Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 21 Juni 2013

Kumpulan Do’a dan Pujian Kepada Allah

Kumpulan Do’a dan Pujian Kepada Allah




Do’a-Do’a dan Pujian kepada Allah

Ya’kub bin ‘Ashim meriwayatkan dari dua orang sahabat Rasulullah Saw. Keduanya mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
Apabila seorang hamba mengucapkan, “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syain qadiir”,
(artinya: “Tiada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, segala kekuasaan dan pujian hanya milik-Nya semata. Dia Maha Kuasa terhadap segala sesuatu),”
kemudian do’a ini diucapkan dengan jiwa yang tulus, hati yang yakin dan terucap jelas di lisan, maka Allah membuka pintu langit, hingga Dia melihat orang yang mengucapkannya. Apabila Allah melihat hamba-Nya, maka hamba tersebut berhak mendapatkan apa yang ia minta.” [HR. An Nasa`i]

Mu’awiyah bin Abi Sufyan ra. berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
Siapa saja yang berdo’a dengan lima kalimat berikut, niscaya Allah mengabulkan do’anya, “Laa ilaha illallah, wallahu akbar, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa ‘ala kullu syain qadiir, laa ilaha illallah walaa haula walaa quwwata illa billah,”
(artinya: “Tiada Tuhan selain Allah. Allahu Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah Yang Tunggal tiada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nyalah seluruh kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa terhadap segala sesutu. Tiada Tuhan selain Allah dan tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah).” [HR. Ath Thabrani dengan sanad hasan, disebutkan dalam Al Mu’jam Al kabir (19/361)]

Suatu hari Ummu Salim pergi menemui Nabi Saw. Dia berkata, “Wahai, Rasulullah! Ajarilah aku beberapa kalimat yang bisa aku ucapkan dalam shalatku!” Rasulullah Saw. menjawab, “Ucapkanlah takbir sepuluh kali, tasbih sepuluh kali dan tahmid juga sepuluh kali. Kemudian mintalah keperluanmu, niscaya Allah akan berkata, ‘Ya, Ya! Aku perkenankan.” [HR. At Tirmidzi, An Nasa`i dan Al Hakim. Al Hakim berkata, “Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim.”]

Anas bin Malik ra. berkata, “Suatu ketika Rasulullah Saw melewati seorang laki-laki yang mengucapkan, ‘Ya, Arhamar rahimiin,” artinya: “Wahai, Yang Maha Pengasih di antara para pengasih,” maka Rasulullah Saw berkata kepadanya, “Mintalah! Karena Allah telah melihatmu.” [HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak dia menshahihkan hadits ini (1/544). Imam Adz Dzahabi berkata, “Hadits ini bukan hadits shahih dalam hadits penguatnya terdapat Fudhal, dia bukan apa-apa dalam soal hadits.”]

Abu Umamah ra. berkata,
Rasulullah Saw. bersabda, ‘Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang bertugas menjaga kalimat, “Ya arhamar rahimin”,
(artinya: “Maha Penyanyang di antara para penyanyang).”
Barangsiapa mengucapkannya tiga kali, maka malaikat penjaga tersebut berkata, “Sesungguhnya Yang Maha Penyanyang di antara para penyanyang telah menerimamu, maka mintalah sesuatu!” [HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak, (1/544) dia menshahihkan hadits ini]

Abdullah Ibnu Mas’ud ra. berkata,
Rasulullah Saw. bersabda, ‘Siapa saja yang tertimpa penderitaan dan kesedihan, kemudian dia mengucapkan, “Allahumma inni abduka wa ibni ‘abduka wa ibni ammatika, naashiyati biyadika, maadhin fiyya hukmuka, ‘addil fiyya qadha`uka, as`aluka bikulli ismin huwa laka sammaita bihi nafsuka, au anzaltahu fi kitabika au ‘allamtahu ahadan min khalqika au ista`tsarta bihi fi ‘ilmil ghaibi ‘indaka, an taj’alal qur’ana rabi’a qalbii, wa nura bashari, wa jala`a huzni, wa dzihaba hammi wa ghammi”,
(artinya: “Ya, Allah! Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu dan putera hamba-hamba-Mu, kendali hidupku berada dalam genggaman-Mu. Hukum-Mu terlaksana pada diri-Ku, keputusan-Mu adil terhadapku. Ya, Allah, aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan nama itu dalam kitab suci-Mu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang hamba-Mu, atau Engkau rahasiakan dalam ghaib-Mu. Ya, Allah! Aku mohon Jadikan Al Qur’an penyejuk hatiku, cahaya mataku, penyingkap keresahanku dan pengusir kesedihan dan kesusahanku.)
Niscaya Allah menghilangkan kesedihan dan kedukaanmu dan menggantikan kesempitan dengan kelapangan.” [HR. Imam Ahmad (1/391, 9452), Ibnu Hibban (972), hadits ini dishahihkan oleh Al Hakim (1/509) dan Imam Al Haitsami menyebutkannya dalam Majama’uz Zawa`id (10/136, 186-187)]

