selain Allah
Tuhan ‘Arsy Yang Mulia.”) [HR. Bukhari-Muslim]
Dari Anas ra.
sesungguhnya apabila Rasulullah Saw. sedang dirundung masalah,
beliau mengucapkan, “Ya,
hayyu ya, qayyuum, birahmatika astaghitsu”,
(artinya: “Ya, Allah Yang
Maha Hidup lagi Maha Mengurus Makhluk-Nya. Dengan rahmat-Mu aku meminta
pertolongan.”) [Sunan
At Tirmidzi]
Abu Hurairah ra. mengatakan bahwa
apabila Rasulullah Saw. sedang menghadapi masalah yang
berat, beliau menengadahkan kepalanya ke langit sambil mengucapkan, “Subhanallahil ‘adzim” (Maha Suci
Allah lagi Maha Agung). Apabila beliau bersungguh-sungguh dalam do’a, beliau
mengucapkan, “Ya, hayyu ya, qayyum”, (Wahai Dzat Yang Maha Hidup
lagi Maha Berdiri sendiri). [Sunan At Tirmidzi]
Diriwayatkan dari Abu
Bakrah ra., artinya:
“Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda, ‘Do’anya orang yang tertimpa kesusahan adalah: “Allahumma rahmataka arjuu, fala takilnii
ilaa nafsii tharfata ‘ainin, wa ashlih lii sya`nii kullihi, laa ilaha illa anta”,
(artinya: “Ya, Allah! Aku
hanya mengharapkan rahmat-Mu, jangan tinggalkan aku bersama nafsuku sekejappun
dan perbaikilah semua urusanku. Tiada Tuhan selain Engkau.”) [Sunan Abu dawud]
Diriwayatkan dari
Asma` binti ‘Umais dia berkata,
“Rasulullah Saw. bersabda, ‘Maukah engkau aku ajarkan kalimat untuk
diucapkan ketika tertimpa kesusahan? Ucapkanlah: “Allahu rabbi, laa usyriku bihi syaian”,
(artinya “Wahai, Allah!
Engkaulah Tuhanku. Aku tidak menyekutukan-Mu dengan sesuatu apapun.” [Sunan Abu dawud]
Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra. dia berkata,
“Rasulullah Saw. bersabda, “Inilah do’a yang diucapkan oleh Dzun Nuun ketika berada dalam perut ikan: “Laa ilaha illa anta subhaanaka innii
kuntu minadz dzalimiin”,
(artinya: “Tiada Tuhan
selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang
yang dzalim.”) Siapa saja yang berdo’a dengan do’a ini untuk mendapatkan sesuatu,
niscaya akan dikabulkan.” [Sunan At Tirmidzi]
Do’a
Istikharah
Diriwayatkan dari Jabir ra. dia berkata,
“Rasulullah Saw. mengajarkan do’a istikharah (minta diberikan petunjuk yang terbaik dalam
suatu masalah) kepada kami, sebagaimana beliau mengajarkan sebuah surat Al
Qur’an. Apabila salah seorang dari kalian menghadapi suatu masalah yang sulit,
maka kerjakanlah shalat selain shalat wajib, kemudian bacalah do’a berikut: “Allahumma innii astakhiruka bi’ilmika,
wa astaqdiruka biqudratika, wa as`aluka min fadhlika al ‘adhim. Fainnaka taqdir
walaa aqdir, wa ta’lam walaa a’lam, wa anta ‘allamul ghuyuub. Allhumma in kunta
ta’lam anna hadzal amra ... khairan lii fii dinii wa ma’asyii wa ‘aqibatu
amrii, faqdirhu lii, wa yassirhu lii tsumma baarik lii fiihi. Wa inkunta
ta’lama anna hadzal amra syarran lii fii dinii wa ma’asyii wa ‘aqibatu amrii,
fashrifhu ‘anni washrifnii ‘anhu, waqdir lii al khaira khaitsu kaana tsumma
radhdhinii bihi”,
(artinya: “Ya, Allah! Aku
minta petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku minta kekuatan kepada-Mu
dengan kekuatan-Mu dan aku meminta-Mu dengan rahmat-Mu yang agung. Sesungguhnya
Engkau Maha Kuat sedangkan aku lemah, Engkau Maha Tahu sedangkan aku bodoh dan
Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Ya, Allah! Jika Engkau tahu bahwa
perkara ini –menyebutkan keperluannya- baik bagi agamaku, kehidupanku dan
akhiratku, maka berikanlah padaku, mudahkanlah untukku kemudian berilah
keberkahan untukku dalam perkara ini. Jika Engkau tahu bahwa perkara ini buruk
bagi agamaku, kehidupanku dan akhiratku, maka hindarkanlah dariku dan
jauhkanlah aku darinya. Berilah aku kebaikan di mana saja. Kemudian ridhailah
aku dalam perkara ini.” [Shahih
Bukhari]
Istikharah adalah
meminta kebaikan kepada Allah, sebagaimana disebutkan dalam al Hikam. Dalam
an Nihayah dikatakan khaarallahu laka, jika Allah memberikan yang
terbaik bagimu.
Para ulama mengatakan bahwa meminta petunjuk
kebaikan kepada Allah dianjurkan dengan melakukan shalat dan do’a yang tersebut
di atas. Shalatnya adalah shalat sunnah dua raka’at. Dianjurkan pula untuk
menggabungkan dengan shalat sunnah lainnya seperti dengan shalat sunnah sebelum
dan setelah shalat wajib, shalat sunnah ketika masuk masjid dan lainnya. Pada
raka’at pertama setelah membaca Surat Al Fatihah, membaca Qul Ya ayyuhal
kaafiruun. Pada raka’at kedua setelah Al Fatihah membaca Qul Huwallahu
Ahad. Jika tidak mampu shalat maka bisa dengan do’a. Dianjurkan memulai
dengan do’a yang tersebut di atas dan menutupnya dengan Shalawat kepada Nabi
Saw. Istikharah dianjurkan dalam semua perkara, sebagaimana dinyatakan dalam
hadits shahih. Apabila telah melakukan istikharah, maka lakukanlah apa yang
telah dibukakan dalam hatimu atau yang mantap dalam hatimu. Wallahu a’lam.
Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash dari Nabi Saw. beliau bersabda,
“Di antara kebahagian manusia adalah
istikharah (minta petunjuk kebaikan) kepada Allah dan menerima dengan
lapang dada ketentuan Allah. Sedangkan di antara kesengsaraan manusia adalah
meninggalkan istikharah (minta petunjuk) kepada Allah dan benci terhadap
ketentuan Allah.” [Musnad
Imam Ahmad]
Do’a
Mengenakan Pakaian yang Baru
“Ya, Allah! segala puji bagi-Mu. Engkau
telah mengenakanku dengan pakaian ini. Aku memohon kepada-Mu kebaikan pakaian
ini dan kebaikan yang dibuat untuknya dan aku berlindung kepada-Mu dari
kejahatan pakaian ini dan kejahatan yang dibuat untuknya.” [HR. Abu Dawud, At Tirmidzi dan Al Baghawi]
Do’a
sebelum Wudlu
“Dengan menyebut nama Allah”. [Diriwayatkan oleh semua pengarang kitab Sunan, An
Nasa`i menyebutkannya dalam ‘Amalul yaum wal lailah]
Do’a
setelah Wudlu
“Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada
Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.” [HR. Muslim (1/902)]
“Ya, Allah jadikanlah aku termasuk
orang-orang yang ahli taubat dan orang-orang yang selalu menjaga kesucian.” [HR. At Tirmidzi (1/78). Lihat Shahih At Tirmidzi (1/18)]
“Maha Suci Engkau, Ya Allah! Dengan
pujian-Mu aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Aku memohon ampunan
kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” [HR. An Nasa`i dalam irwa`ul
Ghalil, (1/135, 2/94)]
Do’a
Keluar dari Rumah
“Dengan menyebut asma Allah, aku bergantung
kepada-Nya. Tiada daya dan kekuatan melainkan berasal dari Dia.” [HR. Abu Dawud (4/325), At Tirmidzi 5/490. lihat Shahih
At Tirmidzi (3/151)]
“Ya, Allah, Sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu, dari menyesatkan atau disesatkan, merendahkan atau direndahkan,
mendzalimi atau didzalimi, membodohi atau dibodohi.” [HR. Semua pengarang kitab Sunan, lihat Shahih
At Tirmidzi (3/152) dan Shahih Ibnu Majah (3/336)]
Do’a
Masuk Rumah
“Dengan menyebut nama Allah kami masuk dan
dengan menyebut nama Allah kami keluar dan kepada-Nya kami bertawakkal.” [HR. Abu Dawud dengan sanad shahih (4/325)]