Rasulullah Saw. bersabda,
“Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzalimin”,
(artinya: “Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dzalim),”
tidak ada seorang muslim yang berdo’a dengan kalimat ini untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Allah akan memperkenankannya.” [HR. At Tirmidzi (3500), An Nasa`i (655), Al Hakim menshahihkannya dalam Al Mustadrak (1/505) dan disetujui oleh Adz Dzahabi]

Nama Allah yang Paling Mulia, bila Diucapkan dalam Do’a, Dia akan Mengabulkannya

Buraidah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. mendengar seseorang mengucapkan, “Inni as`aluka bi anni asyhadu annaka antallahu, laa ilaha illa anta, al ahadu ash shamadu al ladzi lam yalid wa lam yulad wa lam yakun lahu kufuwan ahad”,
(artinya: “Ya, Allah! Aku meminta dengan perantara bahwa aku bersaksi sesungguhnya Engkau adalah Tuhan, tiada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Engkau. Engkau-lah Tuhan Yang Maha Esa, Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.")
Maka Rasulullah Saw. berkata, ‘Sungguh engkau telah meminta kepada Allah dengan nama-Nya yang paling agung, jika meminta dengan nama ini pasti diberi dan jika berdo’a dengan nama ini pasti dikabulkan.” [HR. Abu Dawud (1493), At Tirmidzi (3475) dan Al Hakim, dia berkata, “Hadits ini shahih sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim.”]

Sa’ad bin Malik ra. berkata,
Suatu ketika Nabi Saw. melewati Ibnu ‘Ayasy Az Zurqi yang sedang berdo’a dengan do’a berikut, “Allahumma inni as`aluka bi`anna lakal hamdu laa ilaha illa anta, ya hanan, ya mannan, ya badi’us samaawati wal ardhi, ya dzal jalaali wal ikrami”,
(artinya: “Ya, Allah! Sesungguhnya aku memintamu dengan perantara bahwa segala puji adalah kepunyaan-Mu, tiada Tuhan selain Engkau. Wahai, Dzat Yang Maha Pengasih! Wahai, Dzat Yang Maha Pemurah! Wahai, Engkau Pencipta langit dan bumi! Wahai, Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”
Maka Rasulullah Saw. berkata, “Sungguh dia telah berdo’a dengan nama-Nya yang paling agung, jika dia berdo’a dengan nama itu pasti dikabulkan dan apabila dia meminta dengan nama itu pasti Allah beri.” [HR. At Tirmidzi (3475). Dia berkata, “Hadits hasan.” Abu Dawud juga meriwayatkan hadits ini pada hadits nomor: (1493)]

Ibnu Abbas ra. meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Saw., “Wahai, Rasulullah! Adakah do’a yang tidak ditolak?” Rasulullah Saw. menjawab, “Benar, ada. Ucapkanlah do’a berikut, “As`aluka bismika al a’la, al ‘azzu, al ajal, al akram”,
(artinya: “Ya, Allah! Aku meminta kepada-Mu dengan nama-Mu Yang Maha Tinggi, Maha Perkasa, Maha Agung lagi Maha Mulia).” [HR. Ath Thabrani dalam Al Mu’jam Al Kabir (11/360) dan dalam Al Mu’jam Al Ausath (2/178)]

Sa’ad bin Malik ra. berkata,
Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan nama Allah Yang Paling Agung, jika berdo’a dengan nama tersebut niscaya dikabulkan dan apabila meminta dengan nama tersebut pasti diberi? Itulah do’a yang diucapkan Nabi Yunus as. ketika dia menyeru dengan do’a ini dalam gelapnya perut ikan, “Laa ilaha illa anta subhanaka innii kuntu minadz dzalimin,”
(artinya: “Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim.")
Maka seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Saw, “Wahai, Rasulullah! Apakah do’a ini khusus untuk Yunus saja atau untuk semua orang mukmin?” Jawab Rasulullah, “Tidakkah engkau mendengar firman Allah Swt., “Maka Kami telah memperkenankan do'anya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” [QS. Al Anbiyaa`: 88] Siapa saja dari orang mukmin yang mengucapkan do’a ini dalam sakitnya, walaupun ia sakit sebanyak empat puluh kali, kemudian dia mati dalam sakitnya itu, maka ia mendapatkan pahala orang syahid dan jika dia sembuh, maka ia sembuh dengan diampuni dosanya.” [HR. Al Hakim (1/506)]

Anas bin Malik ra. berkata,
Suatu ketika aku duduk bersama Rasulullah Saw. Di dekat kami ada seorang laki-laki sedang berdiri menjalankan shalat, kemudian ruku’, sujud dan seterusnya, pada waktu tasyahud akhir dia berdo’a, dengan do’a berikut, “Allahumma inni as`aluka bi`anna lakal hamdu, laa ilaaha illa anta al mannan, badi’us samawati wal ardhi, dzal jalali wal ikram, ya hayyu ya qayyum, inni as`aluka”,
(artinya: “Ya, Allah! aku meminta kepada-Mu dengan segala pujian yang Engkau miliki, tiada Tuhan selain Engkau. Engkau Maha Pemberi, Pencipta langit dan bumi, Pemilik kebesaran dan keagungan. Wahai, Dzat Yang Maha hidup lagi Mengurus makhluk-nya, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu.”)
Maka Rasulullah Saw. berkata, “Tahukah kalian do’a yang barusan dia ucapkan?” Kami menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu dari kami.” Jawab Rasul, “Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya! Sungguh dia telah berdo’a dengan nama-Nya yang Paling Agung, jika dia berdo’a dengannya, Allah mengabulkannya dan jika dia meminta dengannya, Allah memberinya.” [Sanadnya hasan. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, Abu Dawud (1493) dan At Tirmidzi (3475)]

Obat untuk Sembilan Puluh Sembilan Penyakit
Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa Mengucapkan, “Laa haula walaa quwwata illah billahi”, (artinya “Tiada daya dan melainkan dari Allah,”) maka akan menjadi obat bagi sembilan puluh sembilan penyakit, yang paling ringan adalah penyakit kesedihan.” [HR. Al Hakim, dia berkata, “Shahih sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim.” (1/542)]

Abdullah Ibnu Mas’ud ra. berkata,
Aku duduk di dekat Nabi Saw., kemudian aku mengucapkan, “Laa haula walaa quwwata illah billahi”, (artinya “Tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah,”) Nabi Saw. berkata kepadaku, “Tahukah kamu apa maksud dari kalimat yang baru saja kamu ucapkan?” Aku berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Nabi Saw. berkata, “Tidak ada daya untuk menghindari kemaksiatan, kecuali dengan perlindungan dari Allah dan tidak ada kekuatan untuk taat kepada Allah, kecuali dengan pertolongan-Nya. Demikian Jibril as. memberitahuku.” [HR. Bukhari (661) dan Muslim (7204)]

Jika Engkau Menjaga Do’a ini, maka Engkau Meninggal Tanpa Terkena Musibah
Siapa saja yang di antara do’anya adalah: “Allahumma ahsin ‘aqibatanaa fil umuuri kulliha wa ajirna min khizyid dunya wa ‘adzabil aakhirati”,
(artinya: “Ya, Allah! perbaikilah hasil semua urusan kami dan jauhkanlah kami dari kenistaan dunia dan siksa akhirat.”)
Jika ia mati, maka ia mati tanpa tertimpa musibah.” [HR. Ath Thabrani, Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan Al Hakim. Perawi-perawi dari Ath Thabrani tsiqat]