Do’a
Gelisah dan Takut dalam Tidur dan Orang yang Ditimpa Kekhawatiran
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat
Allah yang sempurna, dari amarah-Nya, siksa-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya,
dari bisikan-bisikan syetan dan aku berlindung pula dari kedatangan mereka
kepadaku." [HR. Abu Dawud (4/12)
dan lihat Shahih At Tirmidzi (3/171)]
Do’a
Orang yang Tertimpa Keraguan dalam Shalatnya atau dalam Bacaannya
Ustman bin Al Ash ra. berkata kepada Rasulullah Saw., “Ya, Rasulullah! Sesungguhnya syetan mengganggu shalat dan bacaanku
sehingga membuatku ragu.” Jawab Rasulullah Saw., “Itu adalah syetan yang bernama “Janzab” apabila engkau merasakan
kehadirannya, maka berlindunglah kepada Allah dari godaannya, lalu meludahlah
ke arah kirimu tiga kali.” [HR. Muslim (4/1729)]
Do’a
Orang yang Kesulitan dalam Menghadapi suatu Perkara
“Ya, Allah! Tidak ada kemudahan, kecuali
yang Engkau jadikan mudah dan Engkau jadikan kesedihan menjadi kemudahan, jika
Engkau kehendaki”. [HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya (427), Ibnu As
Sunni (351). Al Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Hadits shahih.”]
Do’a
Orang yang Berbuat Dosa
“Tidak ada seorang hamba yang berbuat dosa,
kemudian dia membersihkan diri, lalu mengerjakan shalat dua raka’at setelah itu
meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah mengampuninya”. [HR. Abu Dawud (2/86), At Tirmidzi (2/257) dan Shahih
Al jami’ (5/173)]
Do’a
untuk Menolak Bisikan-Bisikan Syetan
“Meminta perlindungan kepada Allah dari
gangguan syetan seperti dengan membaca ta’awwudz”.
“Adzan”.
“Dzikir-dzikir yang diajarkan oleh Nabi Saw. dan membaca Al Qur’an”. [HR. Muslim (1/291) dan Bukhari (1/11)]
“Rasulullah Saw. bersabda, artinya:
“Jangan engkau jadikan rumah kalian seperti
kuburan, sesungguhnya syetan menghindar dari rumah yang dibacakan Surat Al
Baqarah.” [HR.
Muslim (1/539)]
Do’a
ketika Takut Menghadapi Suatu Kaum
“Ya, Allah! Lindungilah aku dari kejahatan
mereka, dengan perantara apa saja yang Engkau kehendaki”. [HR. Muslim (4/2300)]
Do’a
ketika Mendapatkan Hal yang Menggembirakannya
“Nabi Saw. apabila mendapatkan hal yang menggembirakannya atau gembira disebabkan
suatu hal, beliau sujud syukur, menghaturkan rasa syukur kepada Allah Swt.” [HR. Para penulis buku Sunan, An Nasa’i dan Ibnu
Majah dalam Shahihnya (1/233) dan dalam Irwa`ul Ghaliil (2/226)]
Mendo’akan
Orang yang Dimaki
Abu Hurairah ra. berkata, “Aku mendengar Nabi Saw. bersabda, ‘Ya, Allah! Siapa saja orang mukmin yang pernah aku maki, maka
jadikanlah hal itu sebagai pahala baginya yang bisa mendekatkannya kepada-Mu
pada hari Kiamat.’” [HR. Bukhari dalam Fathul Bari (11/71) dan Muslim
(4/207) redaksinya, “Jadikan makianku sebagai pembersih dan rahmat baginya.”]
Do’a dan Pujian kepada Allah
Artikel ini kurang sempurna, akibat tidak disertakan tulisan huruf Arabnya.
BalasHapus