Dzikir untuk Mendatangkan Rezeki dan Menolak Kesempitan dan Musibah
Allah Swt. berfirman mengisahkan tentang Nabi Nuh As,
“Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,  membanyakkan harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” [QS. Nuuh: 10-12]

Dalam beberapa kitab musnad diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw. bersabda, artinya:
Barangsiapa yang menjaga istighfar (senantiasa membacanya, tidak pernah meninggalkan), maka Allah menjadikan baginya kelapangan dari setiap kesempitan dan jalan keluar dari semua kerumitan serta memberikan baginya rezeki dari arah yang tidak dia sangka-sangka.” [HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban dan An Nasa’i dari riwayat Ibnu Abbas. Ibnu Hibban Menshahihkan hadits ini]

Dzikir untuk Menjaga Harta dan Ketika Rezeki Tidak Kunjung Datang
Allah Swt. berfirman mengisahkan dua orang berikut, artinya:
Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu: "Maasyaa Allah, laa quwwata illaa billah
(sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” [QS. Al Kahfi: 39]

Dzikir untuk Menolak Hutang dan Berharap untuk Melunasinya
At Tirmidzi meriwayatkan dari Ali ra. bahwa pada suatu hari dia didatangi oleh seorang budak mukatab (budak yang bisa membebaskan diri dari perbudakan dengan syarat harus menebus kebebasannya dengan uang). Budak tersebut berkata kepada Ali, “Aku tidak mampu menebus harga kebebasanku, tolonglah aku!” Ali berkata, “Maukah engkau aku ajari dengan beberapa kalimat yang diajarkan Rasulullah Saw. kepadaku, seandainya engkau memiliki hutang sebesar gunung Uhud, niscaya Allah akan melunasi hutangmu. Ucapkanlah, “Allahumma ikfinii bi halalika ‘an haraamika, waghninii bi fadhlika ‘amman siwaaka”,
(artinya: “Ya, Allah! Jadikanlah aku merasa cukup dengan yang Engkau halalkan dari apa yang Engkau haramkan dan perkayalah aku dengan anugerah-Mu sehingga aku tidak butuh selain diri-Mu.”) [At Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.”]

Do’a ketika Melihat Orang yang Tertimpa Musibah
Abu Hurairah ra. meriwayatkan dari Nabi Saw., beliau bersabda, artinya:
Siapa saja melihat orang yang tertimpa musibah, kemudian mengucapkan, “Alhamdulillahi alladzi ‘afanii mimma ibtalaaka bihi, wa fadhdhalanii ‘ala katsiirin min khalqihi tafdhilaa”,
(artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari musibah yang Allah cobakan kepadamu dan yang telah melebihkanku dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk-Nya.”)
Maka ia tidak akan tertimpa musibah tersebut.” [At Tirmidzi berkata, “Hadits ini hadits hasan.”]

Do’a ketika Kehilangan Sesuatu
Ibnu Umar ra. ditanya tentang barang yang hilang, maka dia berkata, “Berwudlulah, kemudian shalatlah dua raka’at! Setelah itu bacalah tasyahud dan ucapkanlah do’a berikut, “Allahumma raadi adh dhallah, haadi adh dhalaalah, tahdi min adh dhalaal, rudda ‘alayya dhallatii, bi ‘izzatika wa sulthanika, fa`innaha min fadhlika wa ‘atha`iku”,
(artinya: “Ya, Allah! Pengembali yang tersesat, pemberi petunjuk bagi orang yang tersesat. Engkau memberi petunjuk dari kesesatan. Kembalikanlah kepadaku barangku yang hilang dengan keagungan dan kekuasaan-Mu, karena barang itu berasal dari anugerah dan pemberian-Mu.” [Al Baihaqi berkata, “Hadits ini mauquuf dan derajatnya hasan.”]

Do’a ketika Masuk Pasar
Umar bin Khattab ra. berkata,
Rasulullah Saw. bersabda, ‘Siapa saja yang masuk pasar kemudian mengucapkan: “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyii wa yumiitu wahuwa hayyun laa yamuutu bi yadihil khairi wahuwa ‘ala kulli syain qadiir”,
(artinya “Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nyalah segala kerajaan dan pujian, Yang menghidupkan dan mematikan dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Hidup tidak tersentuh kematian. Di tangan-Nya tergenggam segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.’”)
Maka Allah mencatat untuknya satu juta kebaikan, menghapus satu juta kejahatan dan mengangkat derajatnya satu juta tingkatan.” (HR. At Tirmidzi)

Dzikir Penghilang Kesedihan, Kesusahan dan keresahan
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra.,
ketika Rasulullah Saw. mengalami kesedihan beliau mengucapkan, “Laa ilaha illallah, al ‘adziim al haliim, laa ilaha illallah rabbil ‘arsyil kariim”,
(artinya: “Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tiada Tuhan selain Allah Tuhan ‘Arsy Yang Mulia.”) [HR. Bukhari-Muslim]

Dari Anas ra.
sesungguhnya apabila Rasulullah Saw. sedang dirundung masalah, beliau mengucapkan, “Ya, hayyu ya, qayyuum, birahmatika astaghitsu”,
(artinya: “Ya, Allah Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurus Makhluk-Nya. Dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan.”) [Sunan At Tirmidzi]

Abu Hurairah ra. mengatakan bahwa
apabila Rasulullah Saw. sedang menghadapi masalah yang berat, beliau menengadahkan kepalanya ke langit sambil mengucapkan, “Subhanallahil ‘adzim” (Maha Suci Allah lagi Maha Agung). Apabila beliau bersungguh-sungguh dalam do’a, beliau mengucapkan, “Ya, hayyu ya, qayyum”, (Wahai Dzat Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri). [Sunan At Tirmidzi]

Diriwayatkan dari Abu Bakrah ra., artinya:
Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda, ‘Do’anya orang yang tertimpa kesusahan adalah: “Allahumma rahmataka arjuu, fala takilnii ilaa nafsii tharfata ‘ainin, wa ashlih lii sya`nii kullihi, laa ilaha illa anta”,
(artinya: “Ya, Allah! Aku hanya mengharapkan rahmat-Mu, jangan tinggalkan aku bersama nafsuku sekejappun dan perbaikilah semua urusanku. Tiada Tuhan selain Engkau.”) [Sunan Abu dawud]

Diriwayatkan dari Asma` binti ‘Umais dia berkata,
Rasulullah Saw. bersabda, ‘Maukah engkau aku ajarkan kalimat untuk diucapkan ketika tertimpa kesusahan? Ucapkanlah: “Allahu rabbi, laa usyriku bihi syaian”,
(artinya “Wahai, Allah! Engkaulah Tuhanku. Aku tidak menyekutukan-Mu dengan sesuatu apapun.” [Sunan Abu dawud]

Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra. dia berkata,
Rasulullah Saw. bersabda, “Inilah do’a yang diucapkan oleh Dzun Nuun ketika berada dalam perut ikan: “Laa ilaha illa anta subhaanaka innii kuntu minadz dzalimiin”,
(artinya: “Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim.”) Siapa saja yang berdo’a dengan do’a ini untuk mendapatkan sesuatu, niscaya akan dikabulkan.” [Sunan At Tirmidzi]

Do’a Istikharah
Diriwayatkan dari Jabir ra. dia berkata,
Rasulullah Saw. mengajarkan do’a istikharah (minta diberikan petunjuk yang terbaik dalam suatu masalah) kepada kami, sebagaimana beliau mengajarkan sebuah surat Al Qur’an. Apabila salah seorang dari kalian menghadapi suatu masalah yang sulit, maka kerjakanlah shalat selain shalat wajib, kemudian bacalah do’a berikut: “Allahumma innii astakhiruka bi’ilmika, wa astaqdiruka biqudratika, wa as`aluka min fadhlika al ‘adhim. Fainnaka taqdir walaa aqdir, wa ta’lam walaa a’lam, wa anta ‘allamul ghuyuub. Allhumma in kunta ta’lam anna hadzal amra ... khairan lii fii dinii wa ma’asyii wa ‘aqibatu amrii, faqdirhu lii, wa yassirhu lii tsumma baarik lii fiihi. Wa inkunta ta’lama anna hadzal amra syarran lii fii dinii wa ma’asyii wa ‘aqibatu amrii, fashrifhu ‘anni washrifnii ‘anhu, waqdir lii al khaira khaitsu kaana tsumma radhdhinii bihi”,
(artinya: “Ya, Allah! Aku minta petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku minta kekuatan kepada-Mu dengan kekuatan-Mu dan aku meminta-Mu dengan rahmat-Mu yang agung. Sesungguhnya Engkau Maha Kuat sedangkan aku lemah, Engkau Maha Tahu sedangkan aku bodoh dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Ya, Allah! Jika Engkau tahu bahwa perkara ini –menyebutkan keperluannya- baik bagi agamaku, kehidupanku dan akhiratku, maka berikanlah padaku, mudahkanlah untukku kemudian berilah keberkahan untukku dalam perkara ini. Jika Engkau tahu bahwa perkara ini buruk bagi agamaku, kehidupanku dan akhiratku, maka hindarkanlah dariku dan jauhkanlah aku darinya. Berilah aku kebaikan di mana saja. Kemudian ridhailah aku dalam perkara ini.” [Shahih Bukhari]

Istikharah adalah meminta kebaikan kepada Allah, sebagaimana disebutkan dalam al Hikam. Dalam an Nihayah dikatakan khaarallahu laka, jika Allah memberikan yang terbaik bagimu.
Para ulama mengatakan bahwa meminta petunjuk kebaikan kepada Allah dianjurkan dengan melakukan shalat dan do’a yang tersebut di atas. Shalatnya adalah shalat sunnah dua raka’at. Dianjurkan pula untuk menggabungkan dengan shalat sunnah lainnya seperti dengan shalat sunnah sebelum dan setelah shalat wajib, shalat sunnah ketika masuk masjid dan lainnya. Pada raka’at pertama setelah membaca Surat Al Fatihah, membaca Qul Ya ayyuhal kaafiruun. Pada raka’at kedua setelah Al Fatihah membaca Qul Huwallahu Ahad. Jika tidak mampu shalat maka bisa dengan do’a. Dianjurkan memulai dengan do’a yang tersebut di atas dan menutupnya dengan Shalawat kepada Nabi Saw. Istikharah dianjurkan dalam semua perkara, sebagaimana dinyatakan dalam hadits shahih. Apabila telah melakukan istikharah, maka lakukanlah apa yang telah dibukakan dalam hatimu atau yang mantap dalam hatimu. Wallahu a’lam.

Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash dari Nabi Saw. beliau bersabda,
Di antara kebahagian manusia adalah istikharah (minta petunjuk kebaikan) kepada Allah dan menerima dengan lapang dada ketentuan Allah. Sedangkan di antara kesengsaraan manusia adalah meninggalkan istikharah (minta petunjuk) kepada Allah dan benci terhadap ketentuan Allah.” [Musnad Imam Ahmad]

Do’a Mengenakan Pakaian yang Baru
Ya, Allah! segala puji bagi-Mu. Engkau telah mengenakanku dengan pakaian ini. Aku memohon kepada-Mu kebaikan pakaian ini dan kebaikan yang dibuat untuknya dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan pakaian ini dan kejahatan yang dibuat untuknya.” [HR. Abu Dawud, At Tirmidzi dan Al Baghawi]

Do’a sebelum Wudlu
Dengan menyebut nama Allah”. [Diriwayatkan oleh semua pengarang kitab Sunan, An Nasa`i menyebutkannya dalam ‘Amalul yaum wal lailah]

Do’a setelah Wudlu
Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.” [HR. Muslim (1/902)]

Ya, Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang ahli taubat dan orang-orang yang selalu menjaga kesucian.” [HR. At Tirmidzi (1/78). Lihat Shahih At Tirmidzi (1/18)]

Maha Suci Engkau, Ya Allah! Dengan pujian-Mu aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Aku memohon ampunan kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” [HR. An Nasa`i dalam irwa`ul Ghalil, (1/135, 2/94)]

Do’a Keluar dari Rumah
Dengan menyebut asma Allah, aku bergantung kepada-Nya. Tiada daya dan kekuatan melainkan berasal dari Dia.” [HR. Abu Dawud (4/325), At Tirmidzi 5/490. lihat Shahih At Tirmidzi (3/151)]

Ya, Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, dari menyesatkan atau disesatkan, merendahkan atau direndahkan, mendzalimi atau didzalimi, membodohi atau dibodohi.” [HR. Semua pengarang kitab Sunan, lihat Shahih At Tirmidzi (3/152) dan Shahih Ibnu Majah (3/336)]

Do’a Masuk Rumah
Dengan menyebut nama Allah kami masuk dan dengan menyebut nama Allah kami keluar dan kepada-Nya kami bertawakkal.” [HR. Abu Dawud dengan sanad shahih (4/325)]

Do’a Gelisah dan Takut dalam Tidur dan Orang yang Ditimpa Kekhawatiran
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari amarah-Nya, siksa-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari bisikan-bisikan syetan dan aku berlindung pula dari kedatangan mereka kepadaku." [HR. Abu Dawud (4/12) dan lihat Shahih At Tirmidzi (3/171)]

Do’a Orang yang Tertimpa Keraguan dalam Shalatnya atau dalam Bacaannya
Ustman bin Al Ash ra. berkata kepada Rasulullah Saw., “Ya, Rasulullah! Sesungguhnya syetan mengganggu shalat dan bacaanku sehingga membuatku ragu.” Jawab Rasulullah Saw., “Itu adalah syetan yang bernama “Janzab” apabila engkau merasakan kehadirannya, maka berlindunglah kepada Allah dari godaannya, lalu meludahlah ke arah kirimu tiga kali.” [HR. Muslim (4/1729)]

Do’a Orang yang Kesulitan dalam Menghadapi suatu Perkara
Ya, Allah! Tidak ada kemudahan, kecuali yang Engkau jadikan mudah dan Engkau jadikan kesedihan menjadi kemudahan, jika Engkau kehendaki”. [HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya (427), Ibnu As Sunni (351). Al Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Hadits shahih.”]

Do’a Orang yang Berbuat Dosa
Tidak ada seorang hamba yang berbuat dosa, kemudian dia membersihkan diri, lalu mengerjakan shalat dua raka’at setelah itu meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah mengampuninya”. [HR. Abu Dawud (2/86), At Tirmidzi (2/257) dan Shahih Al jami’ (5/173)]

Do’a untuk Menolak Bisikan-Bisikan Syetan
“Meminta perlindungan kepada Allah dari gangguan syetan seperti dengan membaca ta’awwudz”.
“Adzan”.
“Dzikir-dzikir yang diajarkan oleh Nabi Saw. dan membaca Al Qur’an”. [HR. Muslim (1/291) dan Bukhari (1/11)]

“Rasulullah Saw. bersabda, artinya:
Jangan engkau jadikan rumah kalian seperti kuburan, sesungguhnya syetan menghindar dari rumah yang dibacakan Surat Al Baqarah.” [HR. Muslim (1/539)]

Do’a ketika Takut Menghadapi Suatu Kaum
Ya, Allah! Lindungilah aku dari kejahatan mereka, dengan perantara apa saja yang Engkau kehendaki”. [HR. Muslim (4/2300)]

Do’a ketika Mendapatkan Hal yang Menggembirakannya
Nabi Saw. apabila mendapatkan hal yang menggembirakannya atau gembira disebabkan suatu hal, beliau sujud syukur, menghaturkan rasa syukur kepada Allah Swt.” [HR. Para penulis buku Sunan, An Nasa’i dan Ibnu Majah dalam Shahihnya (1/233) dan dalam Irwa`ul Ghaliil (2/226)]

Mendo’akan Orang yang Dimaki
Abu Hurairah ra. berkata, “Aku mendengar Nabi Saw. bersabda, ‘Ya, Allah! Siapa saja orang mukmin yang pernah aku maki, maka jadikanlah hal itu sebagai pahala baginya yang bisa mendekatkannya kepada-Mu pada hari Kiamat.’” [HR. Bukhari dalam Fathul Bari (11/71) dan Muslim (4/207) redaksinya, “Jadikan makianku sebagai pembersih dan rahmat baginya.”]

Do’a dan Pujian kepada Allah

1 komentar:

  1. Artikel ini kurang sempurna, akibat tidak disertakan tulisan huruf Arabnya.

    BalasHapus

Spirit 212, Spirit Persatuan Umat Islam Memperjuangkan Qur'an Dan Sunnah

Unduh BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam